Akademisi Sebut Pemangkasan Eselon Berdampak pada Masa Depan Karier ASN

Senin, 04 November 2019 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan, pemangkasan eselon di lingkungan birokrasi pemerintahan akan berdampak pada masa depan karir aparatur sipil negara (ASN).

"Bagi saya, ide tentang ini di birokrasi pemerintahan justru akan mematikan jenjang karir dan membunuh masa depan ASN," kata dia, di Kupang, Minggu (3/11), dikutip Antara.

Baca Juga:

Mendagri Tito: ASN Lulusan IPDN Jangan Kerja Untung-untungan


Dia mengemukakan hal itu, berkaitan pemangkasan eselon ASN, dan bagaimana mengelola agar birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik dapat menjadi ramping dan tidak merugikan publik. Pemerintah akan menghapus eselon III dan IV, sehingga dalam struktur birokrasi hanya ada eselon II saja.

"Jika demikian halnya, maka pertanyaannya adalah jenjang karir seperti apa seseorang dapat menduduki jabatan eselon II?" Ahmad Atang mempertanyakan.

Ahli dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang MSi. ANTARA/Bernadus Tokan
Ahli dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang MSi. ANTARA/Bernadus Tokan

Menurut dia, pola rekrutmen jabatan tinggi pratama atau eselon II adalah mereka yang menduduki jabatan pada eselon III sebagai syarat. Jika eselon III dihapus, kata dia, maka jenjang karir eselon II menjadi rancu karena dalam birokrasi mesti ada kepala yang melaksanakan tugas manajerial.

Selain itu, ada eselon III dan IV untuk melaksanakan tugas teknis sesuai bidang dan ada staf.

Jika semua menjadi staf maka pola koordinasi berjenjang menjadi stagnan, dan secara struktural tidak ada hubungan kedinasan, hubungan kooordinasi dan hubungan fungsional.

Karena itu, wacana soal perampingan masti dikaji lebih bijaksana karena tidak semua instansi pemerintah terhambat pelayanan dengan kondisi sekarang.

Ia mengatakan, justru dengan perampingan akan mengaburkan rentang tugas dalam suatu lembaga pemerintah.

Baca Juga:

Isi Seminar di Ponpes Al Muayyad, Presiden Jokowi Ajak Santri Tidak Jadi ASN

Atang juga mempertanyakan, apakah sistem kepangkatan yang dimiliki ASN hanya berlaku untuk sistem penggajian saja atau juga untuk sistem karir.

Padahal, aparatur sipil negara (ASN) tidak bekerja untuk mendapatkan upah semata-mata, akan tetapi mereka juga bekerja untuk mengejar karier.

ASN lingkup Pemerintah Kota Parepare yang tidak hadir saat upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN) pada 17 Oktober lalu di Ruang Data Kantor Wali Kota Parepare, Selasa (29/10/2019) FOTO/HO/Humas Pemkot Pare-pare
ASN lingkup Pemerintah Kota Parepare yang tidak hadir saat upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN) pada 17 Oktober lalu di Ruang Data Kantor Wali Kota Parepare, Selasa (29/10/2019) FOTO/HO/Humas Pemkot Pare-pare

"Bahwa ada yang belum tentu sampai ke eselon II, namun dengan penghargaan karier pada eselon III dan IV akan memberikan kepuasan bagi ASN atas capaian jenjang karier tersebut ketika pensiun," katanya.

Atang mengatakan, jika eselon III dan IV dihapus maka akan membentuk stigma jika posisi ASN akan berakhir menjadi staf. Jika itu yang terjadi maka negara telah membunuh masa depan ASN. (*)

Baca Juga:

Isi Seminar di Ponpes Al Muayyad, Presiden Jokowi Ajak Santri Tidak Jadi ASN

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan