Akademisi Sebut Pemangkasan Eselon Berdampak pada Masa Depan Karier ASN


Aparatur Sipil Negara (ASN). (Antara/HO/Ist)
MerahPutih.com - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan, pemangkasan eselon di lingkungan birokrasi pemerintahan akan berdampak pada masa depan karir aparatur sipil negara (ASN).
"Bagi saya, ide tentang ini di birokrasi pemerintahan justru akan mematikan jenjang karir dan membunuh masa depan ASN," kata dia, di Kupang, Minggu (3/11), dikutip Antara.
Baca Juga:
Mendagri Tito: ASN Lulusan IPDN Jangan Kerja Untung-untungan
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan pemangkasan eselon ASN, dan bagaimana mengelola agar birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik dapat menjadi ramping dan tidak merugikan publik. Pemerintah akan menghapus eselon III dan IV, sehingga dalam struktur birokrasi hanya ada eselon II saja.
"Jika demikian halnya, maka pertanyaannya adalah jenjang karir seperti apa seseorang dapat menduduki jabatan eselon II?" Ahmad Atang mempertanyakan.

Menurut dia, pola rekrutmen jabatan tinggi pratama atau eselon II adalah mereka yang menduduki jabatan pada eselon III sebagai syarat. Jika eselon III dihapus, kata dia, maka jenjang karir eselon II menjadi rancu karena dalam birokrasi mesti ada kepala yang melaksanakan tugas manajerial.
Selain itu, ada eselon III dan IV untuk melaksanakan tugas teknis sesuai bidang dan ada staf.
Jika semua menjadi staf maka pola koordinasi berjenjang menjadi stagnan, dan secara struktural tidak ada hubungan kedinasan, hubungan kooordinasi dan hubungan fungsional.
Karena itu, wacana soal perampingan masti dikaji lebih bijaksana karena tidak semua instansi pemerintah terhambat pelayanan dengan kondisi sekarang.
Ia mengatakan, justru dengan perampingan akan mengaburkan rentang tugas dalam suatu lembaga pemerintah.
Baca Juga:
Isi Seminar di Ponpes Al Muayyad, Presiden Jokowi Ajak Santri Tidak Jadi ASN
Atang juga mempertanyakan, apakah sistem kepangkatan yang dimiliki ASN hanya berlaku untuk sistem penggajian saja atau juga untuk sistem karir.
Padahal, aparatur sipil negara (ASN) tidak bekerja untuk mendapatkan upah semata-mata, akan tetapi mereka juga bekerja untuk mengejar karier.

"Bahwa ada yang belum tentu sampai ke eselon II, namun dengan penghargaan karier pada eselon III dan IV akan memberikan kepuasan bagi ASN atas capaian jenjang karier tersebut ketika pensiun," katanya.
Atang mengatakan, jika eselon III dan IV dihapus maka akan membentuk stigma jika posisi ASN akan berakhir menjadi staf. Jika itu yang terjadi maka negara telah membunuh masa depan ASN. (*)
Baca Juga:
Isi Seminar di Ponpes Al Muayyad, Presiden Jokowi Ajak Santri Tidak Jadi ASN
Bagikan
Berita Terkait
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Terungkap! 62 Persen ASN DKI Obesitas, Dinas Kesehatan Langsung Turun Tangan

Wagub Rano Klarifikasi Ucapannya Bakal Potong Tukin ASN yang Telat Masuk akibat Antar Anak Sekolah

Ironi Pendidikan: Menteri Imbau Antar Anak Sekolah, Wagub DKI Malah Ancam Potong Tukin

Gubernur Jakarta Bakal Sanksi Tegas ASN yang Masih Naik Kendaraan Pribadi Hari Rabu

Trik Gubernur Jakarta Buat ASN Mau Pindah ke Transportasi Umum, Para Abdi Negara Wajib Tahu Nih!

Terungkap! Fleksibilitas Kerja ASN Bukan WFA, Begini Penjelasan Mengejutkan KemenpanRB

Pemprov DKI Diminta Objektif ke ASN yang akan Menerapkan Sistem WFA
