Airlangga Bicarakan Proyek Giant Sea Wall Pantai Utara Jawa Dengan Belanda

Sabtu, 04 Mei 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Belanda Karien Van Gennip yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial dan Tenaga Kerja.

Kedua menteri tersebut membicarakan sejumlah isu strategis dan kerja sama kedua negara, baik di tingkat bilateral, antar kawasan maupun multilateral.

Airlangga mengangkat potensi kerja sama dengan Belanda dalam proyek strategis pembangunan Giant Sea Wall di pantai utara Jawa. Kerja sama ini disambut dengan baik oleh Wakil PM Van Gennip.

"Belanda telah mempunyai pengalaman panjang dalam membangun bendungan dan dam. Dengan senang hati, kami siap untuk berkontribusi dalam proyek strategis tersebut," tanggap Wakil PM Van Gennip, yang dikutip Sabtu (4/5).

Baca juga:

Pemprov DKI Janji Perbaiki Tanggul yang Jebol di Pantai Utara Jakarta

Selain itu, diskusi juga menyentuh isu-isu kerja sama lainnya, seperti tindak lanjut implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP), dan perkembangan kerja sama dalam bidang keuangan.

Airlangga juga menyambut baik dukungan kuat Belanda terhadap proses aksesi Indonesia ke OECD. Keanggotaan Indonesia di OECD merupakan prioritas strategis Pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Pemerintah Indonesia bertekad untuk memenuhi semua persyaratan keanggotaan. Wakil PM Belanda mengapresiasi komitmen tersebut dan menyampaikan kesediaannya untuk mendukung aksesi Indonesia ke OECD.

"Belanda berkomitmen untuk terus mendukung upaya dan langkah-langkah Indonesia dalam proses keanggotaan OECD. Kami juga dapat berbagi pengalaman dan best practices dalam melakukan reformasi struktural domestik," ujar Wakil PM Van Gennip.

Baca juga:

Airlangga Tegaskan Jokowi dan Keluarganya Sudah Jadi Bagian Golkar

Dalam pembahasan perkembangan perundingan Indonesia-EU CEPA, kedua menteri sepakat CEPA merupakan game changer dalam upaya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dan Uni Eropa (UE). Untuk itu, perlu dilakukan percepatan penyelesaian perundingan.

"Perlu dilakukan langkah-langkah terobosan untuk mempercepat penyelesaian perundingan yang sudah berlangsung selama delapan tahun," ungkap Airlangga.

Pertemuan ini terjadi di sela-sela kegiatan Tingkat Menteri Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris, Perancis. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan