7 Mitos dan Fakta Tentang Bunuh Diri, Pernah Dengar?
Selasa, 25 Juli 2017 -
ADA beberapa mitos dan fakta tentang bunuh diri. Apa saja mitos dan fakta tersebut? Ini jawabannya.
1. Mitos : Masa remaja bebas dari masalah hidup.
Fakta : Masa remaja merupakan saat di mana hidup ibarat roller-coaster.
2. Mitos : Orang yang bicara tentang bunuh diri tidak akan pernah melakukannya.
Fakta : Ketika seseorang bicara tentang bunuh diri, ia mungkin memberi sinyal ucapannya itu tidak boleh diabaikan. Ini merupakan salah satu bentuk meminta bantuan.
3. Mitos : Bicara kepada seseorang mengungkapkan hasrat bunuh diri akan mendorongnya bunuh diri.
Fakta : Meminta seseorang mengungkapkan hasrat bunuh diri justru akan membuatnya merasa akhirnya ada juga orang lain yang dapat merasakan luka hatinya. Dan ini akan melenyapkan hasrat bunuh dirinya.
4. Mitos : Orang bunuh diri hanya untuk mencari perhatian.
Fakta : Bunuh diri merupakan indikator bahwa semua bantuan yang diberikan kepada pelaku diri telah gagal.
5. Mitos : Ada tipe orang tertentu yang berhasrat bunuh diri.
Fakta : Hasrat bunuh diri bisa muncul pada siapapun. Upaya bunuh diri di lingkungan keluarga dapat meningkatkan risiko bunuh diri di keluarga tersebut.
6. Mitos : Semua pelaku bunuh diri mengalami gangguan jiwa dan bunuh diri merupakan tindakan yang dilakukan orang sakit jiwa.
Fakta : Meski merasa amat tidak bahagia, orang yang bunuh diri tidak selamanya mengalami gangguan kejiwaan.
7. Mitos : Semua orang yang berhasrat bunuh diri ingin mengakhiri hidupnya dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
Fakta : Banyak orang yang berhasrat bunuh diri mengalami dilema untuk menjawab pertanyaan "Saya ingin mati?" atau "Saya ingin hidup?"
Dari tujuh mitos dan fakta tersebut, Anda pernah dengar yang mana? (*)
Sumber: colostate.edu
Baca juga artikel mengenai kasus bunuh diri akibat gangguan kejiwaan pada artikel Dua Wanita Yang Bunuh Diri Di Apartemen Gateway Idap Gangguan Jiwa.