5 Kabupaten/Kota di Bali Terendam Banjir, Dampak Siklon 93S

Selasa, 16 Desember 2025 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Lima kabupaten/kota di Bali terendam banjir sebagai dampak bibit Siklon 93S. Banjir sudah terjadi sejak Kamis (11/12).

Hal ini seperti disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali.

:Yang pertama kejadian luapan atau banjir di Karangasem, besoknya (Minggu 13/12) kita kejadian di Denpasar dan Badung, lalu kemarin (Senin 15/12) Gianyar dan Jembrana dan ancaman ini masih berpotensi beberapa hari ke depan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya di Denpasar, Selasa (16/12), dikutip dari Antara.

Ia menambahkan bahwa curah hujan tinggi dan angin masih akan terjadi. Itu meski Siklon 93S menjauh dari khatulistiwa.

Secara rinci, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya mengatakan bahwa bencana banjir akibat luapan sungai di Karangasem berdampak ke 50 Kepala Keluarga (KK) dan dua bangunan sekolah.

Baca juga:

Pemerintah Tegaskan Kerahkan Berbagai Sumber Daya Tangangi Bencana Banjir Sumatera

“Kemudian di Denpasar terdapat 20 titik banjir dan di Badung 14 titik, jadi cukup banyak walaupun tidak sebanyak pada bulan September dan itu titiknya berbeda karena karakter hujannya berbeda,” ujar Gede Teja.

Adapun di Gianyar, banjir merendam lima titik jalan utama dengan tinggi melebihi satu meter dan membuat tembok rumah warga runtuh sehingga menutup akses jalan raya.

“Kalau di Gianyar juga kemarin ada yang luka satu orang, tapi tidak ada pengungsian semua ada di rumah, tapi banyak rumah terdampak, di sana banyak tempat yang memang wilayah peta banjir, cuma sekarang eskalasinya, kalau dulu biasa di bawah lutut sekarang naik, ada yang sepinggang,” ucapnya.

Kemudian di Jembrana bencana banjir terjadi di empat desa disertai pohon tumbang dan banjir di jalur utama Denpasar-Gilimanuk.

BPBD Bali mendata ada satu korban meninggal dunia yang merupakan WNA perempuan dengan identitas yang masih ditelusuri, kemudian terdampak banjir sekitar 191 KK masyarakat dan 150 wisatawan.

“Yang WNA kronologisnya diduga membawa sepeda motor lalu terpeleset terseret arus, kemudian pagi itu dievakuasi, kemudian wisatawan lebih dari 150 juga tidak mengungsi cuma pindah penginapan, ada check out, ada juga memang waktu liburnya berakhir, tapi ada juga yang mempercepat liburnya,” kata Gede Teja.

BPBD Bali menjelaskan karakter Siklon 93S berbeda dengan Gelombang Rosby yang menyebabkan banjir besar pada September lalu, namun dampak siklon terhadap curah hujan dan angin patut diwaspadai.

Tak ingin menyalahkan cuaca ekstrem, BPBD Bali juga mengakui bencana banjir turut disebabkan oleh daya dukung lingkungan yang kurang.

“Daya dukung lingkungan belum siap, belum sesuai dengan kemampuan mengalirkan air dengan baik, tata ruangnya, sistem drainasenya, memang perlu rekayasa sistem drainase untuk mengantisipasi curah hujannya,” kata dia. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan