10 Provinsi Catat Lonjakan Kasus COVID-19
Senin, 24 Mei 2021 -
MerahPutih.com - Penyebaran COVID-19 di Indonesia sepertinya sulit dihentikan. Buktinya, penambahan kasus terus terjadi meski sejumlah kebijakan diterapkan.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan, terdapat 10 provinsi yang mengalami tren kenaikan kasus aktif.
Baca Juga
Ditutup Karena COVID-19, Perbatasan RI-Papua Nugini Segera Dibuka
Provinsi tersebut meliputi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, NTB, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara.
“Tren persentase kasus aktif dan 23 provinsi yang lain tren menurun dan ada satu provinsi dengan angka kasus aktif yang tetap,” Dewi dalam keteranganya di Jakarta, Senin (24/5).
Tak hanya itu, banyak provinsi yang mengalami kenaikan angka kematian.
Provinsi yang dimaksud adalah Aceh, Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Riau, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, NTT, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Jambi, dan Kalimantan Barat.

Menurut Dewi, dari total 34 provinsi, hanya ada 9 provinsi yang mengalami penurunan angka kematian.
Hal ini tak lepas dari mobilitas penduduk di 34 provinsi yang terjadi 3 minggu pada saat pelaksanaan bulan Ramadan dan satu minggu setelah Idul fitri. Sebab, terdapat kenaikan mobilitas di pusat perbelanjaan sebanyak rata-rata 37,93%.
Lalu, setelah Idul Fitri angkanya berkisar pada 16,37% yang terjadi di 31 provinsi. Angka pergerakan penduduk ke pusat perbelanjaan selama 7 hari terakhir rata-rata 16,37%.
Angka pergerakan ini paling besar terjadi di Maluku Utara 39,9%, Bengkulu 38%, Sumatera Barat, Jawa Tengah 35,7%, dan Lampung 35,1%.
“Semua titernya sama terjadi pada tanggal 12 Mei atau H-1 sebelum Hari Raya Idul Fitri,” ucapnya.
Sementara untuk mobilitas di tempat wisata, Dewi menyebutkan, terdapat 28 provinsi yang menunjukan kenaikan aktivitas mobilitas ke tempat wisata pasca Idulfitri 13-19 Mei 2021 dengan rata-rata kenaikan 19,76%.
Dengan rentang 0,7%-46%. Paling tinggi terjadi di Banten 46,6%, diikuti Jawa Barat 45,9%, Jateng 40,9%, Gorontalo 37,3%, dan Sulawesi Tengah 35,9%.
Lalu, angka pemeriksaan spesimen sempat mengalami tren penurunan pada saat libur panjang Lebaran. Hal ini terjadi karena jumlah laboratorium yang beroperasi pada saat libur panjang terbatas.
Dewi menyebut, hal ini juga terlihat dari kenaikan angka pemeriksaan spesimen saat ini. Adapun perbandingan rata-rata jumlah spesimen diperiksa di bulan April dan Mei 2021 tidak terlalu jauh berbeda kurang lebih 62 ribu spesimen diperiksa setiap harinya.
"Sehingga meski angka di bawah bulan April yakni rata-rata orang diperiksa 44.351 per hari sedangkan Mei berada di rata-rata 40.485 per hari,” ucapnya.
Dewi menyebutkan, perlu adanya antisipasi kenaikan kasus aktif. Sebab, berdasarkan grafik, jumlah kasus aktif harian dari awal tanggal 818 Mei 2021 terjadi tren penurunan, yakni dalam waktu 11 hari terjadi penurunan 11.489 kasus.
Namun, pada 19 Mei 2021 mulai melihat adanya tren kenaikan jumlah kasus akif di level nasional dan dalam 4 hari terakhir terjadi kenaikan jumlah kasus aktif sebesar 3.411 .
“Ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa dalam 4 hari terakhir kita sudah melihat adanya tren kenaikan jumlah kasus aktif di level nasional,” kata Dewi.
Menurut Dewi, salah satu hal yang berpengaruh adalah terkait dengan adanya tren mobilitas penduduk. Pasalnya, pada saat diterapkan larangan mudik 6-17 Mei 2021 terjadi penurunan jumlah pergerakan yang sangat signifikan. (Knu)
Baca Juga
Penyebaran COVID-19 Sangat Cepat, Bima Arya Minta Bantuan Menkes