"Logika ekonomi yang lebih kapitalistik sedang berjalan di CFW. Artinya ada semacam proses kapitalisasi," ujarnya.

"Sebaiknya anggaran tersebut dipake untuk rakyat yang terpapar Covid-19 saja. Bila perlu potong gaji mereka. Sekalian juga potong gaji Presiden dan para mentrinya," kata Ubed

"Pemilihan wagub ini menjadi peluang bagi DPRD membangun kepercayaan publik dengan cara libatkan, undang saja resmi kepada KPK dan PPATK untuk mengawasi proses ini," kata Ubedillah

"Ke 4 tokoh nasional yang disebut Kapolri Tito Karnavian sebagai target yang akan dibunuh perusuh itu dramaturgi politik atau panggung depan politik. Berlebihan dan terbaca dramaturginya," kata Ubed

"Kesepakatan soal Wagub DKI menjadi salah satu pintu untuk memperkuat soliditas Gerindra dan PKS untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 02," kata Ubedilah Badrun

Jangan pandang sebelah mata pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan jangan pernah mendikte untuk melakukan reshuffle.

Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Ubedillah Badrun menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet jilid II.

Secara khusus Ubed menyoroti perdebatan beberapa menteri yang demikian terbuka, bahkan tidak jarang perdebatan tersebut menimbulkan kegaduhan politik.

"Managemen pengelolaan negara, pemerintahan masih merah," ujar pengamat politik Ubedilah Badrun.

Jokowi ingin meledek Rizal yang selama ini dianggap sebagai kelompok paling kritis

Persoalan lain yang juga membuat miris adalah bertambahnya hutang negara yang saat ini mendekati Rp 4.000 triliun. Dalam kondisi demikian, agenda dan semangat reformasi semakin jauh dari harapan. Cita-cita reformasi menjasi semakin sulit direalisasikan.

Kepada merahputih.com, analis politik yang akrab disapa Ubed itu menilai reformasi telah dibajak oleh kekuatan dan kelompok pemilik modal.

Analis politik Puspol Indonesia menilai soal reshuffel kabinet bukan hanya sebatas pada bagi-bagi kekuasaan semata, melainkan kepada pengejawantahan visi-misi Presiden Joko Widodo dalam konsep Nawacita.

Mantan aktivis pergerakan 1998 yang kini menjadi dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dicalonkan sebagai Calon Presiden (capres) dalam pemilu presiden (pilpres) tahun 2019