Pengamat Sarankan DPRD Libatkan KPK dan PPATK Dalam Pemilihan Wagub DKI

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 23 Februari 2020
 Pengamat Sarankan DPRD Libatkan KPK dan PPATK Dalam Pemilihan Wagub DKI

Pengamat politik Ubedillah Badrun (Foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menyarankan DPRD DKI Jakarta untuk melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam mengawal proses pemilihan Wagub DKI Jakarta.

Menurutnya, pelibatan KPK dan PPATK bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik dalam proses pemilihan pengganti Sandiaga Uno.

Baca Juga:

Voting Tertutup Kesempatan Cawagub PKS Dulang Suara Tambahan di DPRD

Lebih lanjut, Ubed, demikian sapaan akrabnya, menegaskan kepercayaan publik terhadap DPRD DKI akan meningkatkan jika secara resmi meminta KPK dan PPATK untuk memantau dan mengawasi proses pemilihan Wagub DKI.

Pengamat politik Ubedillah Badrun sarankan pemilihan Wagub DKI libatkan KPK dan PPATK
Pengamat politik dari UNJ Ubedillah Badrun (Foto: Twitter/Ubedilah Badrun)

"Pemilihan wagub ini menjadi peluang bagi DPRD membangun kepercayaan publik dengan cara libatkan, undang saja resmi kepada KPK dan PPATK untuk mengawasi proses ini," kata Ubedillah saat acara diskusi di kawasan Jakarta Pusat.

Dengan ini, DPRD akan mendapatkan keuntungan politis termasuk kepercayaan terhadap proses pemilihan wagub DKI.

Dia menuturkan, melihat peta politik sekarang di DPRD DKI, Nurmansjah butuh menggaet setidaknya 5 fraksi untuk meraih kemenangan. Fraksi yang masih terbuka untuk dilobi yakni Demokrat (10 kursi), PSI (8 kursi), PKB (5 kursi), NasDem (7 kursi), dan PAN (9 kursi).

“Kalau bisa menangkap 5 partai itu mungkin di antara dua calon itu yang akan menang,” imbuhnya.

Sementara itu, Ahmad Riza sedikit diuntungkan karena Gerindra memiliki suara cukup tinggi sebanyak 19 kursi. Saat ini baru fraksi Golkar (6 kursi) yang menyatakan memberikan dukungan.

Namun, pemilik kursi terbanyak, fraksi PDI Perjuangan (25 kursi) santer dikabarkan akan merapat ke Gerindra.

Jika Gerindra berhasil menarik PDI Perjuangan, maka dinilai akan sangat menguntungkan.

“Kira-kira (Gerindra) butuh tiga partai besar di DPRD untuk memenangkan kontestasi (wagub),” pungkas Ubedillah.

Baca Juga:

Hasil Survei LKSP Nurmansjah Lubis Unggul Dari Riza Patria

Sebelumnya, PKS dan Gerindra sama-sama mendorong KPK termasuk PPATK mengawasi proses pemilihan Wagub DKI untuk mencegah terjadinya politik transaksional atau politik uang.

Kedua partai pengusung calon wakil gubernur (Cawagub) ini yakin kehadiran KPK bisa memastikan pemilihan transparan, bukan berdasarkan uang, tetapi berdasarkan kualitas dan integritas.(Knu)

Baca Juga:

Taufik: Riza Patria Siap Serahkan Surat Pengunduran Diri dari DPR

#Pengamat Politik #Ubedilah Badrun #DPRD DKI Jakarta #Wakil Gubernur DKI Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
DPRD Harap Pemprov DKI Jangan Terburu Naikkan Pajak, Warga Sudah Terdampak Usai DBH Dipangkas
Selain kenaikan pajak, masyarakat juga mengkhawatirkan bahwa pengurangan DBH akan berdampak pada pemotongan program subsidi dan Bantuan Sosial
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
DPRD Harap Pemprov DKI Jangan Terburu Naikkan Pajak, Warga Sudah Terdampak Usai DBH Dipangkas
Indonesia
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
William juga menyoroti rendahnya realisasi belanja lainnya berdasarkan data BPKD DKI
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
Indonesia
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Inovasi adalah keharusan bagi BUMD
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Indonesia
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Memang ada beberapa pembangunan yang dirasa belum memungkinkan, sehingga dimundurkan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
Pansus KTR DKI Cabut Larangan Merokok 200 Meter dari Tempat Pendidikan dan Area Anak
Penyediaan ruang merokok tersebut lebih diprioritaskan di area terbuka (outdoor), bukan di dalam ruangan (indoor smoking).
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Pansus KTR DKI Cabut Larangan Merokok 200 Meter dari Tempat Pendidikan dan Area Anak
Indonesia
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menunjukkan perhatian besar terhadap isu pengelolaan sampah
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci
Indonesia
RAPBD DKI 2026 Disesuaikan Jadi Rp 81,2 Triliun, Dana Bagi Hasil dari Pusat Turun Rp 15 Triliun
Ketua DPRD DKI Jakarta pastikan pengurangan anggaran tidak akan mempengaruhi layanan publik yang menyentuh masyarakat secara langsung.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 21 Oktober 2025
RAPBD DKI 2026 Disesuaikan Jadi Rp 81,2 Triliun, Dana Bagi Hasil dari Pusat Turun Rp 15 Triliun
Indonesia
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Ia menekankan bahwa penanganan banjir adalah isu kemanusiaan dan hak warga
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Indonesia
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Ray mencontohkan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Bagikan