Yogyakarta Wajibkan Wisatawan Unduh Aplikasi Sugeng Rawuh Gantikan PeduliLindungi


Malioboro. (Foto: Patricia Vicka/Yogyakarta)
MerahPutih.com - Pemerintah Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerapkan sejumlah ketentuan untuk membatasi dan mengontrol jumlah pengunjung di kawasan Malioboro. Salah satunya mewajibkan pengunjung mengunduh aplikasi Sugeng Rawuh.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pengunjung yang datang ke Malioboro pada akhir pekan mendatang diwajibkan mengunduh aplikasi ini. Kemudian menscan barcode yang ada di Malioboro. Penggunaan aplikasi tersebut dilakukan sebagai pengganti aplikasi PeduliLindungi.
Baca Juga:
PPKM Jakarta Level 2, Masuk Kantor Harus Pakai Aplikasi PeduliLindungi
Dengan aplikasi tersebut, kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro akan dibatasi menjadi maksimal dua jam dan maksimal tiga jam untuk parkir kendaraan wisatawan di tempat khusus parkir (TKP) yang sudah disediakan.
"Kita pakai aplikasi Sugeng Rawuh untuk melakukan pembatasan waktu kunjung wisatawan. Apalagi kami belum mendapat barcode yang terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi," ujar Heroe di Yogyakarta, Selasa (2/11).
Heroe menjelaskan, jumlah kunjungan wisata di kawasan Malioboro dan titik nol km membeludak usai Corona melandai di Kota Budaya ini. Hal ini membuat Pemkot Yogyakarta kesulitan mengontrol jumlah wisatawan. Apalagi Malioboro adalah sebuah kawasan yang punya banyak pintu masuk yang sulit ditutup karena berbatasan langsung dengan rumah penduduk.
"Ada 17 pintu masuk ke Malioboro jadi sangat sulit untuk menjaga atau mengatur arus masuk wisatawan. Makanya dibutuhkan sistem yang terkoneksi dan bisa diakses dengan mudah," katanya.
Ia berharap, penggunaan aplikasi tersebut dapat mengurangi jumlah wisatawan di Malioboro Pihaknya juga dapat mengawasi dan memecah jika munculnya kerumunan.
Kepala UPT Malioboro Ekwanto menjelaskan, akan menambah junlah petugas pengamanan atau JOGOBORO untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik di kawasan legendaris ini.

"Kami juga melakukan sampling acak rapid test antigen untuk wisatawan tiap Sabtu dan Minggu. Masing-masing 100 tes tiap harinya," katanya.
Pada pekan ini, sampling acak akan dilakukan pada sore hari sehingga ada lebih banyak wisatawan yang bisa terjaring.
"Pekan lalu, kami gelar pagi hari sehingga tidak banyak wisatawan yang terjaring karena kondisi Malioboro relatif masih sepi," katanya.
Selain itu, juga disiapkan vaksin untuk wisatawan. Vaksinasi dilakukan tanpa memandang KTP.
"Bisa melayani vaksinasi untuk wisatawan dari kota mana saja," katanya yang juga menyiapkan 100 dosis vaksin tiap hari," katanya. (Patricia Vicka/Yogyakarta)
Baca Juga:
Aplikasi PeduliLindungi Sukses Cegah Kasus Positif Baru COVID-19
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

DPR Desak Pemerintah Kembangkan Wisata Budaya Berbasis Desa

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
