Sains

Yang Terjadi setelah Kita Digigit Nyamuk Wolbachia

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 28 November 2023
Yang Terjadi setelah Kita Digigit Nyamuk Wolbachia

Nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia bisa mengurangi 77 persen kasus DBD. (Foto: Freepik/Jcomp)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

NYAMUK Wolbachia terbukti bisa menurunkan tingkat penularan demam berdarah pada manusia. Berdasarkan studi Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) yang dilakukan di Yogyakarta pada 2011-2023, nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia bisa mengurangi 77 persen kasus DBD dan menurunkan rawat inap karena DBD hingga 86 persen.

Namun, ada efek lain juga yang bisa dialami manusia saat digigit nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ini. Apa saja?

Wolbachia sebenarnya bukanlah jenis nyamuk. Wolbachia adalah bakteri yang sengaja disuntikkan ke nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah. Wolbachia sendiri merupakan jenis bakteri yang bisa hidup di sel-sel serangga. Namun, bakteri ini tidak bisa menular ke manusia.

Mengutip laman fkkmk.ugm.ac.id, peneliti utama riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta Profesor Adi Utarini menjelaskan bahwa nyamuk ini memang bisa menurunkan gejala demam berdarah hingga menurunkan risiko terpapar.

Baca juga:

Mengenal Nyamuk Wolbachia, Inovasi Kemenkes RI Tangani DBD

Gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat kamu digigit nyamuk Wolbachia._(Foto: Freepik/Freepik)
Gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat kamu digigit nyamuk Wolbachia._(Foto: Freepik/Freepik)

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk-nyamuk tersebut efektif memblokir replikasi virus dengue," jelasnya.

Selain itu, akan ada juga efek lain yang bisa dialami manusia karena gigitan nyamuk Wolbachia. Selayaknya gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat kamu digigit nyamuk Wolbachia. Rasa gatal biasanya muncul di area bekas gigitan.

Namun, tak semua orang bakal merasa gatal setelah digigit nyamuk ini. Ada juga orang-orang yang tidak merasakan gatal sama sekali.

Selain gatal, kamu juga bisa mengalami bentol di bekas gigitan nyamuk. Namun, sama dengan efek gatal, bentol ini juga bisa saja tidak muncul.

Baca juga:

Bahaya DBD di Musim Pancaroba

Bintik kemerahan bisa muncul di area bekas gigitan nyamuk ber-Wolbachia. (Foto: Freepik/Freepik)
Bintik kemerahan bisa muncul di area bekas gigitan nyamuk ber-Wolbachia. (Foto: Freepik/Freepik)

Jika selama ini kamu tidak pernah mengalami efek apa pun saat digigit nyamuk, itu juga akan berlaku saat digigit nyamuk ber-Wolbachia.

Bintik kemerahan bisa muncul di area bekas gigitan nyamuk ber-Wolbachia. Namun, sama dengan gatal dan bentol, efek ini juga bisa saja tidak muncul sama sekali.

Yang pasti, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir akan gigitan nyamuk Wolbachia. Pasalnya, bakteri Wolbachia tak akan bisa tumbuh dan berkembang biak di tubuh manusia. (dgs)

Baca juga:

Cuaca Panas Sebabkan Lonjakan DBD dan Virus Baru West Nile

#Nyamuk #Demam Berdarah Dengue #Demam Berdarah #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Indonesia
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta
Biasanya kasus DBD di Jakarta mencapai puncaknya di bulan April-Mei
Wisnu Cipto - Senin, 28 Juli 2025
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Bagikan