Kesehatan

Wimar Witoelar Meninggal Akibat Sepsis, Apa Itu?

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 19 Mei 2021
Wimar Witoelar Meninggal Akibat Sepsis, Apa Itu?

Wimar Witoelar meninggal karena sepsis. (Foto: Instagram/@wimarwitoelar)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KABAR DUKA kembali datang. Kali ini dari Mantan Juru Bicara Presiden Indonesia keempat, Wimar Witoelar. Erna Indriana selaku Direktur Biro Konsultan InterMatrix Communication mengatakan, Wimar meninggal dunia setelah sebelumnya sempat mengalami kritis saat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

"Terima kasih doanya untuk rekan-rekan media, teman-teman dan sahabat Wimar Witoelar di mana pun berada. Mohon Wimar Witoelar dimaafkan. Wimar Witoelar sudah pergi dengan tenang sekitar pukul 09.00 WIB," tulis Erna dalam pesan singkat.

Baca juga:

Mantan Jubir Gus Dur Wimar Witoelar Tutup Usia

Wimar Witoelar Meninggal Akibat Sepsis, Apa Itu?
Wimar Witoelar sebelum dirawat. (Foto: Instagram/@wimarwitoelar)

Sebelum kritis hingga menghembuskan napas terakhir, Wimar dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah sejak Rabu (13/5) karena mengalami sepsis. Komplikasi sepsis diakibatkan oleh infeksi yang dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis hingga menyebabkan kerusakan pada organ.

Menurut informasi yang dirangkum dari Alodokter, sepsis disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi.

Ketika terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan zat kimia ke aliran darah untuk melawan penyebab infeksi. Reaksi tersebut menimbulkan peradangan di tempat yang mengalami infeksi. Ketika terjadi sepsis, akan ada zat kimia yang dilepaskan secara tidak terkendali sehingga memicu peradangan di seluruh tubuh.

Beberapa infeksi yang rentan mengalami sepsis antara lain infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, infeksi bakteri di aliran daerah (bakteremia), hingga paru-paru basah.

Baca juga:

Tangan Mati Rasa Saat Mengetik, Haruskah Waspada?

Wimar Witoelar Meninggal Akibat Sepsis, Apa Itu?
Wimar Witoelar mengidap penyakit sepsis. (Foto: Instagram/@wimarwitoelar)

Sepsis rentan terjadi pada usia yang terlalu tua (di atas 75 tahun) atau terlalu muda (di bawah satu tahun), memiliki luka bakar, menderita diabetes, menggunakan alat bantu medis, sedang dirawat di ICU, menjalani pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan sedang menjalani kehamilan.

Gejala sepsis meliputi demam di atas 38 derajat celcius, detak jantung di atas 90 detak permenit, atau terkonfirmasi infeksi. Jika mengalami dua dari gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mengidentifikasi apakah tubuh mengalami sepsis atau tidak. (avia)

Baca juga:

Elon Musk Ungkap Dirinya Punya Sindrom Asperger, Apa Itu?

#Kesehatan #Info Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan