Wimar Witoelar Meninggal Akibat Sepsis, Apa Itu?


Wimar Witoelar meninggal karena sepsis. (Foto: Instagram/@wimarwitoelar)
KABAR DUKA kembali datang. Kali ini dari Mantan Juru Bicara Presiden Indonesia keempat, Wimar Witoelar. Erna Indriana selaku Direktur Biro Konsultan InterMatrix Communication mengatakan, Wimar meninggal dunia setelah sebelumnya sempat mengalami kritis saat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Terima kasih doanya untuk rekan-rekan media, teman-teman dan sahabat Wimar Witoelar di mana pun berada. Mohon Wimar Witoelar dimaafkan. Wimar Witoelar sudah pergi dengan tenang sekitar pukul 09.00 WIB," tulis Erna dalam pesan singkat.
Baca juga:

Sebelum kritis hingga menghembuskan napas terakhir, Wimar dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah sejak Rabu (13/5) karena mengalami sepsis. Komplikasi sepsis diakibatkan oleh infeksi yang dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis hingga menyebabkan kerusakan pada organ.
Menurut informasi yang dirangkum dari Alodokter, sepsis disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi.
Ketika terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan zat kimia ke aliran darah untuk melawan penyebab infeksi. Reaksi tersebut menimbulkan peradangan di tempat yang mengalami infeksi. Ketika terjadi sepsis, akan ada zat kimia yang dilepaskan secara tidak terkendali sehingga memicu peradangan di seluruh tubuh.
Beberapa infeksi yang rentan mengalami sepsis antara lain infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, infeksi bakteri di aliran daerah (bakteremia), hingga paru-paru basah.
Baca juga:

Sepsis rentan terjadi pada usia yang terlalu tua (di atas 75 tahun) atau terlalu muda (di bawah satu tahun), memiliki luka bakar, menderita diabetes, menggunakan alat bantu medis, sedang dirawat di ICU, menjalani pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan sedang menjalani kehamilan.
Gejala sepsis meliputi demam di atas 38 derajat celcius, detak jantung di atas 90 detak permenit, atau terkonfirmasi infeksi. Jika mengalami dua dari gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mengidentifikasi apakah tubuh mengalami sepsis atau tidak. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
