Waspada Stunting pada Remaja


Pemenuhan gizi pada remaja sangat penting. (Foto: Pexels/Min An)
STUNTING masih menjadi isu yang begitu menakutkan bagi para orang tua. Ketidaksempurnaan dalam tumbuh kembang anak ini membuat para orang tua berupaya keras dalam memperbaiki gizi anak. Untuk mencegah efek malnutrisi yang tidak dapat disembuhkan, pemilihan waktu sangatlah penting.
Umumnya para orang tua hanya fokus memenuhi nutrisi anak di masa bayi hingga kanak-kanak. Begitu memasuki usia remaja para orang tua mulai longgar bahkan abai dengan nutrisi pendukung tumbuh kembangnya. Padahal masa remaja menjadi kunci mengatasi stunting.
Baca Juga:

"Setelah waktu krusial di masa kanak-kanak, masa remaja memberi kesempatan kedua untuk meningkatkan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan. Gizi yang baik pada masa remaja ini dapat mendorong pertumbuhan fisik dan mental yang optimal; memberikan remaja kekuatan dan fokus untuk belajar, bekerja, menangkal penyakit, dan berpartisipasi penuh di masyarakat," ujar dr. Sri Kusyuniati, Country Director Nutrition International.
Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Kesehatan berupaya untuk meningkatkan status gizi remaja putri melalui pendidikan gizi seimbang dan pemberian suplemen TTD (Tablet Tambah Darah). Dalam melancarkan program tersebut, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan MITRA Youth mendemonstrasikan pendekatan terintegrasi yang melibatkan kegiatan di sekolah dan di luar sekolah.
“Itu dilakukan demi memastikan serapan TTD serta meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi yang baik,” tutur Dhian Probhoyekti, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan. Bentuk nyata untuk memperbaiki gizi remaja yakni lewat pendampingan dan penerapan praktik terbaik lewat kearifan lokal demi mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Baca Juga:

“MITRA Youth dapat memberdayakan remaja putri dengan pengetahuan dan suplemen demi meningkatkan gizi mereka. Kami bangga dengan perjalanan program ini dalam meningkatkan gizi remaja dan membantu memperkuat komitmen pemerintah terhadap kesehatan remaja,” ucap dokter Sri.
Dalam perjalanannya, Nutrition International bukan hanya bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, tetapi juga pemerintah Australia, dan Kanada. Program ini dijalankan di sepuluh kabupaten di provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Mereka menjangkau lebih dari 400.000 remaja perempuan setiap tahun melalui pemberian suplemen mingguan TTD dibarengi dengan pendidikan gizi untuk mencegah anemia. Program ini dilaksanakan dari 2017 hingga 2020 di 5.859 SMU di dua provinsi tersebut melalui pendekatan lintas sektoral dan kolaboratif demi memperkuat komitmen pemerintah terhadap gizi dan kesehatan remaja. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
