Label Kalori di Kemasan Akurat Enggak Sih?


Tidak sepenuhnya akurat. (Foto: Unsplash/Jon Tyson)
SETIAP membeli makanan atau minuman dalam kemasan, kamu pasti akan melihat beberapa kandungan nutrisi, termasuk kalorinya. Lalu, seberapa akurat jumlah yang tertera?
Mengutip ANTARA, angka tersebut sebenarnya bisa sampai 20 persen tidak akurat. Misalnya, satu porsi Greek yogurt diberi label mengandung 100 kalori, sebenarnya bisa memiliki 80 sampai 120 kalori. Hal ini disampaikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Kalori memang bukan satu-satunya faktor dalam penurunan berat badan, tetapi secara umum diterima sebagai zat yang dipertimbangkan untuk menurunkan berat badan. Konsepnya kalori defisit, artinya kamu membakar lebih banyak energi daripada yang kamu konsumsi dalam bentuk makanan.
Penelitian sebelumnya menemukan makanan dalam kemasan cenderung memiliki rata-rata sekitar delapan persen lebih banyak kalori daripada yang tercantum pada label. Misalnya, makanan berlabel 250 kalori sebenarnya bisa memiliki 270 kalori.
Baca juga:

Mengutip Insider, makanan ringan umum, termasuk kerupuk, keripik, dan camilan juga cenderung memiliki kalori lebih banyak daripada yang diiklankan, yakni sekitar empat persen lebih banyak. Walau label kalori di kemasan makanan atau minuman tak bisa dipercaya begitu saja, mempertimbangkan asupan kalori tetap bermanfaat untukmu.
Selain itu, menyadari dari mana asal kalori juga dapat membantumu mengubah perilaku yang tidak membantu tujuan. Seperti mengurangi makanan yang mungkin menyebabkan kamu makan berlebihan.
Di sisi lain, label yang tidak akurat bisa jadi 20 persen lebih banyak atau 20 persen lebih sedikit dari kalori sebenarnya dalam makanan. Menurut seorang peneliti ilmu olahraga, Greg Nuckols, kadang-kadang 20 kalori di luar label adalah sebagian kecil dari total asupan energimu.
Baca juga:

Apabila kamu masih khawatir salah menghitung kalori, salah satu strateginya adalah menghindari makanan berlabel sama sekali. Banyak makanan kemasan yang diproses secara ultra, artinya makanan tersebut mengandung lemak tambahan, gula, garam, dan pengawet.
Makanan utuh juga memiliki kepadatan kalori yang lebih rendah. Ahli diet merekomendasikan untuk menyediakan buah dan sayuran segar sekitar setengah dari piringmu. Kedua makanan ini mengandung vitamin, mineral, dan serat yang semuanya penting untuk kesehatan. (and)
Baca juga:
Kamu Tahu Jumlah Kalori Sarapan Orang Indonesia? Ini Jawabannya!
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
