Warga Tangerang Selatan Keluhkan Kebijakan Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi

Mula AkmalMula Akmal - Selasa, 28 Juni 2022
Warga Tangerang Selatan Keluhkan Kebijakan Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi

Salah satu toko minyak goreng curah, Selasa (28/6). (Foto: MP/Joseph Kanugrahan)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com- Kebijakan membeli minyak goreng curah dengan aplikasi PeduliLindungi dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) mendapat kritikan dari pembeli dan penjual di pasar.

Sejumlah warga di Pasar Ceger, Pondok Aren, Tangerang Selatan misalnya, belum banyak yang mengetahui skema pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Baca Juga:

Anggota DPR Sebut Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi Bikin Ribet

Beberapa pedagang pun belum menyediakan barcode untuk aplikasi PeduliLindungi. Bahkan, mereka langsung menjual minyak goreng curah seperti biasa tanpa melakukan scan barcode.

Hal ini, dialami seorang ibu rumah tangga bernama Marta (63). Dia mengaku belum mengetahui skema yang dibuat oleh pemerintah itu. Kalaupun diterapkan, ia merasa ribet jika harus menggunakan PeduliLindungi hanya untuk membeli minyak goreng curah.

"Ribet aja ya, harus buka handphone dulu atau nyari KTP dulu (beli minyak). Saya juga gak paham banget cara pakai aplikasi itu," ujarnya di kawasan Pasar Ceger, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa, (28/6).

Meski sosialisasi itu belum dilaksanakan, dia masih bisa membeli minyak goreng.

"Iya belum di sini mah, langsung bayar saja," jelasnya seraya menenteng barang belanjaannya.

Warga lainnya bernama Mira (60) juga mengaku belum mengetahui skema pembelian minyak goreng menggunakan PeduliLindungi. Dia juga membeli minyak goreng tanpa aplikasi tersebut. Mira pun menginginkan pembelian minyak goreng tanpa skema atau persyaratan apa pun.

"Mau kayak gini saja stok minyak banyak, membantu orang susah dan nggak pakai syarat atau skema apa pun," jelas ibu dua orang anak ini.

Sementara itu, salah satu pedagang kelontong di kawasan Ceger bernama, Indri (32) mengatakan, syarat KTP dan PeduliLindungi untuk membeli minyak curah membuat ribet.

Baca Juga:

Pedagang Minyak Goreng Curah Belum Dapat Sosialisasi Penggunaan PeduliLindungi

"Masa setiap kali pembelian pakai KTP atau PeduliLindungi. Padahal kita beli itu tak langsung banyak," sesal dia.

Selain itu, mekanisme pembelian menggunakan KTP atau PeduliLindungi juga belum tersosialisasi dengan baik. Hal itu membuatnya jadi bingung.

Salah satu pedagang Syawal menunjukkan minyak goreng curah yang dijual di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Senin (27/6/2022). (ANTARA/Walda)

"Jadi kita itu hanya tahu sedikit-sedikit. Pemerintah juga kurang sosialisasi. Sistemnya gimana," keluhnya.

Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah untuk tidak memaksakan sebuah kebijakan jika masyarakat belum siap.

"Memang ini agak susah kalau membeli minyak harus pakai KTP dan PeduliLindungi," kata Indri.

Hal yang sama dikatakan Dwi (31), salah satu pedagang kelontong lainnya di Bintaro, Tangerang Selatan. Menurutnya, syarat KTP dan PeduliLindungi akan mempersulit pembeli. Apalagi, sosialisasi belum ia terima.

"Apalagi kita pedagang gorengan itu kadang-kadang beli sedikit-sedikit misal kurang," ucapnya.

Selain itu, dia juga tak mengerti cara untuk mengakses PeduliLindungi. Jika dipaksakan, lanjutnya, kebijkan tersebut justru akan membuat pendapatannya menurun.

"Nanti malah pada membatasi kalau mau beli," keluhnya.

Terkait kebijakan pembelian minyak goreng curah menggunakan PeduliLindungi, Dwi berharap hal itu bisa dikaji ulang dan bisa kembali tanpa menggunakan persyaratan.

Pemerintah sendiri akan memberlakukan pembelian minyak goreng curah seharga Rp 14 ribu per liter menggunakan PeduliLindungi atau Nomor Induk Kependudukan (KTP) pada 11 Juli 2022 mendatang. (Knu)

Baca Juga:

Politikus PKS Sarankan Pembelian Minyak Goreng Curah Cukup Pakai KTP

#Minyak Goreng #Kemendag #Tangerang Selatan Banten
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online
TikTok tidak bisa melakukan transaksi perdagangan melalui fitur live. Oleh karena itu, platform tersebut bermitra dengan e-commerce seperti Tokopedia untuk dapat melakukan transaksi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online
Indonesia
Patroli Skala Besar TNI/Polri hingga Masuk ke Gang Kecil, Tangerang Selatan dan Sekitarnya Aman dari Gangguan Perusuh
Sejumlah lokasi yang menjadi sasaran patroli antara lain BSD, Gading Serpong, Serpong, Ciputat, Pondok Aren, Setu, Pamulang dan Cisauk.
Frengky Aruan - Senin, 01 September 2025
Patroli Skala Besar TNI/Polri hingga Masuk ke Gang Kecil, Tangerang Selatan dan Sekitarnya Aman dari Gangguan Perusuh
Indonesia
Kemendag Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas Senilai Rp 112 Miliar, Komisi VI DPR: Harus Ada Penegakan Hukum Bila Terbukti Melanggar Aturan
Imas Aan Ubudiah menilai penyelundupan pakaian bekas dari luar negeri mengancam industri tekstil dalam negeri.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 20 Agustus 2025
Kemendag Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas Senilai Rp 112 Miliar, Komisi VI DPR: Harus Ada Penegakan Hukum Bila Terbukti Melanggar Aturan
Indonesia
Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam
Data lima tahun terakhir (2020-2024) menunjukkan, permintaan produk elektronik dunia terus meningkat dengan tren pertumbuhan 4,75 persen. Sementara itu, pada 2024, total nilai impor produk elektronik dunia mencapai USD 5,20 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 15 Agustus 2025
Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam
Indonesia
Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal
Kegiatan ini digelar untuk menstabilkan harga pangan, terutama beras, agar tetap terjangkau masyarakat.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal
Indonesia
52 Pelaku Usaha Langgar Aturan Impor Barang, Pemerintah Cuma Beri Peringatan dan Perintah Pemusnahan Barang
Komoditas yang tidak memenuhi ketentuan tersebut, antara lain, berupa ban, bahan baku plastik, produk makanan dan minuman, obat tradisional dan suplemen kesehatan, plastik hilir, produk kehutanan, produk hewan, bahan kimia tertentu,
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 06 Agustus 2025
52 Pelaku Usaha Langgar Aturan Impor Barang, Pemerintah Cuma Beri Peringatan dan Perintah Pemusnahan Barang
Indonesia
Tangsel Dilanda Hujan Deras dan Angin Kencang, Langit Gelap Sejak Siang Tadi
Hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Tangsel membuat jarak pandang terbatas.
Wisnu Cipto - Senin, 04 Agustus 2025
Tangsel Dilanda Hujan Deras dan Angin Kencang, Langit Gelap Sejak Siang Tadi
Indonesia
Kemendag Lepas 57,6 Ton Kopi dari Subang ke China Rp 4,3 Miliar
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor 57,6 ton komoditas kopi dari gudang SRG Subang ke Tiongkok hari ini Senin (28/7).
Wisnu Cipto - Senin, 28 Juli 2025
Kemendag Lepas 57,6 Ton Kopi dari Subang ke China Rp 4,3 Miliar
Indonesia
Pemerintah Susun Strategi Antisipasi Banjir Produk Impor Akibat Kebijakan Tarif Amerika Serikat
Peningkatan daya saing diharapkan dapat membuat masyarakat lebih memilih produk lokal. Dengan begitu, Indonesia tidak lagi ketergantungan dengan barang impor.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 23 Juli 2025
Pemerintah Susun Strategi Antisipasi Banjir Produk Impor Akibat Kebijakan Tarif  Amerika Serikat
Indonesia
Kemendag Berharap CPO, Kakao dan Kopi Tidak Kena Tarif 19 Persen Saat Masuk Amerika
Saat ini pemetaan terhadap produk-produk impor yang akan terkena tarif masih dalam proses administrasi, yang nantinya akan diterjemahkan dalam perjanjian terbaru antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 23 Juli 2025
Kemendag Berharap CPO, Kakao dan Kopi Tidak Kena Tarif 19 Persen Saat Masuk Amerika
Bagikan