Wanita Cantik Ini Ditahan 41 Hari di Iran Gara-gara Nonton Voli Pria

MerahPutihMerahPutih - Kamis, 11 September 2014
Wanita Cantik Ini Ditahan 41 Hari di Iran Gara-gara Nonton Voli Pria

Ukuran:
14
Audio:

TEHERAN - Seorang wanita asal Inggris, Ghoncheh Ghavami (25), dipenjara selama 41 hari di Iran karena telah menonton pertandingan voli pria antara Iran dan Italia pada 20 Juni 2014 lalu.

Awalnya, Ghoncheh, yang pergi bersama rekan wanita di Stadion Azadi, yang ironisnya berarti kebebasan, untuk memprotes peraturan di Iran yang melarang wanita menonton pertandingan olahraga pria. Aturan ini berlaku pasca-Revolusi Islam pada 1979.

Atas hal ini, Ghoncheh, yang belajar ilmu hukum di London, dan temannya sempat ditangkap dan kemudian dilepaskan kembali. Setelah itu, Ghoncheh, yang juga berkewarganegaraan Iran dan Inggris, kembali ke stadion tersebut untuk mengambil barang-barangnya yang tertinggal.

Saudara Ghoncheh, yaitu Iman Ghavami (28), mengatakan bahwa pihak keluarga hampir tidak dapat menahan diri mereka atas kejadian ini.

"Mereka terkoyak. Bukan hanya orangtua saya tapi juga kakek-nenek saya, paman saya, semuanya," ujar Iman.

Menyikapi hal ini, Kepala Polisi Iran, Esmail Ahmadi Moghadam mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh pihaknya sudah benar. Pencampuran pria dan wanita di stadion bukanlah untuk kepentingan publik. Sikap yang diambil oleh ulama dan para pemimpin pun tidak berubah.

"Kita tidak bisa membiarkan perempuan untuk memasuki stadion," ujar Moghadam.

Setelah kejadian tersebut, kampanye yang menyerukan agar Ghoncheh dibebaskan bermuculan di media sosial. Ada sebuah kelompok di Facebook yang bersama-sama berupaya agar Ghoncheh dibebaskan. Selain itu, di twitter juga muncul hashtag #FreeGhoncenGhavami.

Kementrian Luar Negeri Inggris mengatakan mereka tahu akan peristiwa tersebut. Namun, mereka tidak dapat banyak membantu karena Inggris tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran.

Juru Bicara Amnesti Internasional UK, Neil Durkin menyatakan kekhawatirannya terhadap nasib salah satu warga negaranya itu.

"Kami sangat khawatir tentang keadaan Ghoncheh ini," ujar Neil Durkin.

Neil mengungkapkan kekhawatirannya karena Ghomcheh sudah ditahan lebih satu bulan di penjara Evin Teheran. Penjara tersebut terkenal sebagai penjara yang berada di bawah kendali negara Garda Revolusi.

Menurut Neil, pengacara Ghomcheh tidak memiliki akses bertemu Ghomcheh atau dokumen apapun mengenai alasan Ghomcheh ditahan. Walaupun, Neil paham, Ghomcheh disidik atas tuduhan melakukan propaganda melawan negara sendiri melalui perilakunya. Neil berharap Ghomcheh akan segera dibebaskan.

"Ghoncheh adalah tahanan hati nurani dan harus segera dibebaskan," ujar Neil.(Kompascom)

BACA JUGA:

#Ditahan #Wanita Cantik #Iran
Bagikan
Ditulis Oleh

MerahPutih

MerahPutih Officer

Berita Terkait

Olahraga
Cuma Bawa 4 Pemain, Iran tak Gentar Bersaing di Asian Cup Woodball Championship 2025
Iran tak gentar bersaing di Asian Cup Woodball Championship 2025. Mereka datang ke Indonesia hanya mengandalkan empat pemain saja. Iran yakin bisa memberi kejutan di kejuaraan tersebut.
Soffi Amira - Kamis, 21 Agustus 2025
Cuma Bawa 4 Pemain, Iran tak Gentar Bersaing di Asian Cup Woodball Championship 2025
Dunia
IAEA Sebut Inspektur Nuklir telah Tinggalkan Iran
Iran secara resmi menangguhkan kerja sama mereka dengan badan pengawas nuklir PBB.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Juli 2025
IAEA Sebut Inspektur Nuklir telah Tinggalkan Iran
Dunia
Presiden Iran Perintahkan Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB IAEA, Buka Peluang Pengayaan Uranium ke Tingkat Senjata
Belum jelas apa dampak keputusan ini terhadap IAEA, badan pengawas nuklir di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dwi Astarini - Kamis, 03 Juli 2025
Presiden Iran Perintahkan Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB IAEA, Buka Peluang Pengayaan Uranium ke Tingkat Senjata
Dunia
Iran Rilis Korban Tewas Perang 12 Hari 935 Orang, Desak AS dan Israel Bayar Kompensasi
Iran menegaskan serangan Israel sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia dan resolusi internasional.”
Wisnu Cipto - Selasa, 01 Juli 2025
Iran Rilis Korban Tewas Perang 12 Hari 935 Orang, Desak AS dan Israel Bayar Kompensasi
Dunia
Kepala IAEA Sebut Iran Negara Maju, Serangan AS tak Hilangkan Kemampuan Memperkaya Nuklir
Iran dapat mulai memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Kepala IAEA Sebut Iran Negara Maju, Serangan AS tak Hilangkan Kemampuan Memperkaya Nuklir
Dunia
Disebut Coba Nego dengan Iran, Presiden AS Donald Trump Bantah Beri Penawaran
Pembicaraan antara Washington dan Teheran tidak bisa dilanjutkan kecuali Amerika Serikat memastikan tidak akan melakukan serangan lebih lanjut terhadap Iran.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Disebut Coba Nego dengan Iran, Presiden AS Donald Trump Bantah Beri Penawaran
Dunia
Iran Layangkan Surat Panas, Sebut Israel dan AS Terlibat Kejahatan Perang
Iran dengan tegas menolak tuduhan tersebut dan membalas dengan serangan militer
Angga Yudha Pratama - Senin, 30 Juni 2025
Iran Layangkan Surat Panas, Sebut Israel dan AS Terlibat Kejahatan Perang
Dunia
Khamenei Sebut AS tak Dapat Apa-Apa dari Serangan terhadap Iran, hanya Menderita Kekalahan Telak
Iran yakin bahwa, jika AS tidak turun tangan, rezim Zionis akan hancur total.
Dwi Astarini - Jumat, 27 Juni 2025
 Khamenei Sebut AS tak Dapat Apa-Apa dari Serangan terhadap Iran, hanya Menderita Kekalahan Telak
Dunia
Presiden AS Donlad Trump Sebut Pejabat AS dan Iran akan Berdialog Pekan Depan, Harapkan Gencatan Senjata masih Bertahan
Iran belum mengakui adanya pembicaraan yang akan dilakukan pekan depan.
Dwi Astarini - Kamis, 26 Juni 2025
Presiden AS Donlad Trump Sebut Pejabat AS dan Iran akan Berdialog Pekan Depan, Harapkan Gencatan Senjata masih Bertahan
Dunia
Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran
Serangan cuma menunda program beberapa bulan.
Dwi Astarini - Kamis, 26 Juni 2025
Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran
Bagikan