Presiden AS Donlad Trump Sebut Pejabat AS dan Iran akan Berdialog Pekan Depan, Harapkan Gencatan Senjata masih Bertahan
Presiden AS Donald Trump. (Instagram Donald Trump)
MERAHPUTIH.COM — ISRAEL dan Iran tampaknya masih mematuhi gencatan senjata yang rapuh untuk hari kedua pada Rabu (25/6). Di saat bersamaan, Presiden AS Donald Trump menyatakan pejabat Amerika dan Iran akan menggelar pembicaraan, pekan depan. Pernyataan ini membangkitkan harapan hati-hati akan perdamaian jangka panjang.
Trump, yang membantu menegosiasikan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Selasa di hari ke-12 perang, mengatakan kepada wartawan di KTT NATO, dikutip The Korea Times, bahwa ia sebenarnya tidak terlalu berminat untuk memulai kembali negosiasi dengan Iran. Trump berkeras serangan AS telah menghancurkan program nuklir negara itu. Sebelumnya, pada hari yang sama, seorang pejabat Iran mempertanyakan apakah AS dapat dipercaya setelah serangan mereka di akhir pekan sebelumnya.
“Kami mungkin akan menandatangani kesepakatan, saya tidak tahu. Bagi saya, mereka sudah bertempur, perangnya sudah selesai,” kata Trump.
Iran belum mengakui adanya pembicaraan yang akan dilakukan pekan depan. Meskipun demikian, utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan telah terjadi komunikasi langsung maupun tidak langsung antara kedua negara. Putaran keenam negosiasi AS-Iran yang dijadwalkan awal bulan ini di Oman dibatalkan setelah Israel menyerang Iran.
Sebelumnya, Trump mengatakan gencatan senjata berjalan sangat baik dan menambahkan bahwa Iran tidak akan memiliki bom, dan mereka tidak akan memperkaya (uranium).
Baca juga:
Serang Pangkalan Amerika Serikat di Qatar, Iran Peringatkan Tidak Lakukan Agresi Lagi
Sementara itu, Iran tetap berkeras tidak akan menghentikan program nuklir mereka. Dalam pemungutan suara yang menyoroti jalan sulit di masa depan, parlemen Iran menyetujui percepatan proposal yang secara efektif akan menghentikan kerja sama negara itu dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas PBB yang telah memantau program nuklir Iran selama bertahun-tahun.
Menjelang pemungutan suara, Ketua Parlemen Mohammad Bagher Qalibaf mengkritik IAEA karena menolak (bahkan sekadar berpura-pura saja) mengutuk serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu. “Untuk alasan ini, Organisasi Energi Atom Iran akan menangguhkan kerja sama dengan IAEA sampai keamanan fasilitas nuklir terjamin. Program nuklir damai Iran akan berjalan lebih cepat," kata Qalibaf kepada anggota parlemen.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan ia telah menulis surat kepada Iran untuk membahas dimulainya kembali inspeksi terhadap fasilitas nuklir mereka. Iran mengklaim telah memindahkan uranium tingkat tinggi sebelum serangan AS. Untuk itulah, Grossi mengatakan inspektornya perlu menilai ulang stok Iran. “Kami perlu kembali. Kami perlu menjalin kembali keterlibatan,” ujarnya.
Grossi mengatakan pada Rabu bahwa Iran harus segera melanjutkan kerja sama dengan para inspektur internasional. Sayangnya, IAEA telah kehilangan visibilitas terhadap material nuklir sensitif sejak dimulainya permusuhan. Ia menegaskan bahwa Iran secara hukum wajib bekerja sama berdasarkan Traktat Nonproliferasi Nuklir. “Selama perang, inspeksi tidak mungkin dilakukan. Tapi sekarang permusuhan telah berhenti, dan mengingat sensitivitas material ini, saya percaya semua pihak berkepentingan agar kami segera melanjutkan kegiatan kami," katanya.
Iran sejak lama menyatakan program nuklir mereka bersifat damai. Badan intelijen AS menilai Teheran tidak secara aktif mengejar senjata nuklir. Namun, para pemimpin Israel berpendapat Iran bisa dengan cepat merakit senjata nuklir.
Israel diyakini secara luas sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, meski belum pernah secara resmi mengakuinya.
Witkoff menyebut Trump berupaya mencapai kesepakatan damai komprehensif yang melampaui gencatan senjata.(dwi)
Baca juga:
Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran
Bagikan
Berita Terkait
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
Presiden Lebanon Utamakan Bahasa Negosiasi Ketimbang Perang Hadapi Israel
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
4 Dari 14 Orang Korban Penembakan di California Utara Meninggal, Penembakan Terjadi Saat Ulang Tahun
Disidang dalam Kasus Korupsi, Benjamin Netanyahu Minta Pengampunan dari Presiden Israel
Israel 591 Kali Langgar Gencatan Senjata Sejak 10 Oktober, Tewaskan 357 Warga Palestina
Rush Hour 4 Resmi Digarap: Jackie Chan dan Chris Tucker Comeback
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Israel Kembali Serang Gaza, Langgar Perjanjian Gencatan Senjata