Utang Seluruh Negara di Dunia Bakal Capai Rekor Tertinggi
Gambar ilustrasi uang kertas dolar AS, Franc Swiss, pound Inggris dan Euro, diambil di Warsawa 26 Januari 2011. ANTARA/REUTERS/Kacper Pempel
MerahPutih.com - Pemerintah atau negara di seluruh dunia terus meningkatkan pinjaman sejak pandemi COVID-19 meletus dua tahun lalu, ketika mencoba melindungi ekonomi dari kejatuhan dengan cara mengajukan utang.
Paling tidak, utang seluruh pemerintah di dunia, akan naik 9,5 persen tahun ini ke rekor tertinggi mencapai USD 71,6 Triliun. Tingginya utang ini, didorong oleh utang Amerika Serikat, Jepang dan China atau Tiongkok,
Baca Juga:
Sri Mulyani Ubah Strategi Penarikan Utang
Perusahaan Manajemen Aset Janus Henderson melaporkan, tercatat utang pemerintah global telah mencapai USD 65,4 triliun pada tahun 2021, atau naik jika dibandingkan dengan Januari 2020 yang tercatat USD 52,2 triliun.
Janus Henderson menegaskam, utang Tiongkok naik tercepat dan terbesar dalam bentuk tunai, mencapai seperlima atau USD 650 miliar pada tahun lalu. Namun, di antara ekonomi besar dan maju, Jerman mengalami peningkatan terbesar dalam persentase, dengan utangnya meningkat sebesar 15 persen, hampir dua kali lipat kecepatan rata-rata global.
Ia menegaskan, utang pemerintah telah meningkat tiga kali lipat dalam dua dekade terakhir, tetapi faktor yang meringankan adalah biaya pembayaran utang yang rendah.
Tercatat, lanjut ia, ingkat bunga efektif pada semua utang pemerintah dunia turun menjadi 1,6 persen tahun lalu dari 1,8 persen pada 2020, biaya pembayaran utang turun menjadi USD 1,01 triliun.
"Dengan pemulihan ekonomi global yang kuat berarti rasio utang terhadap PDB global meningkat menjadi 80,7 persen pada tahun 2021 dari 87,5 persen pada tahun 2020," tulis laporan tersebut dikutip Antara.
Namun biaya utang dapat meningkat tajam, perkiraan perusahaan manajemen aset, memperkirakan beban bunga global meningkat hampir 15 persen dengan basis mata uang konstan menjadi USD 1,16 triliun pada tahun 2022.
"Dampak terbesar akan dirasakan di Inggris berkat kenaikan suku bunga, dampak inflasi yang lebih tinggi pada sejumlah besar utang terkait indeks Inggris, dan biaya untuk menghentikan program pelonggaran kuantitatif (QE)," tulis laporan tersebut. (*)
Baca Juga:
Pemerintah Serap Rp 19 Triliun dari 7 Surat Utang dengan Bunga Capai 6,8 Persen
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Negara Tanggung Utang Whoosh, Serikat Pekerja Kereta Api Puji Keberanian Prabowo
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Alasan Aktivitas Belanja dan Perjalanan Warga Melambat di Triwulan III 2025
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Ternyata, Prabowo Andalkan Duit dari Sini untuk Alokasi Bayar Utang Whoosh
Kebijakan Ini Diyakini Airlangga Pada Kuartal VI 2025 Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen