Kesehatan Mental

Tips Menghadapi Lingkungan Kerja yang Toxic 

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 09 Januari 2023
Tips Menghadapi Lingkungan Kerja yang Toxic 

Lingkungan kerja yang toxic bisa berdampak pada kesehatan mental. (foto: freepik/tirachardz)

Ukuran:
14
Audio:

TAK semua orang beruntung mendapat pekerjaan impian dan lingkungan kerja nan mendukung. Beberapa orang malah terjebak dalam lingkungan kerja nan buruk dan beracun.

Lingkungan kerja beracun (toxic) pastinya akan membuat kamu tak nyaman dalam bekerja. LLebih jauh, lingkungan kerja yang toxic dapat berdampak signifikan pada kesehatan mentalmu, yang menyebabkan tingkat stres, insomnia, dan depresi yang tinggi.

Seperti dilansir Healthline, lingkungan kerja yang toxic merupakan lingkungan yang membuat kamu merasa tidak aman secara psikologis. Ada perasaan negatif dan persaingan tidak sehat di dalamnya. Kamu bisa mengenali lingkungan kerja yang toxic dari beberapa tanda berikut:

- Perilaku narsissistik

- Kepemimpinan ofensif atau agresif

- Gangguan

- Intimidasi

- Pengucilan

- Perilaku mengancam dari manajer dan rekan kerja

BACA JUGA:

Enam Gangguan Kesehatan yang Melemahkan Pengemudi

Toksisitas itu juga dapat mendorong perilaku kontraproduktif di tempat kerja dan merusak efisiensi organisasi. Hal itu menyebabkan ketidakterlibatan di antara karyawan, menurunkan produktivitas, menghambat kreativitas dan inovasi, serta menghasilkan perputaran yang tinggi. Bagi kamu yang tengah berjuang di lingkungan kerja toxic, berikut tips untuk bisa bertahan.

1. Jangan menyalahkan diri

bully

Lingkungan pekerjaan yang toxic membuat kamu merasa tidak aman secara psikologis. (foto: freepik/jcomp)

Hal negatif dalam pekerjaanmu bukanlah salahmu. Meskipun memiliki sikap positif dan pola pikir kolaboratif dapat membantu dalam situasi tertentu, ingatlah bahwa hanya sedikit yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan budaya di tempat kerjamu.

2. Istirahat makan siang di tempat lain

Pastikan untuk istirahat makan siang di mana kamu bisa keluar dari lingkungan kerja. Duduk di alam jika memungkinkan.

3. Tetapkan batasan

Jangan mau diintimidasi untuk melewatkan istirahat makan siang atau bekerja setelah jam kerja tanpa bayaran. Jelaskan kepada atasanmu bahwa kamu juga perlu istirahat dan cuti untuk mengisi ulang dan melakukan pekerjaan dengan baik.

BACA JUGA:

Semangat Bekerja Meski Terkena Flu Setelah Liburan

4. Jangan terlibat drama dan fokus pada tujuan

Cobalah menjauh dari drama atau gosip apa pun yang ada di lingkungan kerja. Tidak ada hal positif yang akan datang darinya. Kamu harus tetap dalam kondisi pikiran yang positif. Kamu tidak akan berada di sini selamanya, karena kamu memiliki hal-hal yang lebih besar dan lebih baik.

stres

Lingkungan kerja yang toxic menyebabkan masalah kesehatan mental, termasuk insomnia , stres, depresi, dan rendah diri. (foto: freepik/benzoix)

5. Miliki kegiatan setelah bekerja untuk meningkatkan semangat dan hilangkan stres

Lakukan sesuatu setelah bekerja untuk menghilangkan hal-hal negatif secara psikologis. Kamu bisa berjalan-jalan, mandi air panas, menelepon teman, meditasi, yoga atau olahraga lainnya. Kegiatan ini akan membantu kamu mengatasi stres kronis.

6. Tetap dengan beberapa rekan kerja yang dapat dipercaya dan jangan mengkompromikan nilai-nilai

Mempertahankan beberapa sekutu dalam lingkungan kerja merupakan ide yang bagus. Dengan begitu, kamu dapat saling mendukung dan curhat. Jika seseorang di tempat kerja bersikap kejam kepadamu, lakukan yang terbaik untuk tidak membalasnya. Itu hanya akan membuat situasi semakin memanas.

Jika sikap negatif, pelecehan, atau manajemen mikro yang ekstrem adalah norma di tempat kerja kamu, maka kamu mungkin sedang berada di lingkungan kerja yang toxic. Seperti halnya racun di udara, keracunan emosional dapat membuat kamu sakit. Merasa tidak aman dan tidak dihargai dalam pekerjaan dan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, termasuk insomnia , stres, depresi, dan rendah diri.

Jika kamu masih tidak yakin apakah harus pergi, tuliskan pro dan kontra dari jika tetap tinggal di tempat kamu bekerja sekarang. Jika ada lebih banyak kontra, pertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru yang menjadikan kesehatan mentalmu akan menjadi prioritas.(dgs)

BACA JUGA:

5 Jenis Tes Kesehatan Mental

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan