Tips Aman Transaksi Digital Saat Lebaran


Transaksi digital meningkat saat momen Lebaran. (Foto: Unsplash/rupixen.com)
SELAMA Lebaran, transaksi keuangan digital diprediksi akan meningkat untuk keperluan zakat sampai mengirimkan tunjangan hari raya (THR). Oleh karena itu, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan agar transaksi keuangan jadi lebih aman.
"Di era transformasi digital ini, semuanya berlangsung dengan sangat cepat. Pengembangan tidak hanya terjadi pada aspek sistem layanan, tetapi juga berbagai serangan siber. Kita perlu membangun pola kebiasaan yang baik dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan data-data pribadi," kata Adrian Anwar, Managing Director of VIDA, seperti dilansir ANTARA.
Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mencatat nilai transaksi melalui platform e-commerce pada momen Ramadan dan Lebaran 2023 tumbuh 38,43 persen dibanding tahun sebelumnya. VIDA pun membagikan lima cara bertransaksi keuangan aman selama momen Lebaran.
Baca juga:

1. Tidak Membagikan Identitas Fisik dan Online
Masyarakat harus menjaga data pribadi mereka seperti KTP dan paspor, baik secara fisik maupun secara online. Hal yang sama berlaku untuk nama pengguna, kata sandi, dan kode OTP untuk masuk ke akun finansial digital.
Sebaiknya kata sandi, nama akun, dan kode OTP tidak ditulis sembarangan dan tidak disalin dengan fitur copy-paste, untuk mengantisipasi peretas memperoleh akses ke clipboard perangkat yang kodenya tidak terenskripsi sama sekali.
2. Hati-hati terhadap Tautan
Penipu kerap kali mengirimkan tautan lewat SMS, aplikasi pesan, atau e-mail untuk mencuri data pribadi. Mereka sering kali mencatut nama institusi resmi untuk meyakinkan korban.
Pihak resmi biasanya tidak pernah meminta informasi sensitif melalui cara yang tidak terproteksi seperti formulir isian atau pesan singkat.
Baca Juga:
Perajin Batik Perlu Didukung Dompet Digital

3. Hindari Wi-Fi Publik yang Tidak Terenkripsi
Menggunakan Wi-Fi publik yang tidak terenkripsi amat sangat berisiko. Pengguna bisa saja menjadi korban Man in The Middle Attack (MiTM) sebagai pencegat antara pengguna dengan penyedia layanan digital.
Modus MiTM mencuri data pribadi pada jaringan yang tidak terenkripsi. VIDA sangat menyarankan pengguna menunda transaksi sampai memiliki jaringan yang aman seperti data seluler atau Wi-Fi pribadi.
4. Waspadai e-commerce Mencurigakan
Masyarakat kerap tergiur dengan diskon besar yang berujung pada kualitas barang hingga pencurian data pribadi.
Penjahat siber bisa membuat laman web dan aplikasi yang mirip dengan e-commerce resmi untuk memperoleh data pribadi korban yang dikenal sebagai metode sniffing.
5. Autentikasi Dua Langkah
Two-factor authentication (2FA) atau autentikasi dua langkah penting dilakukan untuk mencegah akses tidak sah terhadap akun. 2FA juga bisa berupa autentikasi biometrik, yang dinilai lebih aman, misalnya dengan sidik jari atau wajah. (and)
Baca Juga:
AstraPay, Dompet Digital Baru dari Astra
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Komisi III Tanggapi Serangan Siber Draf RUU KUHAP di Situs Web Resmi DPR

Konflik Merambah Ranah Digital, Peretas Pro-Israel Klaim Curi Rp 1,44 Triliun dari Bursa Kripto Terbesar Iran

5 Amunisi Hukum Menkomdigi Berantas Kejahatan Siber dan Judol, Ada 1 Sasar Anak-Anak

Password Bos Pentagon Bocor Dibobol Hacker, Diduga Inisial Tanggal Lahir

Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
