Terungkap, Buzzer Jokowi Dipukuli di Luar Masjid Al-Falah

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 09 Oktober 2019
Terungkap, Buzzer Jokowi Dipukuli di Luar Masjid Al-Falah

Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. (Foto: MP/Kanugrahan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengurus Masjid Al-Falah Pejompongan membantah adanya pemukulan terhadap buzzer Jokowi, Ninoy Kerundeng. Justru mereka yang melindungi Ninoy dari amukan massa.

Dewan Pembina DKM Masjid Al-Falah Iskandar mengatakan, saat itu tidak ada penyekapan sebagaimana yang diberitakan.

Baca Juga:

Sekjen PDIP Akui Koordinasi dengan Polisi Saat Ninoy 'Buzzer Jokowi' Hilang

"Wajar tidak masjid ini digunakan sebagai alat untuk menyekap dan melakukan kekerasan? Logikanya tidak," Iskandar ditemui di lokasi, Rabu (9/11).

Iskandar menambahkan, di dalam masjid tersebut saat terjadi kerusuhan justru banyak petugas medis.

"Ada paramedis, ada dokter, ada di sini. Memang di sini dijadikan kayak posko, tapi tidak resmi. Inisiatif para masyarakat," kata Iskandar.

Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. (Foto: MP/Kanugrahan)
Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. (Foto: MP/Kanugrahan)

Iskandar menyatakan kalau di masjid ini hanya diperuntukkan untuk menolong dan membantu korban, selain itu tidak ada.

"Setahu saya itu bukan disekap, kalau pun dipulangkan pagi hanya menjaga situasi. Diselamatkan, kita selamatkan. Dan yang menyelamatkan itu selain masyarakat, ada juga demonstran yang punya rasa kemanusiaanlah," kata Iskandar.

Iskandar menduga, Ninoy dipukuli di luar masjid.

"Begitu sampai sini sudah berhenti (pemukulannya). Demonstran juga pasti agak sungkanlah karena harus lepas sepatu. Sampai sini (nunjuk daerah sebelum batas suci), memang makanya kita tutup," terang Iskandar.

Iskandar mengaku heran dengan adanya tuduhan penyekapan.

"Di dekat sini ada Posko Brimob, depannya ada rumah DPR (Sufmi Dasco Ahmad). Logika gak kalau kita mau melakukan penyekapan di sini? Motor besar tiap hari nongkrong. Ada 24 jam penjagaan. Dia mau bantu juga gak bisa, massa ngamuk, tapi massa juga gak akan berani ganggu Brimob saya rasa;" imbuh Iskandar.

Baca Juga:

Sekjen PA 212 Jadi Tersangka, Pengacara: Justru Dia Selamatkan Ninoy

Sementara, salah satu warga bernama Fauzan mengatakan, massa yang memukuli Ninoy diduga terpancing emosi.

"Massa yang mukulin. Jadi gini ceritanya. Jadi kita juga gak ada yang tahu Ninoy itu siapa. Tiba-tiba ada yang teriak, 'eh itu Projo buzzer-nya Jokowi'. Itu ujung masalahnya. Itu ada yang teriak," jelas Fauzan.

"Tapi gak tahu siapa yang teriak. Ya saya pikir wajar, orang lagi kesakitan dan lainnya, dan anak-anak muda, anak STM itu ngamuk langsung pada mukulin," ungkap Fauzan.

Ia menuturkan, saat itu jamaah tengah salat.

"Itu kejadian kira-kira jam 8-an (malam). Kan gak mungkin, jamaah masih pada di sini salat. Pertanyaannya kenapa tiba-tiba ada yang teriak dan tahu si Ninoy ini Projo, sementara kita warga sini aja gak tahu," terang Fauzan.

 Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. (Foto: MP/Kanugrahan)
Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. (Foto: MP/Kanugrahan)

Sebelumnya, sebuah video menampilkan pegiat media sosial dan pendukung Jokowi yakni Ninoy Karundeng, dengan wajah lebam tersebar luas. Dalam video itu, Ninoy diduga sedang diinterogasi oleh sejumlah pria dalam sebuah ruangan.

Pada video tersebut terdengar jelas percakapan Ninoy dengan seorang pria, yang sedang menanyakan beberapa hal kepada Ninoy. Pria itu bertanya terkait kegiatan Ninoy yang diduga datang saat aksi unjuk rasa.

"Jawab baik-baik ya, yang suruh kamu datang ke sini itu siapa? Kerasin suaranya," tanya pria tersebut dikutip dari video yang beredar, Selasa, 1 Oktober 2019.

Kemudian, Ninoy menjelaskan bekerja di Jokowi App. Ia pun menjelaskan, kedatangannya untuk meliput DPR dan demo. Namun, pria dengan suara berat itu kembali bertanya maksud dari kedatangan Ninoy. Hal itu lantaran ia mendapati sebuah tulisan dalam laptop milik Ninoy berunsur kata-kata kebencian yang diarahkan kepada tokoh-tokoh.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ninoy mengaku khilaf akan perbuatannya. Tapi, pria tersebut beranggapan, Ninoy tidak khilaf, melainkan memang pekerjaan Ninoy di Jokowi App sengaja membuat hal demikian untuk bisa dibayar dan sebagai ladang pendapatan. (Knu)

Baca Juga:

Ninoy Karundeng Mengaku Diteror Sejumlah Orang

#Penganiayaan #Demo Rusuh
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Berita Foto
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Aksi massa mahasiswa membakar ban bekas dalam peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran di Jl Merdeka Selatan, Silang Monas, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Oktober 2025
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Indonesia
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Aksi demonstrasi oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) yang berlangsung di kawasan traffic light Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (15/10) siang, berakhir ricuh dan anarkis.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Indonesia
Penyekapan di Rumah Taman Mangu, Pondok Aren, Berawal saat Korban Beli Mobil Milik Pelaku hingga Disiksa Seharian
Penyidik masih menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami korban selama disekap.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
Penyekapan di Rumah Taman Mangu, Pondok Aren, Berawal saat Korban Beli Mobil Milik Pelaku hingga Disiksa Seharian
Indonesia
Penculikan di Taman Mangu, Pondok Aren, Pelaku Kena Ancaman Penjara 9 Tahun karena Menyiksa para Korban
Sudah ditetapkan tersangka.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
Penculikan di Taman Mangu, Pondok Aren, Pelaku Kena Ancaman Penjara 9 Tahun karena Menyiksa para Korban
Indonesia
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, LPSK hanya berwenang melindungi saksi, korban, pelapor, ahli, dan saksi pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Indonesia
Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
Gedung tersebut memiliki nilai historis tinggi sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
Indonesia
DPR Nilai Unjuk Rasa Anarkis Bukti Kegagalan Intelijen dan Koordinasi TNI-Polri Akibat Ego Sektoral
Lebih jauh, ia menekankan bahwa penyampaian aspirasi adalah hak konstitusional warga negara
Angga Yudha Pratama - Rabu, 08 Oktober 2025
DPR Nilai Unjuk Rasa Anarkis Bukti Kegagalan Intelijen dan Koordinasi TNI-Polri Akibat Ego Sektoral
Berita Foto
Mengintip Perbaikan Bangunan Gerbang Tol Dalam Kota Pasca Demo Rusuh Telan Biaya 80 Miliar
Aktivitas pekerja menyelesaikan pekerjaan perbaikan gerbang pintu Tol Dalam Kota di Kawasan Pejompongan, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 30 September 2025
Mengintip Perbaikan Bangunan Gerbang Tol Dalam Kota Pasca Demo Rusuh Telan Biaya 80 Miliar
Indonesia
Kapolri Sebut Polisi di Lokasi Unjuk Rasa bukan untuk Batasi Demokrasi, Deteksi Penyusup yang Memprovokasi
Menjamin agar kegiatan unjuk rasa dapat dijalankan secara aman, tertib dan tidak mengganggu hak warga negara lainnya
Dwi Astarini - Selasa, 30 September 2025
Kapolri Sebut Polisi di Lokasi Unjuk Rasa bukan untuk Batasi Demokrasi, Deteksi Penyusup yang Memprovokasi
Indonesia
Puluhan Anak Masih Ditahan Imbas Demo Agustus 2025, KPAI Sebut Ada Indikasi Mobilisasi Anak Secara Masif
KPAI menerima 203 laporan pengaduan melalui Sistem Informasi Sahabat Anak (SIGA) yang memperkuat temuan awal.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 September 2025
Puluhan Anak Masih Ditahan Imbas Demo Agustus 2025, KPAI Sebut Ada Indikasi Mobilisasi Anak Secara Masif
Bagikan