Tele-Proctoring bagi Tenaga Kesehatan


Dokter bedah (Foto: pexels)
PANDEMI global COVID-19 mengharuskan seluruh masyarakat untuk tetap di rumah saja dan membatasi pergerakan serta aktivitas sehari – hari. Tidak hanya aktivitas masyarakat umum saja yang terbatas tetapi juga para tenaga kesehatan.
Hal tersebut tentu memberikan tantangan tersendiri mengingat para dokter harus mendapat ruang gerak yang cukup dalam menangani pasien. Apalagi untuk pasien dalam keadaan darurat. Atas dasar itu, perusahaan perawatan kesehatan, PT Johnson & Johnson Indonesia coba menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung tenaga kesehatan di tengah – tengah pandemi.
Baca juga:
Salah satunya dengan mengadakan program tele-proctoring bagi para tenaga kesehatan, khususnya dokter bedah yang dihadiri oleh Dr. Harish Mithiran Muthiah, Consultant Surgeon dari National University Hospital.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Dr. Saladdin Tjokronegoro, Sp.BTKV, dari Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo. Saladdin juga merupakan anggota Komisi Hubungan Internasional dan Antar Lembaga, Perhimpunan Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia (HBTKVI).

Program tersebut memfasilitasi tenaga kesehatan secara daring melalui sistem khusus yang dibangun dan dapat diakses oleh ahli bedah dimanapun mereka berada, bahkan di daerah – daerah terpencil. Dengan demikian mereka dapat terus mengembangkan serta meningkatkan keahlian dan kemampuannya meskipun sedang dalam situasi pandemi.
"Di tengah pandemi global COVID-19 dan seiring dengan berkembangnya dunia digital saat ini, banyak inovasi – inovasi baru yang bermunculan yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah program tele-proctoring tersebut," ujar Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia.
"Sebagai bagian dari salah satu perusahaan perawatan Kesehatan terkemuka di dunia, kami akan terus berupaya mendukung tenaga kesehatan untuk meningkatkan keahlian mereka di tengah situasi pandemi COVID-19," lanjutnya.
Inovasi tersebut nantinya dapat dilanjutkan kedepannya dan menjadi standar proses pengajaran dalam dunia medis, termasuk di Indonesia. "Kami akan terus berkontribusi untuk dapat terus mendukung pemerintah dan tenaga kesehatan di Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia melalui berbagai inovasi,” tukas Devy. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
