Teknik Pronasi Atasi Sesak Napas Pasien COVID-19


Posisi pronasi dapat membantu atasi sesak napas pasien COVID-19. (foto: Unsplash/pim chu)
LONJAKAN kasus yang terus meningkat membuat ketersediaan oksigen medis menipis hingga seluruh pelayanan rumah sakit kehabisan stok oksigen. Hal itu mendesak pemerintah untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi permasalah ini.
Dikenalkanlah teknik pronasi. Teknik itu dapat menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 dari kondisi gagal napas. Posisi ini bisa menjadi salah satu upaya pencegahan atau membantu menstabilkan saturasi oksigen pasien COVID-19 di tengah keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan. Teknik pronasi memiliki manfaat untuk meningkatkan siklus perputaran oksigen serta membantu pemerataan distribusi oksigen pada paru-paru. Posisi pronasi dalam kalangan awam dikenal sebagai posisi tengkurap.
BACA JUGA:
Seperti dilansir The Indian Express, posisi pronasi telah disetujui secara medis dan telah disarankan pula oleh Union Ministry of Health and Family Welfare. Pronasi merupakan posisi membalikkan tubuh pasien dengan gerakan tepat dan aman sehingga posisi punggung pasien berada di atas.
Pada bagian kepala, diletakkan bantal yang berfungsi untuk memosisikan kepala dan badan pasien secara sejajar. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya trauma pada leher dan tulang punggung serta memberikan rasa nyaman kepada pasien.

Posisi pronasi disarankan Dr Surendra Gupta dilakukan selama minimal 30 menit hingga maksimal selama 2 jam. Setelahnya, perlu dilakukan pengecekan kembali kadar oksigen dalam paru dan kondisi pasien. Jika kondisi pasien belum membaik, perlu dilakukan penanganan lebih lanjut. Pasalnya, pronasi hanya merupakan upaya pertolongan pertama yang tidak dapat menggantikan pemberian oksigen.
Posisi pronasi dilakukan pada saat jumlah kadar oksigen dalam tubuh kurang dari 90%. Akan tetapi, posisi pronasi tidak dapat dilakukan pada kondisi pasien hamil, pasien yang memiliki permasalah pada jantung, serta pasien dengan kondisi patah tulang atau kondisi tulang paha atau tulang pinggul kurang stabil.

English Daily melaporkan terdapat kasus yang baru-baru ini menjelaskan efektivitas posisi pronasi. Dalam kasus yang terjadi di Gorakhpur, India, terdapat pasien COVID-19 yang berusia 82 tahun dengan kadar oksigen meningkat dari 75 menjadi 94 setelah menerapkan pronasi.(cit)
Bagikan
Berita Terkait
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
