Kesehatan

Teknik Pronasi Atasi Sesak Napas Pasien COVID-19

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 01 Juli 2021
Teknik Pronasi Atasi Sesak Napas Pasien COVID-19

Posisi pronasi dapat membantu atasi sesak napas pasien COVID-19. (foto: Unsplash/pim chu)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

LONJAKAN kasus yang terus meningkat membuat ketersediaan oksigen medis menipis hingga seluruh pelayanan rumah sakit kehabisan stok oksigen. Hal itu mendesak pemerintah untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi permasalah ini.

Dikenalkanlah teknik pronasi. Teknik itu dapat menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 dari kondisi gagal napas. Posisi ini bisa menjadi salah satu upaya pencegahan atau membantu menstabilkan saturasi oksigen pasien COVID-19 di tengah keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan. Teknik pronasi memiliki manfaat untuk meningkatkan siklus perputaran oksigen serta membantu pemerataan distribusi oksigen pada paru-paru. Posisi pronasi dalam kalangan awam dikenal sebagai posisi tengkurap.

BACA JUGA:

Vaksin COVID-19 Nonsuntik Tengah Diuji Coba

Seperti dilansir The Indian Express, posisi pronasi telah disetujui secara medis dan telah disarankan pula oleh Union Ministry of Health and Family Welfare. Pronasi merupakan posisi membalikkan tubuh pasien dengan gerakan tepat dan aman sehingga posisi punggung pasien berada di atas.

Pada bagian kepala, diletakkan bantal yang berfungsi untuk memosisikan kepala dan badan pasien secara sejajar. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya trauma pada leher dan tulang punggung serta memberikan rasa nyaman kepada pasien.

covid-19
Lonjakan kasus COVID-19 yang melanda dunia menyebabkan ketersediaan oksigen medis menipis. (Unsplash_Mufid Majnun)

Posisi pronasi disarankan Dr Surendra Gupta dilakukan selama minimal 30 menit hingga maksimal selama 2 jam. Setelahnya, perlu dilakukan pengecekan kembali kadar oksigen dalam paru dan kondisi pasien. Jika kondisi pasien belum membaik, perlu dilakukan penanganan lebih lanjut. Pasalnya, pronasi hanya merupakan upaya pertolongan pertama yang tidak dapat menggantikan pemberian oksigen.

Posisi pronasi dilakukan pada saat jumlah kadar oksigen dalam tubuh kurang dari 90%. Akan tetapi, posisi pronasi tidak dapat dilakukan pada kondisi pasien hamil, pasien yang memiliki permasalah pada jantung, serta pasien dengan kondisi patah tulang atau kondisi tulang paha atau tulang pinggul kurang stabil.

pronasi
Posisi pronasi dapat atasi sesak nafas pada pasen Covid-19 (Twitter @airwaycam)

English Daily melaporkan terdapat kasus yang baru-baru ini menjelaskan efektivitas posisi pronasi. Dalam kasus yang terjadi di Gorakhpur, India, terdapat pasien COVID-19 yang berusia 82 tahun dengan kadar oksigen meningkat dari 75 menjadi 94 setelah menerapkan pronasi.(cit)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan