Tekan Polusi Udara, Pengamat Saran Ganjil Genap Diperluas dan Diberlakukan Setiap Hari


Arsip foto - Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym/pri
MerahPutih.com - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyarankan penerapan ganjil genap setiap hari bagi kendaraan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) untuk menjaga kualitas udara di daerah ini.
"Saat ini kondisi darurat udara buruk, penerapan ganjil genap Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) harus dilakukan setiap hari selama satu sampai dua bulan," kata Yoga saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Baca Juga:
Kader PDIP Minta Heru Budi Serius Tangani Polusi Udara, Jangan Hanya KTT ASEAN
Yoga, menambahkan nantinya setelah dilakukan beberapa hari, ganjil genap bisa dilaksanakan pada hari kerja menyesuaikan evaluasi kondisi kualitas udara.
Tentunya, lanjut dia, hal ini berlaku untuk seluruh mobil dan motor listrik baik yang berbahan bakar minyak fosil maupun listrik.
Selain ganjil genap, menurut dia perlu adanya penerapan rekayasa lalu lintas bagi masyarakat yang membawa kendaraan motor maupun mobil.
"Rekayasa mulai dari pemberlakuan satu arah pada jam sibuk, penerapan jalan berbayar elektronik, parkir elektronik progresif, peniadaan parkir liar dan parkir tepi jalan," katanya.
Dia mengaku turut mendukung adanya kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini.
Namun, lanjut dia, sebaiknya harus diberlakukan kepada semua masyarakat agar hasil lebih signifikan.
"Tidak hanya ASN, tapi juga pihak swasta yang tidak melayani langsung masyarakat dan warga Bodetabek yang bekerja ke Jakarta," katanya.
Baca Juga:
Pemprov DKI Larang ASN Bawa Kendaraan Tiap Hari Rabu Tekan Polusi Udara Jakarta
Swasta yang dimaksud yakni sejumlah pegawai rumah sakit yang tidak langsung melayani masyarakat, bengkel, petugas kebersihan serta anak sekolah rentan terhadap polusi udara.
"Ganjil genap dan WFH merupakan langkah strategi jangka pendek pemerintah," ujarnya.
Sedangkan untuk jangka panjang menangani polusi udara yakni menanam pohon hingga membangun taman.
Berdasarkan data Dishub DKI pada 21 Agustus 2023 tercatat volume lalu lintas sejumlah 6.954.805 kendaraan per hari.
Angka tersebut meningkat 1,34 persen (92.162 kendaraan) dibandingkan tanggal 14 Agustus dengan volume lalu lintas sebesar 6.862.643 kendaraan per hari.
"Peningkatan volume kendaraan pada 21 Agustus karena adanya kegiatan masyarakat sehingga terjadi peningkatan volume lalu lintas," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo. (*)
Baca Juga:
Redam Polusi Udara, Ratusan Kilogram Garam Ditabur di Langit Jabodetabek
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Jakarta tak Bisa Maju Sendirian, Pramono: Kota Penyangga Harus Saling Tolong-menolong

Hari Ini Jabodetabek Cerah Berawan Kecuali Bogor, Suhu Maksimal 33 Derajat Celcius

Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika

Jakarta Susun Mitigasi Kurangi Emisi GRK 30 Persen hingga 2030

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Ganjil Genap di Jakarta tak Berlaku, Senin (18/8)

Ketika Udara Bersih Menjadi Kebutuhan: Solusi Praktis untuk Lingkungan Sehat di Rumah

4 Hari Berturut Kualitas Udara Jakarta Masuk 4 Besar Kota Terburuk di Dunia

Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia Setelah Kemarin Nomor 4, Warga Diimbau Pakai Masker

Atasi Macet Jakarta: Sistem Ganjil Genap di 25 Ruas Jalan Akan Dikaji Lagi
