Tari ‘Janger Semara Ratih’ Gambarkan Gejolak Cinta Asmara Pemuda Pemudi


Penampilan Tarian Janger Semara Ratih di Auditorium Galeri Indonesia Kaya. (Foto: merahputih.com/Andreas Pranatalta)
GELORA asmara muda dirayakan seluruh penjuru semesta. Para penari Janger dan Kecak berpasang-pasangan membuka persembahan dengan gerak tari lincah dan nyanyian yang seru mengajak penonton untuk bergembira merayakan cinta.
Kembalikan Baliku membawakan Janger Semara Ratih yang mengangkat kisah Dewa Semara dan Dewi Ratih sebagai dewa dewi cinta di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (29/7). Tari ini menggambarkan gejolak cinta asmara para pemuda pemudi yang bergelora, menceritakan Dewa Semara dan Dewi Ratih yang memiliki kekuatan cinta luar biasa, dan memperlihatkan bagaimana kekuatan cinta tersebut merasuki setiap insan.
Baca Juga:
Kembalikan Baliku merupakan gebrakan budaya untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia, yakni budaya Bali. Inisiatornya adalah cicit Presiden Soekarno, Syandria Kameron bersama beberapa temannya.
“Kembalikan Baliku mencoba hadir untuk merevolusi seni Budaya Bali yang dapat diserap oleh berbagai kalangan, muda hingga tua,” kata Syandria dalam sebuah video.

Dalam pertunjukan tersebut diceritakan pula bahwa tari Janger diciptakan oleh I Gede Dharna sekitar 1920-an di daerah Buleleng, Bali. Tari Janger adalah bentuk nyanyian dari para petani yang bergembira saat panen tiba yang dibawakan dengan cara bersahut-sahutan oleh sekumpulan muda mudi. Dalam perkembangannya, Janger pun menjadi tari pergaulan yang dibawakan dengan berpasangan serta berkelompok.
Mengangkat kisah Dewa Semara dan Dewi Ratih sebagai dewa dewi cinta, struktur tari yang disajikan menjadi tiga bagian. Bagian pertama menggambarkan gejolak cinta asmara para pemuda pemudi yang bergelora, bagian kedua menggambarkan Dewa Semara dan Dewi Ratih yang memiliki kekuatan cinta yang luar biasa, dan bagian ketiga menggambarkan bagaimana kekuatan cinta tersebut merasuki setiap insan.
Baca Juga:
Apresiasi Seniman dan Budayawan, Pemkot Bandung akan Kembali Gelar Anugerah Budaya
Terdapat 12 penari yang terdiri dari enam pria dan enam perempuan. Di satu penampilan, mereka membuat kelompok yang terdiri dari pria dan perempuan, kemudian saling bersahut satu sama lain. Salah satu dari mereka juga kerap dicomblangin bak anak muda zaman sekarang.

Setiap babak juga menampilkan sajian Bondres yang kekinian sebagai pengantar cerita. Setiap pemain yang tampil juga mengajak penonton untuk turut mewariskan budaya-budaya Indonesia sejak dini. Dalam kesempatan ini turut hadir Andika Perkasa dan sang istri Diah Erwiany, serta Guruh Soekarnoputra. Ketiganya nampak begitu menikmati pertunjukan dan acapkali memberikan senyuman kepada para pemain.
Tarian Janger Semara Ratih diharapkan bisa menjadi media untuk menyebarkan cinta kasih melalui seni pertunjukan agar terciptanya keharmonisan. (and)
Baca Juga:
Museum Wahanarata Resmi Dibuka, Terapkan Virtual Experience Sebagai Inovasi
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa

Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya

Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak

Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB

Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan

Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten
