Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem


Warga berebut apem dalam event tradisi Sebaran apem Yaa Qowiyyu di Lapangan Klampeyan, Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jumat (8/8). (Merahputih.com/Ismail)
MerahPutih.com - Sebanyak 54.100 biji apem ludes direbut ribuan warga berkumpul di Lapangan Klampeyan, Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Klaten yang merupakan tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu.
Ketua Dewan Pembina Pengelola Pelestari Peninggalan Kiai Ageng Gribig (P3KAG) Daryanto, mengatakan tradisi ini merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
“Sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan event yang ditunggu masyarakat untuk mendapatkan apem mendapatkan berkah,” kata Daryanto, Sabtu (9/8).
Baca juga:
Aura Farming Jadi Viral, Tradisi Pacu Jalur Diklaim Malaysia, ini Penjelasan Dubes RI
Dia menjelaskan ribuan apem yang disebar dan diperebutkan oleh pengunjung itu merupakan hasil sedekah warga dari berbagai daerah. Batik dari Solo, Boyolali, Semarang, Wonogiri, hingga Ngawi.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menyebut Sebaran apem Yaa Qowiyyu ini bukan hanya sekadar sebuah tradisi menyebarkan apem saja. Tapi sarat akan nilai yang sangat luhur.
“Tentu saja kegiatan ini harus kita lestarikan bersama agar generasi penerus kita masih bisa menikmati," kata Hamenang.
Baca juga:
Tradisi Manumbuk Ampiang: Kiprah Mak-mak Talang Babungo dalam Melestarikan Cita Rasa Minangkabau
Makanan apem, kata dia, tidak hanya menjadi makanan tradisional khas Jatinom, tetapi spirit pada apem di masa lalu untuk bisa saling memaafkan agar kemudian bisa saling bertoleransi dan kerukunan terjaga, khususnya di Klaten.
"Tentu saja kami berdoa bersama semoga dalam rangka perayaan Yaa Qowiyyu tahun ini, bapak-ibu yang hadir sekalian diberi kemudahan dalam rangka mencari rezeki,” pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Wujud Toleransi, Gereja Santa Theresia Sumbangkan Sapi Kurban ke Umat Islam Tanah Abang

Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda

Kirab Waisak Solo Cermin Toleransi Umat Beragama Kota Bengawan

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Momen Toleransi: Ucapkan Selamat Lebaran, Kardinal Suharyo Peluk Erat Menteri Agama

4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
