Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan


Prosesi tawar-menawar Belis masyarakat NTT. (Foto: victorynews)
Merahputih.com - Mahar menjadi hal penting dalam pernikahan banyak orang di Indonesia. Keberadaan mahar di Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut dengan istilah 'Belis'. Belis merupakan bahasa daerah dari NTT. Belis dijadikan sebagai penghargaan buat perempuan dari pihak lelaki.
Pemberian Belis ini penting, pasalnya dalam berumahtangga peranan perempuan sangat krusial. Dia yang menjaga kehidupan dalam rumah terjaga. Dia yang akan mengurusi suami dan anaknya, baik kebutuhan psikis dan psikologis sampai berperan pula sebagai tempat sekolah bagi anak-anaknya dan mereka juga yang menjaga adanya keturunan.
Menariknya dalam kebudayaan NTT, Belis dimulai dari musyawarah dahulu. Pihak pengantin perempuan menentukan Belis yang diberikan oleh pihak lelaki. Negosiasi Belis ini dilakukan melalui utusan/wunang masing-masing. Jika sudah menemukan kesimpulannya, tuan rumah akan memotong babi sebagai perjanjian.
Baca juga:
Selain pihak laki-laki, Belis juga diberikan dari pihak perempuan kepada pihak pria. Ayah pengantin perempuan biasanya memberikan Belis yang lebih murah kepada keluarga mempelai laki-laki agar tidak diremehkan di keluarga.
Menariknya dalam kebudayaan NTT, besaran Belis ini bisa bernilai fantastis dan dilihat berdasarkan berbagai kriteria status sosial, pendidikan, kekayaan.
Penentuan Belis untuk perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan misalnya, jumlah hewan ternak yang menjadi mahar bisa mencapai 30 ekor. Sedangkan dari rakyat biasa, jumlahnya 5-15 ekor.
Adapula Belis yang diuangkan sebagai pengganti, misalnya laki-laki meminang gadis Manggarai, uang Belis sekitar Rp 75 - 500 juta. Uang ini termasuk pengganti hewan ternak yang diminta oleh pihak perempuan.
Baca juga:
Tari Kebalai Tradisi khas NTT, Dukungan Emosional untuk Keluarga yang Kemalangan
Biasanya Belis melamar perempuan Sumba berbentuk kerbau, kuda, perhiasan, serta parang dan tombak. Dari sisi keluarga perempuan, umumnya memberikan Belis ke pihak pria berbentuk kain tenun.
Ada pula Belis dalam bentuk 10 gading gajah yang berukuran mulai dari 30-60 cm hingga 1 meter. Ukuran panjang ini dinegosiasikan sesuai kesepakatan masing-masing keluarga. Harga satu gading berkisar Rp 20 - 30 juta.
Pihak laki-laku juga harus menyiapkan hantaran berupa arak, makanan, serta hasil pertanian dan peternakan. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Gubernur NTT Janji Kawal Keluarga Prada Lucky Tuntut Keadilan Sampai ke Pusat

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Legislator PKB Tegaskan Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, Hukum Berat Pelaku

Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Puluhan Penerbangan ke Bali Dibatalkan dan Sektor Pariwisata Terdampak

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Polda NTT Tutup Akses Jalan Maumere-Larantuka

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Naik ke Level Awas

Legislator Sebut Kasus Pelecehan oleh Aparat di NTT Merupakan Bentuk Kegagalan Paling Telanjang dari Sistem Hukum

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
