Tantangan Energi Indonesia Butuh Solusi Multidimensi

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 22 September 2022
Tantangan Energi Indonesia Butuh Solusi Multidimensi

Industri migas saat ini juga tengah fokus untuk menurunkan emisi karbon. (Foto: IPA)

Ukuran:
14
Audio:

PERMINTAAN energi primer global akan terus tumbuh seiring meningkatnya kebutuhan energi, karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, anggota G20 dan negara-negara di dunia telah menetapkan target pencapaian net zero emission (NZE) sejalan dengan adanya Perjanjian Paris.

Komitmen Indonesia untuk mencapai target NZE terus digaungkan, salah satunya melalui transisi energi. Bahkan transisi energi menjadi salah satu topik utama yang akan dibahas dalam KTT G20 November mendatang di Bali. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia menargetkan penurunan emisi hingga 29 persen dengan upaya sendiri atau hingga 41 persen dengan bantuan Internasional.

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), konsumsi minyak Indonesia akan meningkat sebesar 139 persen, dan konsumsi gas akan meningkat hampir 300 persen. Selain itu diproyeksikan juga bahwa penduduk Indonesia akan meningkat lebih dari 23 persen menjadi hampir 350 juta dalam 30 tahun mendatang.

Dengan kondisi tersebut, industri migas Indonesia saat ini tengah menghadapi dua tantangan, yaitu memenuhi kebutuhan energi Indonesia dan mengurangi dampak emisi karbon. Menghadapi dua tantangan energi tersebut, dibutuhkan solusi multi dimensi.

Baca juga:

Tambal Subsidi Energi, Pemerintah Harus Terapkan Lagi Pajak Ekspor Batu Bara

Tantangan Energi Indonesia Butuh Solusi Multi Dimensi
Upacara Pembukaan Pameran dan Konvensi IPA ke-46. (Foto: IPA)

"Melihat situasi ini, tantangan energi Indonesia membutuhkan solusi multi-dimensi. Percepatan transisi energi Indonesia membutuhkan upaya bersama," kata Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Irtiza H. Sayyed pada Upacara Pembukaan Pameran dan Konvensi IPA ke-46 dengan tema Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia’s Energy Needs While Mitigating Risks of Climate Change, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (21/9).

Menurut Irtiza dalam 10-20 tahun ke depan, industri hulu migas perlu mengembangkan dan menggali potensi migas Indonesia mengingat tingginya kebutuhan energi yang ada.

"Upaya ini akan memenuhi dua kebutuhan sekaligus, yaitu meningkatkan penerimaan negara dan memenuhi kebutuhan energi untuk pertumbuhan Indonesia," ujarnya.

Selain mendorong peningkatan produksi migas, lanjutnya, industri migas saat ini juga tengah fokus untuk menurunkan emisi karbon. Dalam kegiatan operasional dan produksinya, perusahaan migas terus mengembangkan berbagai teknologi yang dapat mengurangi emisi karbon dan menghasilkan energi yang lebih bersih.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam sambutan pembukaannya menyampaikan, Pemerintah Indonesia menggarisbawahi pentingnya mengatasi tantangan perubahan iklim dan transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060.

Namun demikian, peran minyak dan gas bumi dalam transisi energi sangat penting karena bahan bakar fosil masih memegang peranan penting dalam tuntutan pemenuhan energi nasional. "Untuk itu diperlukan proses transisi yang terukur dan harus mengelola sistem energi untuk disesuaikan," ungkap Arifin.

Baca juga:

Lonjakan Harga Pangan dan Energi Bisa Picu Kerusuhan Sosial

Tantangan Energi Indonesia Butuh Solusi Multi Dimensi
Tantangan energi Indonesia membutuhkan solusi multi-dimensi. (Foto: Unsplash/Zbynek Burival)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, peran industri migas bahkan lebih signifikan karena Indonesia mendukung Perjanjian Paris untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050 atau sebelumnya dengan menyediakan energi bersih.

"Ini bukan tugas yang mudah karena kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan pada saat yang sama akan membutuhkan sumber energi yang melimpah, terjangkau, dan dapat diandalkan," kata Luhut.

Luhut juga menyampaikan Indonesia masih sangat menarik untuk para investor. Pasalnya, pertumbuhan Indonesia selama tiga kuartal terakhir lebih dari lima persen meskipun konflik terjadi di Ukraina, dan dunia masih belum pulih dari pandemi.

"Ini mengesankan dibandingkan dengan tetangga kita dan bahkan negara maju. Saya mengapresiasi semua pihak, termasuk industri migas, yang telah mendukung pencapaian tersebut, satu hal yang pasti adalah orang ingin berinvestasi di Indonesia," katanya.

IPA Convex 2022 yang diselenggarakan bersama Dyandra Promosindo sebagai co-organizer, dan didukung Kementerian ESDM dan SKK Migas ini berlangsung secara hybrid selama tiga hari, 21-23 September 2022. (and)

Baca juga:

Susun Revisi UU Energi, Komite II DPD Kunjungi Jawa Timur

#Energi Terbarukan #Energi Alternatif
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Baru 12 Persen, Legislator Dorong Realisasi Pembangkit EBT 35 Persen Tahun Ini
Pembangkit EBT jangan terus-menerus dijadikan visi jangka panjang tanpa upaya percepatan yang konkret.
Dwi Astarini - Selasa, 05 Agustus 2025
Baru 12 Persen, Legislator Dorong Realisasi Pembangkit EBT 35 Persen Tahun Ini
Indonesia
Listrik Tenaga Surya Jadi Kunci Swasembada Energi Indonesia, Prabowo: Hitungan Saya Tidak Lama Lagi
Menurut Prabowo, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada energi dalam waktu singkat.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 29 Juni 2025
Listrik Tenaga Surya Jadi Kunci Swasembada Energi Indonesia, Prabowo: Hitungan Saya Tidak Lama Lagi
Indonesia
Antisipasi Transisi Energi, APBN Sudah Gelontorkan Rp 610 T untuk Dana Iklim
Sri Mulyani Indrawati memastikan Indonesia siap mengantisipasi dampak gejolak perekonomian global terhadap implementasi transisi energi.
Wisnu Cipto - Minggu, 11 Mei 2025
Antisipasi Transisi Energi, APBN Sudah Gelontorkan Rp 610 T untuk Dana Iklim
Indonesia
Puji Inovasi Energi Terbarukan Dewacoco, Gubernur Malut Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pemprov
Dewacoco tampil sebagai pionir dalam pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan bakar biomassa untuk mendukung operasional pabrik secara mandiri.
Wisnu Cipto - Selasa, 22 April 2025
Puji Inovasi Energi Terbarukan Dewacoco, Gubernur Malut Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pemprov
Indonesia
Demi Olah Sampah Jadi Energi Listrik, Sejumlah Aturan Bakal Dipangkas
Demi mengolah sampah jadi energi listrik, maka sejumlah aturan akan dipangkas.
Soffi Amira - Jumat, 07 Maret 2025
Demi Olah Sampah Jadi Energi Listrik, Sejumlah Aturan Bakal Dipangkas
Indonesia
Pemerintah Larang Pembuangan Sampah di Lahan Terbuka, Bakal Langsung Diolah Jadi Energi Listrik
Pemerintah melarang pembuangan sampah di lahan terbuka. Nantinya, sampah akan diolah menjadi energi listrik.
Soffi Amira - Jumat, 07 Maret 2025
Pemerintah Larang Pembuangan Sampah di Lahan Terbuka, Bakal Langsung Diolah Jadi Energi Listrik
Indonesia
Fraksi Golkar Sarankan Prabowo Dorong Investasi Sektor Energi Terbarukan
Krusial dalam mendukung pencapaian target transisi energi, termasuk capaian emisi nol bersih atau NZE pada 2060.
Dwi Astarini - Jumat, 25 Oktober 2024
Fraksi Golkar Sarankan Prabowo Dorong Investasi Sektor Energi Terbarukan
Video
Bukan EV, Menurut Toyota, Masa Depan Otomotif Adalah Hidrogen
Pemerintah saat ini sedang menghitung seberapa besar kenaikan harga yang dapat diterapkan pada unit LCGC oleh produsen yang mengikuti program tersebut.
Rezita Kesuma - Sabtu, 20 Juli 2024
Bukan EV, Menurut Toyota, Masa Depan Otomotif Adalah Hidrogen
Fun
China Gelontorkan Rp 179 T untuk Proyek Energi Surya, Angin, dan Batu Bara
Bagian dari upaya China untuk membangun proyek energi terbarukan sebesar 455 gigawatt.
Ikhsan Aryo Digdo - Minggu, 30 Juni 2024
China Gelontorkan Rp 179 T untuk Proyek Energi Surya, Angin, dan Batu Bara
Berita
IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi
IPA Convex 2024 kembali digelar. Kegiatan ini berfokus untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi migas.
Soffi Amira - Selasa, 14 Mei 2024
IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi
Bagikan