Tak ada Penambahan Kasus Gangguan Ginjal Akut dalam 2 Pekan Terakhir


Ilustrasi Ginjal. Foto: OpenClipart-Vectors/Pixabay
MerahPutih.com - Kasus gangguan ginjal akut mulai mereda penyebarannya. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengungkapkan dalam dua pekan terakhir tidak ada penambahan kasus gangguan ginjal akut di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kata Syahril, jumlah kasus ginjal akut pada anak tercatat 324 kasus sejak 2 November hingga 15 November 2022.
Baca Juga:
Cari Tersangka, Bareskrim Segera Gelar Perkara Kasus Gangguan Ginjal Akut
"Kita bersyukur dalam dua minggu terakhir, kasus di tanah air jumlah tidak bertambah," ujar Syahril dalam konferensi pers yang disiarkan di Youtube Kemenkes, Rabu (16/11).
Dari 324 kasus gangguan ginjal akut anak, 14 masih dirawat di RSCM. Lalu, 199 yang meninggal dunia dan 111 yang sudah sembuh.
Menurut Syahril, jumlah yang meninggal dalam dua pekan terakhir tidak ada penambahan kasus.
"Yang meninggal tetap, (tidak ada penambahan). Masih ada 27 provinsi yang saat ini melaporkan kasus ini," ucap Syahril.
Syahril yakin bahwa kasus ini disebabkan oleh intoksikasi (keracunan) etilen glikol yang ada pada obat sirop tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Baca Juga:
Bareskrim Telah Periksa 2 Pejabat BPOM Terkait Kasus Ginjal Akut
Setelah Kemenkes melarang penggunaan obat sirop dan membatasi konsumsi obat sirop yang mengandung zat pelarut tambahan, terjadi penurunan kasus gagal ginjal akut hingga kini.
"Ini sebagai informasi penegasan bahwa sejak tanggal 2 November 2022 sampai sekarang, dalam dua pekan terakhir terjadi penurunan kasus, artinya kasusnya tidak bertambah," ungkap Syahril.
Sebelumnya diberitakan, gangguan ginjal akut misterius marak menyerang anak-anak. Peningkatan kasus terjadi sejak Agustus 2022. Gejala yang timbul dari penyakit ini yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare. Kemudian berlanjut pada sulit kencing, berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.
Sejauh ini, BPOM sudah mencabut izin edar tiga perusahaan farmasi, yaitu PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical Industries, dan PT Afi Farma. Kemudian pekan lalu, BPOM menarik dan memusnahkan produksi obat sirop yaitu PT Samco Farma dan PT Ciubros Farma.
Pemusnahan ini dilakukan terhadap seluruh bets produk obat sirop yang mengandung cemaran EG dan DEG melebihi ambang batas.
Indonesia pun mendatangkan obat antidotum atau penawar merek Fomepizole sebanyak 246 vial untuk pasien gangguan ginjal akut. 200 vial obat Fomepizole sudah didistribusikan ke 41 rumah sakit di seluruh Indonesia. (Knu)
Baca Juga:
Larangan Obat Sirop Berbanding Lurus dengan Penurunan Kasus Gangguan Ginjal
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gaya Hidup Picu Gagal Ginjal di Kalangan Remaja, DPR Desak Solusi Tunggakan BPJS

Cegah Gagal Ginjal Anak, Disdik DKI Inspeksi Rutin Penjualan Makanan di Sekolah
DPR Soroti Kasus Diabetes dan Gagal Ginjal Anak yang Makin Meningkat

Kebiasaan Mengonsumsi Garam Beresiko Terkena Gagal Ginjal

Nam Yoon-su Melakukan Donor Ginjal, Bagaimana Pemulihan hingga Pantangannya?

Pasien Penyakit Ginjal Kronis Butuh Terapi Obat Anemia

Di Indonesia Mayoritas Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda

Pasien Ginjal Disarankan Lakukan Konsultasi saat Ingin Berpuasa

Jokowi Setujui Pemberian Bantuan untuk Korban Gagal Ginjal Akut

Kasus Ginjal Akut, Ahli Sebut Tak Ada Hasil Autopsi Kematian karena Sirop Paracetamol
