DPR Soroti Kasus Diabetes dan Gagal Ginjal Anak yang Makin Meningkat


Ilustrasi anak. (Foto: Pexels/cottonbro stuido)
MerahPutih.com - Angka kasus diabetes dan gagal ginjal anak terus mengalami kenaikan yang cukup mengkhawatirkan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengonfirmasi, kasus diabetes anak meningkat 70 persen sejak 2010 hingga 2023.
Sementara itu, berdasarkan survei IDAI, satu dari lima anak usia 12-18 tahun, urine-nya mengandung hematuria atau proteinuria sebagai gejala awal gagal ginjal.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, menyoroti semakin rentannya anak-anak terhadap penyakit tidak menular, seperti gagal ginjal dan diabetes.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebutkan, pemerintah perlu membuat kebijakan komprehensif, mulai dari promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif.
Baca juga:
Ahli Gizi: Pengidap Diabetes Jangan Berlebihan Konsumsi Buah
"Pemerintah berkewajiban melindungi anak-anak kita dari dampak berbahaya penyakit yang kini menyerang usia muda," kata Kurniasif dalam keterangannya, Senin (29/7).
"Jangan sampai upaya kita fokus melindungi balita dari stunting tapi kecolongan di usia atasnya karena penyakit seperti gagal ginjal dan diabetes anak mengancam," sambung dia.
Ia pun meminta agar pemerintah memperkuat edukasi tentang bahayanya makanan dengan kandungan Gula, Garam, dan Lemak (GGL) berlebih, terutama pada jajanan anak.
Selain itu, Kurniasih mendorong agar ada pencantuman level kadar gula dalam makanan dan minuman kemasan oleh industri. Ia menyebut, saat ini Komisi IX sedang dalam pembahasan Panja Pengawasan Makanan Mengandung Gula, Garam, Lemak (GGL).
Baca juga:
Proses Panja GGL tersebut kini sedang meminta masukan dari PB IDI, Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, dan para pakar lainnya.
Kandungan Gula, Garam dan Lemak yang berlebih dalam asupan makanan, menjadi salah satu penyebab terbesar anak-anak terpapar penyakit, seperti diabetes dan gagal ginjal akibat gaya hidup.
"Ini tugas DPR bersama pemerintah menghasilkan regulasi untuk mengatur kandungan GGL termasuk pada makanan atau jajan anak-anak. Salah satunya untuk melindungi mereka dari asupan yang merusak kesehatan," ujarnya.
Namun, Kurniasih berharap, pemerintah bisa lebih cepat dalam tindakan agar fenomena semakin mudanya penderita penyakit tidak menular ini tidak menjadi bom waktu.
"Ayo kita sama-sama pasang alarm jangan sampai fenomena penyakit yang penderitanya semakin muda ini jadi bom waktu. Mencegah lebih baik daripada mengobati. InsyaAllah demi generasi mendatang kita bisa," tutup dia. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Kejagung Setor Uang Sitaan CPO Rp 13,2 T, DPR Minta Buru Aset Koruptor Lain

Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

[HOAKS atau FAKTA]: DPR Panas Dingin Menkeu Purbaya Tutup Celah Korupsi BUMN
![[HOAKS atau FAKTA]: DPR Panas Dingin Menkeu Purbaya Tutup Celah Korupsi BUMN](https://img.merahputih.com/media/f4/f3/1b/f4f31b04c835a52df665ede6077aeacf_182x135.png)
Jangan Cuma Tulis 'Renyah dan Gurih', Literasi Jadi Kunci UMKM Kaya Mendadak

Putusan MK 'Paksa' Revisi UU ASN, DPR Tegaskan Perlunya Pembentukan Lembaga Independen Baru untuk Awasi Sistem Merit

DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini

2 Syarat WNA Ekspatriat Boleh Jadi Bos BUMN Versi Legislator

RDPU HIMASAL Lirboyo dengan DPR Bahas Konten Exposed Uncensored Trans 7

Nyawa Angga Melayang Buntut Bullying Ganas di Grobogan, Polisi Diminta Profesional dan Transparan

Komisi III DPR Mau Rombak KUHAP, Intip Jurus Damai Berbasis Nilai Lokal Ala Aceh
