Sinergi Ulama, Keluarga, dan Sekolah Jauhkan Anak dari Paham Radikal

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 14 September 2016
Sinergi Ulama, Keluarga, dan Sekolah Jauhkan Anak dari Paham Radikal

Siswa sekolah ISIS (Foto: Facebook/Frontline)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Ulama, keluarga, dan institusi pendidikan harus bersinergi agar sekolah dan anak didiknya jauh dari paham berbau radikal. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus menata mekanisme pendidikan agar bisa lebih baik sehingga bisa melawan dan terhindar dari faham itu.

“Baik keluarga, ulama dan sekolah harus bersinergi agar anak-anak kita jauh dari faham radikalisme. Tiga hal ini, terutama peran ulama sangat penting agar sekolah terjaga dari faham itu, “ kata staf pengajar sekaligus Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, DR Zubair Mag dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (14/9).

Menurut Zubair, pada masa awal perkembangan islam, istilah ulama diartikan sebagai seorang hakim, pengacara, saksi ahli dan pengabdi yang terkait dengan profesi hukum maupun juga pejabat birokrasi Negara.

“Ulama juga disebut sebagai elite professional dan terpelajar dan terlibat dalam segala bidang urusan kemasyarakatan dimana mereka memiliki kemampuan yang tidak dibeda-bedakan, termasuk pendidikan,” kata Zubair.

Menurutnya, ulama lebih bersifat pada individu yaitu dalam bentuk ikatan yang sangat kuat antara guru dengan murid yang kemudian guru tersebut mempercayakannya untuk mengajar yang kemudian diakui oleh kalangan para ulama yang lain dan pada akhirnya mendapat pengukuhan dari pemerintah.

Zubair menjelaskan bahwa ulama juga diakui kapasitas keagamaannya dalam bentuk pengakuan resmi oleh para penguasa sebagai pengurus masjid, sebagai guru di sekolah-sekolah dasar (maktab), madrasah-madarasah yang sekaligus bertanggung jawab terhadap mutu dan kualitas atau keberhasilan suatu jenjang pendidikan yang mereka jalani atau sebagai hakim dalam menetapkan atau memutuskan suatu perkara dalam pengadilan yang kemudian jabat ini dikenal dengan istilah 'Gadhi’.

“Sehingga perannya dalam hal menjaga dunia pendidikan dari paham radikalisme sangat penting. Dia juga harus bersinergi dengan keluarga dan sekolah,” katanya.

Menurutnya, Pemerintah juga tak kalah penting dalam menjaga dan menata mekanisme pendidikan sehingga terhindar dari faham itu. “Banyak hal yang harus dibenahi di dunia pendidikan. Semisal ajaran-ajaran agama Islam yang harus dijaga agar tetap pada koridor ajaran yang bisa diterima oleh agama Islam umumnya,” katanya.

Menurutnya, dia pernah mendapati sebuah sekolah cukup mentereng di Jakarta yang memutar film perjuangan masyarakat Palestina kemudian foto-foto yang memperlihatkan korban anak-anak yang berdarah. 

“Itu disuguhkan di sekolah-sekolah dan itu harus segera diantisipasi oleh Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan. Tidak pada tempatnya hal-hal seperti ini disuguhkan ke anak-anak sekolah dasar. Karena itu kementerian terkait juga harus sinergi untuk melawan faham-faham radikal seperti ini,” katanya 

BACA JUGA:

  1. Lawan Radikalisme Sejak Dini dengan Pendidikan Kebangsaan
  2. KPAI: Keluarga Benteng Perlindungan Anak dari Radikalisme
  3. Cegah Radikalisme, Seluruh Komponen Bangsa Diminta Jaga Empat Pilar Kebangsaan
  4. Idul Adha Persatukan Umat dari Berbagai Perbedaan
  5. Kepala BNPT Temui Pengurus MUI Bahas Penanggulangan Terorisme
#Terorisme #Teroris #Radikalisme #Islam Radikal
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Dunia
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Serangan AS ke Iran berpotensi membangkitkan sel terorisme. Indonesia pun mesti mewaspadai hal tersebut.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Bagikan