Sinergi Ulama, Keluarga, dan Sekolah Jauhkan Anak dari Paham Radikal

Siswa sekolah ISIS (Foto: Facebook/Frontline)
MerahPutih Nasional - Ulama, keluarga, dan institusi pendidikan harus bersinergi agar sekolah dan anak didiknya jauh dari paham berbau radikal. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus menata mekanisme pendidikan agar bisa lebih baik sehingga bisa melawan dan terhindar dari faham itu.
“Baik keluarga, ulama dan sekolah harus bersinergi agar anak-anak kita jauh dari faham radikalisme. Tiga hal ini, terutama peran ulama sangat penting agar sekolah terjaga dari faham itu, “ kata staf pengajar sekaligus Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, DR Zubair Mag dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (14/9).
Menurut Zubair, pada masa awal perkembangan islam, istilah ulama diartikan sebagai seorang hakim, pengacara, saksi ahli dan pengabdi yang terkait dengan profesi hukum maupun juga pejabat birokrasi Negara.
“Ulama juga disebut sebagai elite professional dan terpelajar dan terlibat dalam segala bidang urusan kemasyarakatan dimana mereka memiliki kemampuan yang tidak dibeda-bedakan, termasuk pendidikan,” kata Zubair.
Menurutnya, ulama lebih bersifat pada individu yaitu dalam bentuk ikatan yang sangat kuat antara guru dengan murid yang kemudian guru tersebut mempercayakannya untuk mengajar yang kemudian diakui oleh kalangan para ulama yang lain dan pada akhirnya mendapat pengukuhan dari pemerintah.
Zubair menjelaskan bahwa ulama juga diakui kapasitas keagamaannya dalam bentuk pengakuan resmi oleh para penguasa sebagai pengurus masjid, sebagai guru di sekolah-sekolah dasar (maktab), madrasah-madarasah yang sekaligus bertanggung jawab terhadap mutu dan kualitas atau keberhasilan suatu jenjang pendidikan yang mereka jalani atau sebagai hakim dalam menetapkan atau memutuskan suatu perkara dalam pengadilan yang kemudian jabat ini dikenal dengan istilah 'Gadhi’.
“Sehingga perannya dalam hal menjaga dunia pendidikan dari paham radikalisme sangat penting. Dia juga harus bersinergi dengan keluarga dan sekolah,” katanya.
Menurutnya, Pemerintah juga tak kalah penting dalam menjaga dan menata mekanisme pendidikan sehingga terhindar dari faham itu. “Banyak hal yang harus dibenahi di dunia pendidikan. Semisal ajaran-ajaran agama Islam yang harus dijaga agar tetap pada koridor ajaran yang bisa diterima oleh agama Islam umumnya,” katanya.
Menurutnya, dia pernah mendapati sebuah sekolah cukup mentereng di Jakarta yang memutar film perjuangan masyarakat Palestina kemudian foto-foto yang memperlihatkan korban anak-anak yang berdarah.
“Itu disuguhkan di sekolah-sekolah dan itu harus segera diantisipasi oleh Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan. Tidak pada tempatnya hal-hal seperti ini disuguhkan ke anak-anak sekolah dasar. Karena itu kementerian terkait juga harus sinergi untuk melawan faham-faham radikal seperti ini,” katanya
BACA JUGA:
- Lawan Radikalisme Sejak Dini dengan Pendidikan Kebangsaan
- KPAI: Keluarga Benteng Perlindungan Anak dari Radikalisme
- Cegah Radikalisme, Seluruh Komponen Bangsa Diminta Jaga Empat Pilar Kebangsaan
- Idul Adha Persatukan Umat dari Berbagai Perbedaan
- Kepala BNPT Temui Pengurus MUI Bahas Penanggulangan Terorisme
Bagikan
Berita Terkait
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
