Sering Dilakukan tetapi Tidak Disadari, Ini Arti Phubbing

Frengky AruanFrengky Aruan - Jumat, 19 Juli 2024
Sering Dilakukan tetapi Tidak Disadari, Ini Arti Phubbing

Ilustrasi seseorang asing dengan gawai. (Pexel/ Andrea Piacquadio)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Zaman saat ini, gawai merupakan perkakas yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, namun kondisi ketergantungan seseorang dengan ponsel pintar ini dikorelasikan dengan kesehatan mental. Istilahnya disebut dengan phubbing.

Terkadang seseorang melakukan phubbing tanpa disadari. Biasanya menaruh perhatian penuh pada gawai dianggap menjadi suatu pelarian sementara dari kejenuhan yang ada di sekitar. Padahal jika dibiarkan, tidak baik pada kesehatan mental seseorang dan orang lainnya.

Istilah 'Phubbing' diciptakan oleh McCann Group pada tahun 2012. Ia mendefinisikan phubbing sebagai hinaan terhadap telepon. Di mana seseorang lebih mementingkan gawainya ketimbang memperhatikan interaksi dengan orang lain.

Dilansir dari laman Resilience Lab disebutkan bahwa faktor seseorang melakukan phubbing ada banyak, di antaranya kecanduan ponsel pintar, rasa takut ketinggalan (FOMO), dan kehadiran media sosial di mana-mana.

Baca juga:

Eratkan Hubungan dengan Si Kecil, Terapkan Gerakan 'Satu Jam Tanpa Gawai'

Selain itu, individu melakukan phubbing karena kecemasan sosial sehingga ia beralih ke ponselnya, dan memandang ke bawah ponsel supaya bisa menghindari ketidaknyamanan sosial atau ketidaknyamanan dengan keheningan.

Adapun phubbing karena ketergantungan bisa jadi disebabkan oleh kebosanan. Misalnya, seseorang yang duduk saat makan malam sambil menatap ponselnya mungkin secara tidak sadar menghilangkan kebosanan atau menghindari percakapan yang sulit.

Seseorang melakukan phubbing bukan hanya dalam hubungan pertemanan, kerja, namun juga hubungan romantis hingga keluarga. Maka karena kompleksnya sasaran phubbing ini, fenomena antisosial ini dikaitkan dengan berbagai tantangan kesehatan mental.

Di mana phubbing mengganggu percakapan tatap muka dan menurunkan kualitas interaksi antar pribadi. Hal ini dapat memicu perasaan terkucilkan dan kesepian, yang berujung pada kondisi seperti depresi dan kecemasan.

Tak hanya itu seseorang yang terlalu phubbing dikhawatirkan akan kehilangan kemampuan bicaranya ketika dalam berinteraksi langsung, pasalnya mulai tak biasa untuk berkomunikasi dua arah. (Tka)

#Phubbing #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan