Sepak Terjang Gerakan Cerdas Berdonasi

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 05 Juli 2022
Sepak Terjang Gerakan Cerdas Berdonasi

Gotong-royong, tolong-menolong, atau saling membantu satu sama lain sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia sejak lama. (Unsplash/Josh Apel)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Prihandoko, lulusan Kajian Terorisme Universitas Indonesia, gundah. Dia sadar gotong royong, tolong-menolong, atau saling membantu satu sama lain sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia sejak lama. Bahkan tak jarang orang Indonesia berlomba-lomba dalam berdonasi dan mengunggah momen tersebut ke media sosial.

Fakta itu tentu membuat Prihandoko bangga menjadi orang Indonesia. Bahkan tak jarang orang Indonesia berlomba-lomba dalam berdonasi dan mengunggah momen tersebut ke media sosial.

Di sisi lain, fakta itu juga membuat Pri khawatir. Sebab tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan jiwa sosial demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang bertujuan melanggar hukum.

Sebagai alumnus kajian terorisme, Pri belajar bagaimana aliran dana terorisme itu diperoleh. Salah satunya melalui kedok lembaga donasi.

"Pernah ada kasus donasi dialirkan untuk terorisme," kata lelaki berkacamata dan ramah ini kepada merahputih.com (05/07).

Pri juga pernah mempelajari sejarah semasa sarjana. Dia tahu betul pola-pola akan berulang dalam sejarah. Misalnya pola penyelewengan donasi.

Baca juga:

Ini Jejak Tradisi Donasi Orang Indonesia

Donasi
Penyelewengan donasi masih berlangsung. . (Unsplash/Katt Yukawa)

Snouck Hurgronje, penasehat untuk urusan pribumi di Hindia Belanda, pernah mencatat penyelewengan dana donasi oleh pengelola dana tersebut.

"Banyak orang menyamar sebagai guru, hanya dengan maksud untuk mendapat hak semu atas hadiah-hadiah yang saleh (zakat, fitrah, sedekah) dari jemaah yang baik,” tulis Snouck dalam Nasihat-Nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889—1936.

Zaman baru bergulir, orang modern terlahir. Penyelewengan donasi masih berlangsung. Bentuknya bisa beda, tapi polanya bakal sama.

Karena itu, Pri berinisiatif mengamalkan studinya untuk sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Bersama Garnadi Walanda Dharmaputra, temannya satu kajian, Pri menggagas sebuah gerakan yang diberi nama #CerdasBerdonasi.

Mengusung slogan "Ayo teliti. Awas manipulasi.", #CerdasBerdonasi bertujuan mengajak publik supaya lebih teliti dan hati-hati sebelum berdonasi atau memberi sumbangan ke mana pun. "Ini sebuah gerakan bersama agar kita saling mengingatkan," ujar Pri.

Baca juga:

Tips Aman Berdonasi Tanpa Diselewengkan

Donasi
Bahkan tak jarang orang Indonesia berlomba-lomba dalam berdonasi dan mengunggah momen tersebut ke media sosial. (Unsplash/Connor Hall)

Pri memperkirakan potensi penyelewengan cukup besar mengingat statistik Indonesia berada di posisi teratas di negara paling dermawan dengan skor 69 persen pada 2021. "Itu statistik berdasarkan Charities Aid Foundation (CAF), yayasan yang bergerak di bidang amal dengan jangkauan global," lanjut Pri.

Pri menjelaskan, niat dan rasa ikhlas seringkali ditempatkan secara tidak tepat ketika berdonasi. Orang-orang yang mempunyai motif jahat atau kriminal sering memanipulasi dua hal ini untuk memperalat para donatur. Akibatnya bantuan masyarakat tak sampai ke mereka yang benar-benar membutuhkan.

Untuk menghindari penyelewengan, Pri dan Garnadi rutin membuat konten di berbagai kanal media sosial, yakni Instagram (@cerdasberdonasi), TikTok (@cerdasberdonasi), Twitter (@cerdasberdonasi), dan Facebook Fanpage (Cerdas Berdonasi).

"Sayang sekali kalau niat mulia untuk membantu sesama ternyata tak sampai ke tangan si penerima," ujar Pri.

Tapi sikap teliti dan waspada bukan sama sekali bertujuan bikin kegiatan donasi dan lembaga donasi jadi pasti buruk dan korup. Melainkan ikhtiar untuk menjamin dana tersebut sampai ke orang yang tepat.

Baca juga:

BNPT Sebut Wilayah Cirebon Rawan Terorisme

#Donasi #Kasus Korupsi
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Kasus Korupsi Gubernur Riau: Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' sampai Rp 7 Miliar
KPK menetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid sebagai tersangka dugaan korupsi terkait permintaan fee atau 'jatah preman' sebesar 5 persen dari proyek PUPR-PKPP tahun 2025 senilai Rp 177,4 miliar.
Ananda Dimas Prasetya - 1 jam, 13 menit lalu
Kasus Korupsi Gubernur Riau: Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' sampai Rp 7 Miliar
Indonesia
KPK Tetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid dan 2 Pejabat Sebagai Tersangka Korupsi Pemerasan Anggaran 2025
KPK menetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid dan dua pejabat lain sebagai tersangka korupsi pemerasan anggaran tahun 2025 di lingkungan Pemprov Riau.
Ananda Dimas Prasetya - 1 jam, 57 menit lalu
KPK Tetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid dan 2 Pejabat Sebagai Tersangka Korupsi Pemerasan Anggaran 2025
Indonesia
DPR Jelaskan Alasan Uang Pengganti Tak Melanggar UUD 1945, Bisa Jadi Senjata Rahasia Jaksa Sita Aset Koruptor
Oleh karena itu, permohonan tersebut seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) atau setidaknya ditolak secara keseluruhan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
DPR Jelaskan Alasan Uang Pengganti Tak Melanggar UUD 1945, Bisa Jadi Senjata Rahasia Jaksa Sita Aset Koruptor
Indonesia
Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, PKB: Kami Hormati Proses Hukum
Gubernur Riau, Abdul Wahid, terjaring OTT KPK, Senin (3/11). PKB pun menyebutkan, bahwa pihaknya menghormati proses hukum.
Soffi Amira - Selasa, 04 November 2025
Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, PKB: Kami Hormati Proses Hukum
Indonesia
Gubernur Riau Abdul Wahid Tiba di KPK usai Kena OTT, Jalani Pemeriksaan Lanjutan
Gubernur Riau, Abdul Wahid, tiba di Gedung KPK usai terjaring OTT pada Senin (3/11) kemarin.
Soffi Amira - Selasa, 04 November 2025
Gubernur Riau Abdul Wahid Tiba di KPK usai Kena OTT, Jalani Pemeriksaan Lanjutan
Indonesia
Puluhan Tas Mewah hingga Logam Mulia Milik Harvey Moeis dan Sandra Dewi yang Dirampas Negara Segera Dilelang untuk Umum
Tas mewah Sandra Dewi jumlahnya mencapai 88 buah.
Dwi Astarini - Senin, 03 November 2025
Puluhan Tas Mewah hingga Logam Mulia Milik Harvey Moeis dan Sandra Dewi yang Dirampas Negara Segera Dilelang untuk Umum
Indonesia
Praswad Sebut Ada Indikasi Kuat Korupsi di Proyek Whoosh, Minta KPK Bertindak Independen
Mantan penyidik senior KPK, Praswad Nugraha menilai, adanya indikasi kuat dalam dugaan korupsi proyek Whoosh.
Soffi Amira - Jumat, 31 Oktober 2025
Praswad Sebut Ada Indikasi Kuat Korupsi di Proyek Whoosh, Minta KPK Bertindak Independen
Indonesia
KPK Sita Pabrik dan Pipa 7,6 KM PT BIG di Cilegon Terkait Kasus Jual Beli Gas PGN
PT BIG merupakan bagian dari ISARGAS Group dijadikan agunan dalam perjanjian jual beli gas antara PGN dan PT IAE.
Wisnu Cipto - Jumat, 31 Oktober 2025
KPK Sita Pabrik dan Pipa 7,6 KM PT BIG di Cilegon Terkait Kasus Jual Beli Gas PGN
Indonesia
Kembali Dipanggil, KPK Dalami Hubungan Rajiv dengan Tersangka Kasus Korupsi CSR BI
KPK kini sedang mendalami hubungan Anggota DPR dari fraksi NasDem, Rajiv, dengan para tersangka kasus korupsi CSR BI.
Soffi Amira - Kamis, 30 Oktober 2025
Kembali Dipanggil, KPK Dalami Hubungan Rajiv dengan Tersangka Kasus Korupsi CSR BI
Indonesia
Terungkap, Oknum Wartawan Mengaku Bisa Amankan Kasus Pemerasan TKA di KPK Ternyata Pemain Lama
Bayu Widodo Sugiarto pernah melakukan modus serupa pada tahun 2011 terhadap Mindo Rosalina Manullang dalam kasus suap Wisma Atlet.
Wisnu Cipto - Selasa, 28 Oktober 2025
Terungkap, Oknum Wartawan Mengaku Bisa Amankan Kasus Pemerasan TKA di KPK Ternyata Pemain Lama
Bagikan