Sebut NATO Takut Rusia, Presiden Ukraina Tak Sudi Lagi Berlutut Memohon Gabung

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 09 Maret 2022
Sebut NATO Takut Rusia, Presiden Ukraina Tak Sudi Lagi Berlutut Memohon Gabung

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyapa warga Ukraina di Kyiv, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). Instagram/@zelenskiy_official/via REUTERS/WSJ/cfo)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Ukraina menegaskan tidak mau lagi memaksakan diri bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Negara yang tengah menghadapi invasi Rusia itu mengaku kecewa dengan respons NATO dalam menyingkapi aksi serangan Kremlin yang sudah berlangsung hampir dua pekan ini.

"Kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam wawancara yang disiarkan ABC News Senin (7/3) lalu, seperti dilansir AFP.

Baca Juga:

Menelisik Akar Budaya Rusia-Ukraina, Kakak Beradik yang Kini Terlibat Perang

Awalnya, Zelensky memang berkeinginan menjadi anggota NATO, yang menjadi salah satu masalah sensitif alasan Rusia melancarkan serangan ke Ukraina. Kini, Zelensky menyebut aliansi pertahanan negara-negara barat itu takut berkonfrontasi dengan Rusia.



Lebih jauh, orang nomor satu di Ukraina itu menegaskan tidak sudi menjadi presiden dari negara yang memohon-mohon hingga berlutut untuk diterima menjadi anggota NATO. "Aliansi (NATO) takut akan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Rusia," imbuh Presiden Zelensky, dilansir AFP, Rabu (9/3).

NATO Kerahkan Pasukan NRF untuk Hadapi Invasi Rusia-Ukraina, Apa Itu?
NRF, pasukan Khusus NATO yang siaga mengantisipasi invasi Rusia ke Ukraina merembet ke negara-negara anggota aliansi. (Foto: JFC Brunssum - NATO)

Dalam tanggapan lain yang ditujukan untuk menenangkan Moskwa, Zelensky juga mengaku terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.

Rusia sendiri telah mengatakan tidak ingin negara tetangga Ukraina bergabung dengan NATO, yang lahir pada awal Perang Dingin untuk melindungi Eropa dari Uni Soviet. Belakangan, Presiden Vladimir Putin geram karena NATO terus memperluas cengkeramannya ke negara-negara sekitar Rusia, termasuk Ukraina.

Moskwa menganggap perluasan wilayah NATO ini sebagai ancaman, terutama karena unsur-unsur militer aliansi Barat ini berada tepat di depan pintu negaranya. Di tengah peningkatan ketegangan ini, Rusia mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskwa. Kedua kejadian itu melatarbelakangi sikap Putin mengumumkan operasi militer di timur Ukraina mulai 24 Februari lalu. (*)

Baca Juga:

Mengenal NRF, Pasukan yang Dikerahkan NATO Mengantisipasi Invasi Rusia

#Konflik Ukraina
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
5 Dampak Mengerikan Jika Terjadi Perang Dunia III, Trauma Psikologis hingga Meningkatnya Kemiskinan
Ketegangan geopolitik yang makin intens saat ini disebut dapat memicu Perang Dunia III.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 23 Juni 2025
5 Dampak Mengerikan Jika Terjadi Perang Dunia III, Trauma Psikologis hingga Meningkatnya Kemiskinan
Dunia
Korut Tepis Isu 6.000 Tentaranya Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Hanya Ratusan
Korut telah mengirim 3.000 personel militer tambahan ke wilayah Kursk tahun ini setelah tahun lalu mengirim 11.000 tentara mereka ke Rusia
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Korut Tepis Isu 6.000 Tentaranya Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Hanya Ratusan
Indonesia
Eks Marinir TNI AL Gabung Rusia Perang di Ukraina, Satria Bisa Dihukum Kalau Masih WNI
Seorang WNI tidak diperbolehkan menjadi prajurit atau tentara negara lain sekalipun berstatus negara sahabat Indonesia.
Wisnu Cipto - Selasa, 13 Mei 2025
 Eks Marinir TNI AL Gabung Rusia Perang di Ukraina, Satria Bisa Dihukum Kalau Masih WNI
Dunia
Zelenskyy Telepon Trump 1 Jam, Langsung Setuju Hentikan Serangan ke Infrastruktur Energi Rusia
Zelenskyy sepakat untuk menghentikan salah satu serangan Ukraina ke Rusia.
Ikhsan Aryo Digdo - Kamis, 20 Maret 2025
Zelenskyy Telepon Trump 1 Jam, Langsung Setuju Hentikan Serangan ke Infrastruktur Energi Rusia
Dunia
Rusia Rebut Kursk, Ukraina Terdesak setelah AS Putus Bantuan Intelijen
Ukraina tidak bisa mengimbangi perlawanan Rusia di Kursk.
Ikhsan Aryo Digdo - Kamis, 13 Maret 2025
Rusia Rebut Kursk, Ukraina Terdesak setelah AS Putus Bantuan Intelijen
Dunia
Pakai Pendekatan Wortel dan Tongkat, Trump Hentikan Semua Bantuan Militer AS ke Ukraina
Putusan pemberhentian bantuan militer ke Ukraina itu atas perintah langsung dari Presiden Donald Trump.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 Maret 2025
Pakai Pendekatan Wortel dan Tongkat, Trump Hentikan Semua Bantuan Militer AS ke Ukraina
Dunia
Ditelepon Trump, Presiden Rusia Putin Sepakat Hentikan Perang di Ukraina
Trump mengaku telah menunjuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz dan utusan khususnya Steve Witkoff untuk memimpin negosiasi dengan Rusia dan Ukraina.
Wisnu Cipto - Kamis, 13 Februari 2025
Ditelepon Trump, Presiden Rusia Putin Sepakat Hentikan Perang di Ukraina
Dunia
Pentagon Deteksi 10.000 Tentara Korut Sudah Berada di Perbatasan Ukraina
Pentagon Deteksi 10.000 Tentara Korut Sudah Berada di Perbatasan Ukraina
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Oktober 2024
Pentagon Deteksi 10.000 Tentara Korut Sudah Berada di Perbatasan Ukraina
Dunia
Rusia Klaim Rebut Kota Kecil di Ukraina Timur
Militer Rusia mengatakan telah merebut kota kecil di Ukraina timur bernama Niu-York.
Ikhsan Aryo Digdo - Rabu, 21 Agustus 2024
Rusia Klaim Rebut Kota Kecil di Ukraina Timur
Dunia
Zelensky Klaim Ukraina Makin Kuat di Kursk, Kuras Sumber Daya Rusia
Tentara Ukraina terus melakukan serangan ke wilayah Rusia.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 19 Agustus 2024
Zelensky Klaim Ukraina Makin Kuat di Kursk, Kuras Sumber Daya Rusia
Bagikan