Satgas Nyatakan Kasus COVID-19 Tanah Air Relatif Stabil Sejak Maret 2022


Tangkapan layar Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito. (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
MerahPutih.com - Penyebaran COVID-19 di tanah air masih terus terjadi. Pada Kamis (22/9), ada 2.162 kasus baru corona. Total menjadi 6.417.490 kasus positif terjadi di Indonesia.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan, situasi pandemi COVID-19 di Indonesia relatif stabil sejak Maret 2022.
"Di Indonesia kondisi COVID-19 sudah stabil sejak puncak terakhir di bulan Maret akibat varian Omicron, sempat mengalami kenaikan di bulan Agustus namun angkanya tidak signifikan," ujarnya dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan COVID-19 Indonesia, di Jakarta, Kamis (22/9).
Baca Juga:
Belum Ada Tanda-tanda Peralihan ke Endemi, 2.162 Orang Terinfeksi COVID-19 Dalam Sehari
Ia mengemukakan, kasus aktif dan positivity rate juga terus mengalami penurunan dengan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) nasional yang stabil di angka lima persen.
Namun, lanjut dia, kasus kematian masih perlu untuk segera ditekan karena saat ini masih mencatatkan lebih dari 100 kematian dalam satu pekan.
"Angka tersebut terbilang cukup banyak karena kematian tidak hanya sekedar angka namun berarti nyawa," tuturnya, dikutip Antara.
Oleh karena itu, Wiku menekankan kesiapan Indonesia dalam mengakhiri pandemi dan memulai transisi ke endemi perlu didukung kuat dari kesadaran masyarakat, selain kesiapan pemerintah daerah.
"Kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya dan orang lain dapat terefleksi dari cakupan vaksinasi COVID-19, khususnya dosis ketiga," katanya.
Baca Juga:
Teknologi AI dapat Deteksi Suara Orang yang Terkena COVID-19
Sayangnya, ia mengatakan program vaksinasi booster pada awal tahun menuju akhir tahun ini cakupannya baru sebesar 26 persen.
Ia mengatakan pengaturan wajib booster yang dikeluarkan tanggal 26 Agustus 2022 juga belum mampu menaikkan cakupan vaksinasi booster secara signifikan, ditandai dari kenaikan cakupan yang kurang dari satu persen.
"Meskipun sudah diberlakukan penegakan aturan wajib booster untuk bepergian dan memasuki tempat umum, nyatanya kenaikan angka cakupan vaksinasi booster belum signifikan," ujarnya.
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta Kamis mencatat jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 mencapai total 62.968.993 orang atau 26,83 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19, sebanyak 234.666.020 juta orang.
"Kesimpulannya kita perlu berhati-hati dalam memaknai akhir pandemi, kita perlu melihat perspektif yang lebih luas dan lebih dalam dari aspek kesiapan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahnya untuk bersama-sama bertanggung jawab mencegah terjadinya kenaikan kasus di kemudian hari," tutur Wiku. (*)
Baca Juga:
2.384 Kasus Baru COVID-19 dalam 24 Jam, Terbanyak di Jakarta
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
