Teknologi

Teknologi AI dapat Deteksi Suara Orang yang Terkena COVID-19

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 22 September 2022
Teknologi AI dapat Deteksi Suara Orang yang Terkena COVID-19

Teknologi AI pendeteksi suara lebih efektif ketimbang tes lateral. (Unsplash/Martin Sanchez)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

COBA bayangkan ini ketika kamu menduga dirimu terkena COVID-19. Kamu mengucapkan beberapa kalimat ke ponselmu. Kemudian sebuah aplikasi memberi tahu hasil yang andal dalam waktu kurang dari satu menit.

"Kamu terdengar sakit," kerap kita katakan kepada seorang teman. Dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) perkiraan serupa dapat dibawa hingga batas baru dengan analisis suara untuk mendeteksi infeksi COVID-19.

Dengan sebuah aplikasi yang murah dan sederhana, sistem prediksi tersebut dapat digunakan di negara-negara berpenghasilan rendah atau untuk skrining massal dalam konser atau pertandingan olahraga, kata para peneliti.

Teknologi tersebut hanya contoh terbaru dalam tren yang sedang meningkat untuk mengeksplorasi suara sebagai alat diagnostik mendeteksi atau memprediksi penyakit.

Baca Juga:

Mana Lebih Bermanfaat, Lari Pagi atau Sore?

suara
Analisis ucapan AI telah terbukti membantu mendeteksi beragam kondisi penyakit. (freepik/rawpixel.com)

Selama dekade terakhir, analisis ucapan AI telah terbukti membantu mendeteksi penyakit Parkinson, gangguan stres pascatrauma, demensia, dan penyakit jantung. Penelitian telah sangat menjanjikan sehingga National Institutes of Health baru saja meluncurkan inisiatif baru untuk mengembangkan AI menggunakan suara untuk mendiagnosis beragam kondisi.

Setidaknya setengah lusin penelitian telah mengambil pendekatan ini untuk deteksi COVID-19. Dalam studi terbaru, para peneliti dari Universitas Maastricht di Belanda melaporkan model AI mereka akurat 89 persen dibandingkan dengan rata-rata 56 persen untuk berbagai tes aliran lateral. Tes suara juga lebih akurat dalam mendeteksi infeksi pada orang yang tidak menunjukkan gejala.

Satu kekurangan, tes aliran lateral menunjukkan hasil positif palsu kurang dari 1 persen, dibandingkan dengan 17 persen untuk tes suara. Namun, karena tes ini murah dan bahkan “hampir gratis”, mereka yang dites positif dapat dengan mudah melakukan tes lebih lanjut. Demikian dikatakan peneliti Wafaa Aljbawi yang mempresentasikan temuan awal dalam acara European Respiratory Society’s International Congress di Barcelona, Spanyol.

“Saya pribadi senang dengan kemungkinan implikasi medisnya,” kata Visara Urovi, PhD, seorang peneliti pada proyek tersebut dan seorang profesor Institute of Data Science di Universitas Maastricht.

“Jika kita lebih memahami bagaimana suara berubah dengan kondisi yang berbeda, kita berpotensi mengetahui kapan kita akan sakit atau kapan harus mencari lebih banyak tes dan atau perawatan,” dia menambahkan seperti diberitakan WebMD (19/9).

Deteksi suara


Infeksi COVID-19 dapat mengubah suaramu karena mempengaruhi saluran pernapasan. "Mengakibatkan kurangnya energi bicara dan kehilangan suara karena sesak napas dan saluran napas bagian atas tersumbat," demikian disebutkan dalam makalah pracetak yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Batuk kering khas pasien COVID-19 juga menyebabkan perubahan pada pita suara. Penelitian sebelumnya menemukan, disfungsi paru-paru dan laring akibat COVID-19 mengubah karakteristik akustik suara.

Bagian dari apa yang membuat penelitian terbaru terkenal adalah ukuran kumpulan data. Para peneliti menggunakan database crowd-source dari University of Cambridge yang berisi 893 sampel audio dari 4.352 orang, 308 di antaranya dinyatakan positif COVID-19.

Kamu dapat berkontribusi ke database tersebut yang semuanya anonim, melalui Cambridge’s COVID-19 Sounds App dengan merekam suara batuk tiga kali, bernapas dalam-dalam melalui mulut tiga hingga lima kali, dan membaca kalimat pendek tiga kali.

Untuk studi tersebut, jelas Urovi, peneliti Universitas Maastricht hanya fokus pada kalimat yang diucapkan. Parameter sinyal audio memberikan beberapa informasi tentang energi bicara. Angka-angka itulah yang digunakan dalam algoritma untuk membuat keputusan.

Baca Juga:

Meditasi Bantu Tidur Lebih Mudah dan Nyenyak

suara
Tes bicara dapat bekerja lebih baik daripada tes antigen, juga lebih praktis dan murah. (freepik/freepik)

Butuh validasi


Membangun penelitian ini menjadi aplikasi berarti akan membutuhkan kesuksesan fase validasi, kata Urovi. Validasi eksternal seperti dengan menguji cara kerja model dengan kumpulan data suara lainnya, bisa membutuhkan proses yang panjang.

“Fase validasi dapat memakan waktu bertahun-tahun sebelum aplikasi dapat tersedia untuk publik yang lebih luas,” kata Urovi.

Urovi menekankan, bahkan dengan dataset Cambridge yang besar, sulit untuk memprediksi seberapa baik model ini dapat bekerja pada populasi umum. Jika tes bicara terbukti bekerja lebih baik daripada tes antigen cepat, orang mungkin lebih suka opsi non-invasif yang murah.

"Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi fitur suara mana yang paling berguna dalam memilih kasus COVID-19, dan untuk memastikan model dapat membedakan antara COVID-19 dan kondisi pernapasan lainnya," demikian disebutkan dalam makalah.

Jadi, apakah tes aplikasi pra-konser di masa depan kita? Menurut Urovi, hal itu akan tergantung pada analisis biaya-manfaat dan banyak pertimbangan lainnya. Namun demikian, tes suara itu mungkin masih dapat membawa manfaat jika digunakan untuk mendukung alat skrining lain yang sudah mapan seperti tes PCR. (aru)

Baca Juga:

Rahasia Sederhana Panjang Umur

#Teknologi #Kesehatan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Fun
Xiaomi 17 Ultra Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur Lewat Baterai 6.000mAh
Xiaomi 17 Ultra sudah meraih sertifikasi global. HP ini siap meluncur lewat baterai 6.000mAh.
Soffi Amira - Minggu, 28 Desember 2025
Xiaomi 17 Ultra Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur Lewat Baterai 6.000mAh
Fun
Rilis Sebentar Lagi, Spesifikasi OPPO Reno 15, Reno 15 Pro, dan Reno 15 Pro Mini Terungkap
Spesifikasi OPPO Reno 15, 15 Pro, dan 15 Pro Mini kini sudah terungkap. HP tersebut akan segera rilis sebentar lagi.
Soffi Amira - Minggu, 28 Desember 2025
Rilis Sebentar Lagi, Spesifikasi OPPO Reno 15, Reno 15 Pro, dan Reno 15 Pro Mini Terungkap
Fun
OPPO Find X9 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Ganda 200MP, Meluncur Tahun Depan!
OPPO Find X9 Ultra dipastikan membawa kamera ganda 200MP. HP tersebut rencananya meluncur tahun depan.
Soffi Amira - Rabu, 24 Desember 2025
OPPO Find X9 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Ganda 200MP, Meluncur Tahun Depan!
Fun
Apple Mulai Bingung, Terpaksa Minta Samsung Jadi Pemasok Memori iPhone 18
Apple menggandeng Samsung untuk menjadi pemasok memori iPhone 18. Sebab, Apple mulai kekurangan pasokan memori.
Soffi Amira - Rabu, 24 Desember 2025
Apple Mulai Bingung, Terpaksa Minta Samsung Jadi Pemasok Memori iPhone 18
Fun
Bikin Penggemar Kecewa, Samsung Galaxy S26 Edge Batal Meluncur
Samsung Galaxy S26 Edge batal meluncur. Hal itu dikarenakan penjualannya menurun dan kurangnya permintaan.
Soffi Amira - Selasa, 23 Desember 2025
Bikin Penggemar Kecewa, Samsung Galaxy S26 Edge Batal Meluncur
Fun
OPPO Reno 15 Series Segera Meluncur di Indonesia, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
OPPO Reno 15 Series akan meluncur di Indonesia. OPPO Reno 15 Pro Mini akan hadir dalam dua warna.
Soffi Amira - Selasa, 23 Desember 2025
OPPO Reno 15 Series Segera Meluncur di Indonesia, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Fun
Bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7 2026, Desainnya Mirip iPhone Fold
Samsung Galaxy Z Fold 7 berikutnya akan meluncur 2026. Desainnya juga dikatakan mirip dengan iPhone Fold.
Soffi Amira - Selasa, 23 Desember 2025
Bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7 2026, Desainnya Mirip iPhone Fold
Fun
Meluncur 25 Desember, Xiaomi 17 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Telefoto Periskop 200MP
Xiaomi 17 Ultra dipastikan membawa kamera telefoto periskop 200MP. HP ini akan meluncur 25 Desember 2025.
Soffi Amira - Selasa, 23 Desember 2025
Meluncur 25 Desember, Xiaomi 17 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Telefoto Periskop 200MP
Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Fun
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
Museum MACAN meluncurkan Water Turbine Project, program pendidikan seni kolaborasi dengan Grundfos Indonesia. Angkat isu air, lingkungan, dan keberlanjutan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 Desember 2025
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
Bagikan