Headline

Ratusan Massa Demo DPRD DIY, Tuntut Rezim Jokowi Selesaikan Konflik Agraria

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 24 September 2019
Ratusan Massa Demo DPRD DIY, Tuntut Rezim Jokowi Selesaikan Konflik Agraria

Geruduk DPRD DIY, ratusan massa tuntut rezim Jokowi selesaikan konflik agraria (MP/Teresa Ika)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Ratusan massa yang tergabung dalam 'Gerakan 24 September' melakukan demonstrasi di kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Mereka menuding pemerintahan Jokowi-JK mengkapitalismekan pertanahan.

Salah satu peserta aksi massa mengatakan pemerintah saat ini tidak menjalanlan semangat land performance yang tertuang dalam UUPA No. 5 Tahun 1960.

Baca Juga:

Tak Larang Mahasiswa Demo ke Jakarta, Ini Imbauan Sri Sultan

"Rezim Jokowi-JK sekarang rezim pinokio. Pemerintahan bawah sistem kapitalisme," kata koordinator aksi Muhammad Syahran atau Aan saat diwawancarai, Selasa (24/9).

Massa aksi di Yogyakarta turut menuntut pemerintah perhatikan nasib petani
Massa aksi di Yogykarta (MP/Teresa Ika)

Ia menilai RUU KPK, RUU KUHP, serta RUU Pertanahan dan paket kebijakan lain yang diinisiasi oleh DPR pro investasi dan akan menindas rakyat.

Selain itu pemerintah sering melibatkan militer ketika melaksanakan pembebasan lahan maupun aktivitas sipil lainnya.

Berdasarkan data yang ia terima tercatat, pada 2014 terjadi 472 kasus kekerasan. Tahun 2015 terjadi 252 kasus, 2016 terjadi 450 konflik. Lalu pada 2017 terjadi 659 konflik agraria di tanah air dan sebagian besar melibatkan militer.

Baca Juga:

Keranda Mayat Hingga Spanduk Kata-Kata Nyeleneh Warnai Unjuk Rasa di Yogyakarta

Dalam kurun waktu empat tahun tersebut, ribuan korban kekerasan dan kriminalisasi agraria di wilayah-wilayah konflik baik di pedesaan maupun perkotaan banyak berjatuhan tanpa penyelesaian. Ini semakin membuktikan bahwa pemerintah tidak berpihak pada rakyat," kata dia.

Para pendemo turut membentangkan spanduk yang menyuarakan tuntutan. Mereka menuntut sebagai berikut:

1. Kembalikan militer ke barak

2. Nasionalisasi aset-aset asing di bawah kontrol rakyat

3. Hentikan perampasan tanah rakyat

4. Laksanakan land reform

5. Laksanakan reforma agraria berdasarkan semangat UUPA No 5 Tahun 1960

6. Hentikan kriminalisasi gerakan rakyat

7. Tolak paket revisi UU pembungkaman demokrasi pro investasi dan penindas rakyat (RUU KUHP, RUU Minerba, RUU Pertanahan)

8. Cabut UU No 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum

9. Cabut Perpres No 32 tahun 2011 tentang MP3EI

10. Tolak kebijakan SG/PAG

11. Menuntut transparansi data pemerintah

12. Bebaskan aktivis prodemokrasi

13. Selesaikan konflik agraria

14. Wujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan

15. Tolak perdagangan pasar bebas

16. Berikan akses pasar langsung ke petani lokal

17. Cabut UU PMA Tahun 1967

18. Cabut UU No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan

19. Wujudkan pendidikan ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan

20. Daulat petani!

21. Tuntaskan asap di Sumatera, Kalimantan dan seluruh wilayah Indonesia

22. Hentikan diskriminasi berbasis gender dalam berbagai sektor

Usai menyampaikan aspirasinya, massa pun membubarkan diri dengan tertib.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk Yogyakarta dan sekitarnya.

Baca Juga:

Ribuan Massa Membludak di Jalan Colombo, Berbagai Seruan Tuntutan Menyeruak

#Aksi Unjuk Rasa #Konflik Agraria #Presiden Jokowi #Aksi Massa
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban
KBRI Dhaka turut berkoordinasi dengan otoritas Nepal untuk membantu WNI.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 12 September 2025
Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Stasiun TV dilarang menayangkan aksi unjuk rasa, karena mengandung unsur kekerasan. Lalu, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Indonesia
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu
Perbaikan fasilitas umum yang terdampak kericuhan ditargetkan rampung pada 8 September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 September 2025
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu
Indonesia
Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik
Aksi ini menuntut soal tunjangan dan gaji DPRD DKI Jakarta yang menjadi sorotan publik.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 September 2025
Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik
Indonesia
Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut
Polisi melakukan tes urine terhadap 337 orang yang diamankan saat demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 September 2025
Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
Ketua Komisi X DPR RI meminta aparat keamanan untuk hadir secara profesional dan proporsional dalam mengawal dinamika di kampus.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
Indonesia
Bagikan Mawar Putih dan Pink untuk Polisi hingga Tentara, Ojol: Kami Tak Mau Diprovokasi Lagi
Aksi ini dilakukan sebagai simbol perdamaian sekaligus upaya meredam potensi kerusuhan dan aksi anarkistis.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Bagikan Mawar Putih dan Pink untuk Polisi hingga Tentara, Ojol: Kami Tak Mau Diprovokasi Lagi
Indonesia
Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi
'Penumpang Gelap' demo langsung merusak, melempari petugas, kemudian merusak beberapa kendaraan.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi
Indonesia
Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP
Polda Metro Jaya belum membeberkan bentuk hasutan yang diduga dilakukan Delpedro di media sosial.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP
Bagikan