Rasa Bersalah yang Muncul Pasca Kanker


Memerangi kanker itu traumatis, jadi tidak heran rasa bersalah dapat berperan dalam kesehatan emosional. (Foto: freepik/rawpixel)
SEMBUH dari penyakit kanker dan bisa bertahan hidup merupakan hal yang perlu dirayakan. Meskipun menyenangkan tapi juga bisa memunculkan emosi lain. Salah satu emosi itu yaitu rasa bersalah. Apa yang membuat merasa bersalah?
Dilansir dari compassoncology.com sebagai penyintas kanker pasti akan mengalami perubahan hidup yang signifikan. Seperti bertemu dengan penderita kanker lain dan bersama-sama berjuang untuk sembuh. Tapi takdir setiap orang tidak sama, di saat berjuang tak disangka kita harus kehilangan teman seperjuangan tersebut. Kamu pun merasa bersalah dan terbebani dengan pertanyaan, 'mengapa mereka dan bukan saya?'.
Baca Juga:
4 Tips Menjaga Kesehatan Pikiran saat Aktivitas Mulai 'Burn Out'

Penting untuk diketahui bahwa ini sebenarnya perasaan yang normal, namun tidak boleh diabaikan. Rasa bersalah para survivor dianggap sebagai bagian dari gangguan stres pasca-trauma. Saat mereka memiliki perasaan sedih yang luar biasa, merasa bersalah terus menerus, pikiran tidak berharga atau pikiran untuk mengakhiri hidupnya.
Perasaan itu biasa terjadi pada siapa saja yang mengalami sesuatu yang tragis dalam hidupnya dan dapat selamat. Bahkan hal ini terjadi pada para veteran perang ketika mereka kehilangan sesama rekannya di medan perang.
Memerangi kanker itu traumatis, jadi tidak heran rasa bersalah dapat berperan dalam kesehatan emosional. Terkadang rasa bersalah adalah untuk orang yang dicintai yang banyak berkorban untuk membantu dalam pertempuran melawan kanker.
Ada pula rasa bersalah yang dirasakan beberapa orang ketika diberikan kesempatan kedua dalam hidupnya. Namun menyadari bahwa ada janji yang belum ditepati saat berjuang melawan kanker. Rasa bersalah ini membuatnya merasa tertekan seolah-olah telah menghancurkan kesempatan dalam kehidupan.
Jenis rasa bersalah ini bertahan lama dan sulit untuk dihilangkan. Untuk menghindari depresi lepas kendali ini makanya mereka perlu mendapatkan dukungan setelah perawatan kanker selesai.
Pertama yang harus diingat adalah bahwa kamu bukan orang jahat karena memiliki perasaan ini. Kamu normal untuk memiliki perasaan bersalah, tetapi itu tidak baik untuk kesehatan mental kamu secara keseluruhan. Belajar mengatasi perasaan itu akan membantu kamu berdamai dengan emosi ini dari hari ke hari.
Baca Juga:

Biarkan bersedih, wajar untuk kamu berduka atas kehilangan orang-orang yang kamu kenal yang tidak bisa sembuh dari kanker. Persahabatan ini terbentuk karena menjalani perawatan bersama. Kepergian salah satu sahabat ini tak ada bedanya dengan kehilangan orang lain yang dekat denganmu.
Tidak ada yang akan menyalahkan jika kamu meluangkan waktu untuk merasa sedih atas kehilangan
seseorang yang dekat selama perawatan kanker. Namun, pastikan untuk fokus pada mereka sebagai
pribadi dan bukan pada rasa bersalah kamu sebagai 'yang beruntung'.
Sebaiknya lakukan sesuatu yang positif untuk mengenang mereka yang sudah pergi terlebih dahulu. Tindakan kebaikan untuk orang lain mengangkat suasana sedih apa pun yang mungkin kamu alami. Ketika kamu melakukannya dengan seseorang yang istimewa dalam pikiran, maka kamu menjaga ingatan bahwa mereka tetap hidup. Misalnya, kamu bisa menjadi sukarelawan di badan amal yang disukai temanmu. Kegiatan ini memberikan kamu tujuan yang sama yang mereka yakini, akan membuat ingatan mereka tetap hidup di pikiran dan hatimu.
Yang tak kalah penting adalah menujukan sikap baik. Untuk penderita kanker yang merasa bersalah karena menyebabkan gangguan pada kehidupan keluarga dan teman-teman. Kamu memiliki kesempatan untuk membalas kebaikan mereka. Ini dapat membantu meringankan rasa bersalah kamu dengan menunjukkan sikap yang baik kepada mereka yang telah banyak membantu.
Tidak perlu mahal. Ini bisa berupa ucapan terima kasih yang tulus dan tulisan tangan. Atau kamu bisa mengundang makan malam di rumah. Sikap mengumpulkan mereka bersama ini untuk menunjukkan rasa terima kasih yang penting.
Rasa bersalah menyebabkan stres. Stres kemudian bisa menjadi pemicu akan penyakit atau masalah yang lain. Temukan cara untuk meredakannya agar tidak mengendalikan emosi kamu.
Baca Juga:

Yang tak kalah penting adalah menujukan sikap baik. Untuk penderita kanker yang merasa bersalah karena menyebabkan gangguan pada kehidupan keluarga dan teman-teman. Kamu memiliki kesempatan untuk membalas kebaikan mereka. Ini dapat membantu meringankan rasa bersalah kamu dengan menunjukkan sikap yang baik kepada mereka yang telah banyak membantu.
Tidak perlu mahal. Ini bisa berupa ucapan terima kasih yang tulus dan tulisan tangan. Atau kamu bisa mengundang makan malam di rumah. Sikap mengumpulkan mereka bersama ini untuk menunjukkan rasa terima kasih yang penting.
Rasa bersalah menyebabkan stres. Stres kemudian bisa menjadi pemicu akan penyakit atau masalah yang lain. Temukan cara untuk meredakannya agar tidak mengendalikan emosi kamu.
Kamu dapat mengikuti Yoga, kelas dansa, jalan-jalan dengan teman atau orang terkasih. Cobalah beberapa hal berbeda dan temukan apa yang paling bisa membantu kamu mengatasi stres. Masukkan ke dalam jadwal beberapa kali seminggu agar kamu tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengasihani diri sendiri.
Rasa bersalah orang yang selamat seharusnya tidak menjadi sesuatu yang harus dihadapi sendirian. Membuka diri kepada orang yang Anda cintai tentang apa yang kamu alami tentu saja diperbolehkan. Tapi, mari kita hadapi itu. Tidak semua orang merasa nyaman berbagi perasaan seperti ini dengan seseorang yang dekat dengan kita.
Kamu perlu berkonsultasi dengan ahli onkologi atau pekerja sosial onkologi untuk mendapatkanrekomendasi ahli dalam menangani masalah kecemasan yang mungkin kamu alami.
Carilah seorang profesional yang tahu bagaimana rasa bersalah korban dapat memengaruhi kamu dan tahu bagaimana membantu mengatasi perasaan yang ditimbulkannya. Mereka tahu persis bagaimana perasaanmu dan dapat menawarkan saran tentang cara-cara untuk memeranginya.
Kami harap, kamu mendapatkan solusi terbaik terhadap lembaran kehidupan barumu sebaik mungkin. (DGS)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
