Penyintas Kanker Berisiko Alami Gangguan Seksual


Hasrat seksual terganggu ketika seseorang sembuh dari kanker. (Foto: Unsplash/Eric Ward)
HASRAT seksual penyintas kanker berpotensi terganggu. Mereka yang sembuh dari kanker kemungkinan memiliki masalah lain, yakni ketidakpercayaan diri saat menghadapi pasangan di ranjang. Roy B. Sessions MD, dalam artikelnya di Psychology Today mengatakan dampak fisik dan emosional kanker pada seksualitas seseorang bisa sangat besar.
Dalam artikel berjudul Sexuality in the Cancer Patient, Roy menyatakan bahwa kinerja seksual penyintas kanker akan berubah seiring pulihnya kondisi kesehatan mereka dari penyakit mematikan tersebut. Contohnya pengobatan kanker pada organ seks dan daerah sekitarnya semisal prostat, perineum, testis, Mr. P, Miss V, ovarium dan kelenjar endokrin tertentu, semua ini berdampak langsung pada kinerja seksual.
Baca Juga:
Masalah Finansial jadi Faktor Utama Terhambatnya Tatalaksana Kanker
Pengobatan kanker lain, meskipun tidak memengaruhi kemampuan seksual, dapat menciptakan rasa malu dan kesadaran diri yang mengubah kepercayaan diri ketika berhubungan seks. Hal tersebut terlihat pada pengobatan kanker payudara. Kemudian kanker usus besar yang memerlukan kolostomi. Lalu berbagai kanker kepala dan leher yang memerlukan operasi perusakan seperti pengangkatan rahang dan lidah, laringektomi, gastrostomi, tabung trakeostomi hingga sarkoma tungkai yang memerlukan amputasi. Intinya, perubahan kondisi fisik pada akhirnya mengubah dinamika hubungan seksual.

Kasus yang sering terjadi ialah penurunan hasrat seskual pada perempuan yang mengidap kanker payudara. Menurut Roy, payudara melambangkan feminitas dan menjadi daya pikat seksual. Penyintas kanker payudara akan merasa minder setelah melakukan mastektomi atau operasi pengangkatan payudara. Mereka merasa tidak bisa tampil dengan sempurna di depan pasangan karena kehilangan payudara.
Bahkan, beberapa perempuan yang melewati pengobatan kanker, merasakan perubahan sangat halus pada pasangannya. Bukan karena hilangnya ketertarikan seksual, tetapi pria tidak mau menyentuh pasangannya karena takut tertular kanker.
Pria yang mengidap kanker prostat juga bisa merasakan hal serupa. Mereka yang menjalani prostatektomi atau operasi prostat akan mengalami efek samping disfungsi ereksi. Hasrat seksual secara otomatis akan hilang sepenuhnya ketika mengalami kondisi ini.
Baca Juga:
Di luar faktor-faktor ini, masih banyak faktor akibat kanker yang membahayakan gairah seks seseorang. Seperti perubahan penciuman dan rasa, xerostomia (mulut kering), kompromi estetis yang berhubungan dengan kerontokan rambut, massa otot, depresi, kelelahan, kecemasan, dan insomnia.

Terlepas dari siapapun yang mengidap kanker, baik pria atau perempuan saling membutuhkan dukungan. Penting agar para dokter bisa memahami dan memberikan semangat kepada pasien kanker. Namun, Roy mengatakan beberapa dokter tidak nyaman membicarakan hal ini kepada pasangan.
Alternatifnya, dokter biasanya akan merujuk penyintas kanker yang mengalami gangguan seksual ke terapis seks atau psikoterapis. Tentu saja, selain tenaga kesehatan, pasangan merupakan sosok paling dekat yang harus selalu siap memberikan dukungan kepada penyintas kanker. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
