PSBB Total, Ini Permintaan Pedagang Pasar Tradisional kepada Anies


Pedagang Pasar Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengantre swab test COVID-19.(ANTARA/HO-Puskesmas Duren Sawit)
MerahPutih.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tak menutup aktivitas di pasar tradisional.
Hal ini mengacu pada adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.
Penutupan akan mengganggu kehidupan para pedagang yang kini pun sudah mengalami penurunan omzet akibat sepi pembeli.
Baca Juga:
Preman Pasar Bakal Dilibatkan dalam Penertiban Protokol Kesehatan
Ia mendapati bahwa ada penurunan omzet pedagang sekitar 60 - 70 persen di DKI Jakarta.
"Kami meminta kepada pemerintah untuk menjadikan pasar tradisional sebagai pusat pondasi perekonomian lokal atau perekonomian daerah sehingga kita bisa menjaga agar pasar dan perekonomian terus tumbuh," kata Ketua Bidang Infokom DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan dalam keterangan tertulis, Jumat (10/9).
Dia mendorong agar Pemprov DKI menyiapkan berbagai langkah agar para pedagang dapat berjualan secara aman dan nyaman.
"Kami mendorong kepada pemerintah daerah untuk memberikan stimulus kepada pedagang dalam rangka menjaga agar pasar tradisional tetapa bertahan," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar Pemprov DKI melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di seluruh pasar tradisional.
Bahkan, hingga ke penyediaan sekat plastik di setiap kios-kios untuk memberi jarak antara pedagang dan penjual.
"Mendorong PD Pasar Jaya menyiapkan sekat plastik agar komunikasi yang terjadi di pasar tradisional bisa dibatasi oleh sekat plastik. Hal ini sudah dilakukan di beberapa pasar Indonesia dan hasilnya cukup efektif. Ini yang akan kita dorong untuk dilakukan di DKI Jakarta sehingga pedagang tetap bisa berjualan sebagaimana mestinya," katanya.
Walau demikian, pihkanya sadar bahwa angka penyebaran COVID-19 di ibu kota makin melesat dan mengkhawatirkan.
Maka dari itu, pihak IKKAPI akan mengoordinasikan rencana ini dengan seluruh pedagang pasar di Jakarta.
Reynaldi berharap selama PSBB penuh berlaku, pemerintah tidak menerapkan zonasi penyebaran COVID-19.
Hal tersebut akan mematikan usaha para pedagang yang berada di zona-zona tertentu.
Baca Juga:
Polisi Temukan Orang Hanya Gantungkan Maskernya di Pasar Kemayoran
Seperti diketahui, Anies memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total.
Anies menyebutkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor yakni ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.
"Dalam rapat gugus tugas percepatan pengendalian COVID-19 di Jakarta. disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu," kata Anies, Rabu (9/9).
Menurut Anies keputusan ini juga mengikuti aturan Presiden Joko Widodo yang meminta kesehatan lebih dipentingkan.
Sebagaimana diketahui, PSBB transisi di DKI Jakarta berakhir pada Kamis (10/9). (Knu)
Baca Juga:
Gibran-Bagyo Deklarasi Patuhi Protokol Kesehatan di Pasar Gede Solo
Bagikan
Berita Terkait
Gubernur Pramono: Lomba Digitalisasi Pasar Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jakarta 5,18 Persen

4 Pasar Tradisional di Jakarta Bakal Direvitalisasi, Bulan Depan Digarap

Pemprov DKI Bakal Revitalisasi Empat Pasar dengan Pendekatan Modern

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Legislator PDIP Harap Ada UU yang Batasi Pergerakan Ritel Modern

4 Alasan Belanja di Pasar Tradisional

Pj Heru Minta Pedagang Pasar Berinovasi dalam Jualan dengan Konsep Terkini

DPR Bikin Aturan Berjualan di Medsos untuk Menjaga Eksistensi Pedagang Pasar

Kunjungi Blok G Tanah Abang, Fraksi PDIP Ajak Warga Kembali Belanja di Pasar

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
