Program Prima TNI Mutiara Papua akan Digelar di 10 Wilayah


Panglima Komando gabungan wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Richard TH Tampubolon. (Foto: Ist)
MerahPutih.com - Panglima Komando gabungan wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Richard TH Tampubolon telah meluncurkan "Prima TNI Mutiara Papua" Kogabwilhan III tahun 2023, di Pulau Doom, Provinsi Papua Barat Daya pada 14 Desember lalu.
Program tersebut diinisiasi guna mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Papua.
Baca Juga:
Pangkogabwilhan III Pimpin Launching Prima TNI Mutiara Papua
"Prima TNI Mutiara Papua adalah salah satu program unggulan Kogabwilhan III dengan berbagai kegiatan guna mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Papua, untuk mengatasi kesulitan dan mendorong peningkatan kesejahteraan," ucap Pangkogabwilhan III Letjen TNI Richard di Sorong.
Richard mengatakan program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan di beberapa wilayah di Papua, terutama di 10 sasaran binter (pembinaan teritorial).
Adapun 10 Sasaran Binter terpadu di wilayah Kogabwilhan III antara lain :
1) Yonif PR 433/JS di wilayah Mapenduma, Kabupaten Nduga
2) Yonif MR 411/PDW di wilayah Kenyam, Kabupaten Nduga
3) Yonif 7 Marinir di wilayah Kabupaten Yahukimo
4) Yonif PR 330/PRA di wilayah Sugapa, Kabupaten Intan Jaya
5) Yonif R 300/BJW di wilayah Ilaga Kabupaten Puncak
6) Yonif 721/MAKKASAU di wilayah Kabupaten Lanny Jaya
7) Yonif 631 di wilayah Kabupaten Mimika
8) Yonif 310/KK diwilayah Kabupaten Pegubin
9) Yonif 623/BWU di wilayah Kabupaten Maybrat
10) Yonif 133/YS di wilayah Kabupaten Maybrat
Selain itu juga digelar di Wilayah Kampung Nayaro dan Kampung Banti Kecamatan Mimika Baru.
Baca Juga:
Letjen Richard Tampubolon Resmi Menjabat Pangkogabwilhan III
"Konsep ini akan terus kita kembangkan sesuai tipologi wilayah di bidang Ekonomi dan Sosial guna membangun kapasitas kemandirian SDM, pendidikan, pertanian, dan kesehatan," ungkapnya.
Kegiatan yang diinisiasi Kogabwilhan III ini dilaksanakan sesuai dengan Visi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, yaitu TNI yang PRIMA, di mana TNI harus Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif.
Visi tersebut dalam rangka membangun institusi TNI yang memiliki daya tahan dan daya gempur serta, guna menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang akan membahayakan integritas bangsa.
Pertama, memelihara dan memantapkan profesionalisme sebagai alat pertahanan negara. Kedua, meningkatkan kemampuan perang yang responsif dalam menghadapi lingkungan strategis.
Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan Kepolisian, kementerian, lembaga, dan komponen bangsa lainnya. Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelima, mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman.
“Sesuai visi dan misi bapak Panglima TNI, yakni “TNI PRIMA”, maka Kogabwilhan III menjabarkan dengan Program Mutiara Papua “pelindung dan perekat bangsa dengan “menabur kebaikan menuai masa depan”, yang berarti bahwa kehadiran TNI harus menjadi pelindung dan pemersatu seluruh komponen bangsa di seluruh Provinsi Papua,” ujar Pangkogabwilhan III. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Prabowo Buka Suara soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Dukung Tim Investigasi Independen dan Tolak Tarik TNI dari Pengamanan Sipil

Langkah Langkah Polisi dan TNI Bereskan Situasi Setelah Demo di Berbagai Daerah Rusuh

TNI Tegaskan Masa Pembakaran dan Pejarahan Saat Demo Cukup Terlatih dan Terorganisasi

TNI Merasa Jadi Sasaran Hoaks dan Adu Domba, Pastikan Solid bersama Polri Jaga Stabilitas Keamanan Nasional

Bantahan TNI Terkait 5 Kabar Yang Tuduh Ada Dugaan Keterlibatan TNI Dalam Demo

Perwira BAIS TNI ‘Nyaris’ Diciduk saat Demo Rusuh, Mabes TNI: Lagi Tugas Negara Memonitor Massa dan Pengumpulan Data

Tembak Mati Warga Sipil, Pratu TB Ditahan di Pomdam XVII Cendrawasih

Pastikan Situasi Tetap Aman usai Demo, Kawasan Objek Vital di Solo Dijaga TNI

IPW Apresiasi Langkah Tegas TNI-Polri, Sebut Aspirasi Harus Dilakukan dengan Cara Damai

Beda Saat Tahun 1998, Pam Swakarsa Versi Terkini Dinilai Tidak Akan Mengandung Unsur Politis yang Merugikan Publik
