Potret Buram Kanker di Indonesia: Tunggu Antrean Hingga Dua Tahun


Potret buram pengidap kanker di Indonesia (Sumber: Pexels/Miguel)
PENGIDAP kanker kerap tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat. Penyebab pertama, seringkali pasien terlambat mengetahui adanya sel kanker di tubuhnya. Mereka baru menyadari mengidap kanker saat masuk stadium lanjut. Faktor kedua karena lambannya penanganan pada pasien kanker. Dengan dua hal tersebut membuat kanker terlanjur menyebar secara cepat di tubuh. Akibatnya, nyawa pun tidak tertolong lagi.
Kurangnya penanganan kanker dari segi pelayanan kesehatan juga diakui oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Dr dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS. Dalam sebuah pertemuan virtual beberapa hari lalu, dirinya mengungkapkan terapi untuk kanker seperti radioterapi di Indonesia jumlahnya masih sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan antrian panjang. Beberapa pasien meninggal akibat terlambat ditangani. (avia)
Baca Juga:

"Layanan radioterapi untuk masyarakat di kawasan Indonesia Timur hanya tersedia di Surabaya. Pasien harus ambil nomor antrean dan menunggu satu hingga dua tahun. Efeknya banyak pasien terlambat ditangani hingga akhirnya meninggal dunia," ujarnya.
Kondisi memprihatinkan tersebut tentu mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan. Mereka pun memastikan masalah kesenjangan pelayanan kesehatan tersebut dapat ditangani secepat mungkin. "Setidaknya dalam waktu tiga tahun ini kami mengusahakan untuk menanganinya supaya layanan kesehatan bisa dirasakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia," terang Maxi.
Untuk menggaungkan semangat tersebut, Hari Kanker Sedunia 2022 yang jatuh pada 4 Februari pun mengusung tema Close the Care Gap. Artinya, Hentikan Kesenjangan Perawatan. Dengan tema tersebut diharapkan tidak ada lagi kesenjangan pelayanan kesehatan di masyarakat terkait masalah kanker. Jika masyarakat penderita kanker mendapatkan pelayanan secara cepat dan tepat, maka dapat memperbesar kesempatan untuk sembuh dan menekan angka kematian.
Baca Juga:
Kenali Kanker Kulit Ganas Melanoma

Peringatan Hari Kanker Sedunia juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat secara luas tentang bahaya kanker, upaya pencegahan, hingga cara tepat mendeteksi kanker. Dengan upaya tersebut, diharapkan ketidaktahuan masyarakat akan kanker meningkat, sehingga kesadaran masyarakat untuk memeriksa penyakit kanker sejak dini juga turut meningkat.
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri

Kenal Lebih Dekat sama Vaksin Kanker yang Bakal Dibagikan Gratis pada 2025 Mendatang
