Kesehatan

Kanker Prostat Terdeteksi Dini, Peluang Sembuh SBY Besar

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Selasa, 02 November 2021
Kanker Prostat Terdeteksi Dini, Peluang Sembuh SBY Besar

Kankernya terdeteksi sejak dini, SBY berpeluang sembuh (Foto: Instagram/@sby.yudhoyono)

Ukuran:
14
Audio:

PRESIDEN ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono atau yang dikenal SBY baru-baru ini memberi kabar kurang menyenangkan. Ia didiagnosis kanker prostat stadium awal. Informasi tersebut diungkapkan oleh staf pribadi SBY yang bernama Ossy Dermawan.

"Sesuai dengan diagnosa dari tim dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat (prostate cancer)," demikian pernyataan resmi Ossy dalam keterangan tertulis pada Selasa (2/11).

SBY tidak sendiri. Di dunia, kanker prostat tercatat sebagai salah satu kanker paling banyak diidap pria. Sementara menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) tahun 2020, jumlah pengidap kanker prostat di Indonesia menempati urutan ke-5 jenis kanker yang paling banyak di derita oleh pria Indonesia.

Baca juga:

Deteksi Kanker Prostat Sedini Mungkin

SBY
Susilo Bambang Yudhoyono idap kanker prostat (Foto: Instagram/sby.yudhoyono)

Lalu apa itu kanker prostat? Mengapa jenis kanker ini begitu menjadi momok bagi kaum adam?

Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam kelenjar prostat (kelenjar yang turut berperan dalam pembentukan cairan ejakulasi) yang umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil.

Terbentuknya kanker prostat dimulai ketika sel-sel di prostat mengalami perubahan dalam DNA mereka. DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan.

Perubahan tersebut memberi tahu sel untuk tumbuh dan membelah lebih cepat daripada sel normal. Sel abnormal itu pun terus hidup, ketika sel lain mati.

Sel abnormal yang terakumulasi membentuk tumor yang dapat tumbuh untuk menyerang jaringan di sekitarnya. Pada akhirnya, beberapa sel abnormal dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh lainnya.

Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D., mengatakan kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol dan juga obesitas.

"Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik serta kurangnya seseorang dalam berolahraga juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria," urainya.

Baca juga:

Hadir tanpa Gejala, Ini Cara Mudah Deteksi Kanker Prostat

sby
Susilo Bambang Yudhoyono menggeluti dunia seni pasca tidak lagi menjabat sebagai presiden (Foto: Instagram/@sby.yudhoyono)

Kendati penyakit yang dideritanya cukup serius, SBY cukup beruntung karena penyakit tersebut terdeteksi sejak dini. Berdasarkan hasil pemeriksaan baik melalui metode MRI, biopsi, Postrion Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan dan pemeriksaan yang lain, kanker prostat yang diderita masih berada dalam tahapan (stadium) awal.

Kanker prostat yang langsung mendapatkan penanganan di luar negeri saat masih di stadium awal berpeluang meningkatkan harapan hidup lebih panjang daripada yang terdeteksi di stadium lanjutan.

Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM menjelaskan pada pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. "Kebanyakan dari mereka datang/terdiagnosa pada usia 60-79 tahun,” ujarnya.

Kanker prostat yang terdeteksi sejak dini, ketika masih terbatas pada kelenjar prostat, memiliki luaran terbaik untuk angka harapan hidup. Strategi pengobatan terintegrasi, yang menggabungkan terapi lokal dan sistemik, dapat bermanfaat dalam penanganan kanker prostat. Namun, pemilihan strategi pengobatan bergantung pada banyak faktor, seperti preferensi pasien, dan aspek kualitas hidup. (avia)

Baca juga:

Inovasi Biopsi Robotik Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Prostat

#Kesehatan #Kanker #Kanker Prostat #Susilo Bambang Yudhoyono #SBY #SBY Sakit #Presiden SBY
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan