Polri Keluarkan Telegram Rahasia Larang Polisi Persekusi Wartawan
 Wisnu Cipto - Kamis, 22 Agustus 2019
Wisnu Cipto - Kamis, 22 Agustus 2019 
                Ilustrasi kebebasan pers. (NET)
MerahPutih.com - Wartawan Indonesia masih kerap menjadi korban intimidasi baik dari peserta aksi maupun aparat saat unjuk rasa. Kasus teranyar, beberapa wartawan mengaku diminta menghapus foto dan videonya saat tengah meliput aksi unjuk rasa di DPR/MPR menentang pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Untuk itu, Mabes Polri mengeluarkan Telegram Rahasia (TR) kepada seluruh Kabid Humas di jajaran Polda se-Indonesia untuk memberikan edukasi kepada anggota dan menjamin keselamatan wartawan saat meliput unjuk rasa.
Baca Juga: Lagi, Intimidasi Terhadap Jurnalis Terjadi
"Setiap anggota di-breffing untuk tak melakukan tindakan seperti persekusi," kata Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, kepada MerahPutih.com, di Jakarta, baru-baru ini.
 
Dedi menambahkan sudah bertemu jajaran pemimpin redaksi (pemred) media massa untuk menyusun panduan memudahkan juru warta dalam meliput kegiatan-kegiatan yang keras seperti unjuk rasa.
"Saya sudah ngomong dengan beberapa Pemred. Kami minta setiap media yang meliput ke lapangan yang sudah ada potensi bentrok, setiap wartawan pakai rompi dan tanda pengenalnya jelas," tutur dia.
Baca Juga: AJI Jakarta Kecam Intimidasi Polisi Terhadap Jurnalis Saat Meliput Demo di DPR
Polri juga mengajak organisasi wartawan seperti Aliansi Jurnalis Independen dan PWI untuk berdiskusi soal mekanisme yang tepat bagi wartawan yang meliput kegiatan-kegiatan rawan. "Kami kedepankam solusi. Sama sama kita rumuskan dan kita harus buat SOP. Agar temen teman PWI dan dewan pers untuk sosialisaikan," tegas Dedi.
 
"Saya kan bagian dari pers. Hati saya sedih kalai denger ada temen-temen yang jadi korban atau diintimidasi saat tengah meliput. Saya pun meminta kepada semua pihak untuk tetap menghormati dan menghargai kerja temen-temen wartawan," imbuh petinggi Polri itu, sambil berharap peristiwa intimidasi aparat terhadap wartawan tak lagi terulang lagi di masa depan. (Knu)
Baca Juga: Sejumlah Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Aksi 22 Mei, Terburuk Sejak Era Reformasi
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Presiden Prabowo Sebut Negara Lain Bingung Polisi Indonesia Ikut Urus Persoalan Pangan
 
                      Tak Ada Toleransi, Polri Kembangkan Sistem Deteksi Dini LGBT untuk Seleksi Calon Polisi
 
                      Mencengangkan! Polri Ungkap Ada 228 Kampung Narkoba Tersebar di Seluruh Indonesia
 
                      Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
 
                      Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
 
                      Polri Gelar SPMB SMA Kemala Taruna Bhayangkara, Mendiktisaintek: Ciptakan Generasi Cerdas hingga Berdaya Saing Global
 
                      Polri Kini Sudah Punya 672 SPPG, Paling Banyak Ada di Jawa Tengah
 
                      Ahli Gizi Sebut SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Program MBG, Dinilai Bersih dan Higienis
 
                      Mabes Polri Sebut Oknum Polisi Rusak Citra Anggota Lain, Turunkan Tingkat Kepercayaan Rakyat
 
                      Peneror Bom Sekolah Internasional NJIS Kelapa Gading Minta Tebusan Bitcoin US$ 30 Ribu
 
                      




