Polisi Klaim Bisa Dapatkan Dalang Utama Kerusuhan 22 Mei dari Buku Tabungan
Kabagpenum Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Buku tabungan yang disita pihak kepolisian dalam penyidikan sejumlah tokoh yang diduga terlibat dalam kerusuhan 22 Mei lalu dapat menjadi pintu masuk untuk mengetahui dalang utama amuk massa terseebut.
Saat ini penyidik Bareskrim tengah mendalami salah satu donatur kasus percobaan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional yang juga politisi PPP, Habil Marati.
Berdasarkan keterangan Kabagpenum Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra, dari buku tabungan yang disita, penyidik akan mendalami siapa saja yang terlibat dalam pendanaan pembelian senjata ilegal selain Habil Marati.
"Sekali lagi, apa yang sudah disampaikan adalah indikasi penyedia dana. Untuk itu, saat ini masih dilakukan pemeriksaan," ujar Asep kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/6).
Sebagaimana diketahui, pasca-kerusuhan 22 Mei, nama Habil Marati (HM) santer disebut-sebut sebagai salah satu dalangnya. Mantan pengurus PSSI itu menurut keterangan polisi menyerahkan uang dolar Singapura sebesar 15 ribu kepada Kivlan Zen. Uang itu oleh Kivlan diberikan kepada tersangka HK alias Iwan untuk membeli senjata.
Selain itu, polisi juga menyebut Habil Marati memberikan uang Rp60 juta kepada tersangka HK alias Iwan untuk dana operasional.
Lebih lanjut, menurut Kombes Asep Adi Saputra, dari pemetaan para tahanan yang menjadi terduga pelaku tersebut, nantinya akan diketahui penanggung jawab, penyandang dana, dan motivasi kerusuhan.
Terkait pengungkapan pelaku pembunuhan terhadap sembilan warga biasa, Asep mengatakan, kasus tersebut saat ini belum mampu terungkap lantaran kendala teknis yang rumit.
Tempat kejadian perkara (TKP), menurut Asep, menjadi masalah utama pengungkapan. Menurut dia, dalam proses penyidikan, TKP menjadi modal penting dalam proses penyidikan dan investigasi kematian.
Pansel: KPK Butuh Calon Pimpinan yang Kuasai Hukum Pencucian Uang
“Tidak secara keseluruhan kita mengetahui di mana TKP (meninggal dunia) terjadi,” kata Asep.
Sembilan yang meninggal dunia saat kerusuhan 21-23 Mei tiga di antaranya masih anak-anak. Mereka adalah Harun al-Rasyid (15 tahun), Raihan Fajari (16) dan Widyanto Rizki Ramadhan (17). Yang lainnya, yakni Abdul Aziz (27), Adam Nuriyan (19), Bahtiar Alamsyah (22), Farhan Syafero (31), Sandro (31).(Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Etomidate Resmi Masuk Narkotika Golongan II, Penyalahgunaan Bisa Dijerat UU Narkotika
Polisi Naikkan Temuan Kayu Gelondongan Saat Banjir Sumatera ke Penyidikan
Bareskrim Fokus Usut Sumber Kayu Ilegal Logging yang Terseret Banjir di Sungai Tamiang
Bareskrim Usut Tidak Pidana Dari Temuan Gelondongan Kayu Ditemukan Saat Bencana Banjir Sumatra
Polisi Cari Pola dan Model Pengamanan Unjuk Rasa Yang Paling Humanis
207 Ribu Ekstasi 'Tak Bertuan' Ditemukan di Tol Bakauheni, Polisi Duga Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terlibat
Polisi Bongkar Penyelundupan Narkoba Lintas Provinsi, Nilainya Capai Rp 207 Miliar
Polda Metro Segera Paparkan Temuan 2 Mayat Hangus Terbakar di Gedung ACC Kwitang
Bareskrim Polri Bersiap Tindak Importir Baju Bekas
Dukung Menkeu Purbaya, Bareskrim Polri Bakal Sikat Tuntas Pakaian Ilegal 'Thrifting' Demi Hidupkan Kembali Tekstil Domestik