Petik Laut Wujud Rasa Syukur Hasil Laut Melimpah

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 25 Agustus 2022
Petik Laut Wujud Rasa Syukur Hasil Laut Melimpah

Ritual Petik Laut dilangsungkan setiap tahun pada tanggal 27 September. (wikimedia)

Ukuran:
14
Audio:

MASYARAKAT pesisir yang tinggal di wilayah pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang, memiliki tradisi penghormatan terhadap sumber daya laut. Tradisi yang telah dilakukan cukup lama disebut sebagai ritual Petik Laut.

Ritual Petik Laut dilangsungkan setiap tahun pada tanggal 27 September. Melalui ritual Petik Laut masyarakat nelayan Sendang Biru mengungkapkan rasa syukur mereka akan hasil laut yang berlimpah yang telah mereka terima.

Baca Juga:

Sadariah yang Selalu Dipakai Pria Betawi

laut
Proses ritual Petik Laut berlangsung sekitar empat hari dan berlangsung sangat meriah. (wikimedia)

Secara geografis pantai Sendang Biru terletak sekitar 60 km di sebelah selatan kota Malang dan secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Malang. Pantai Sendang Biru merupakan pantai Lautan Selatan, tetapi karena pantai tersebut “tertutup” oleh pulau Sempu, maka pantai Sendang Biru memiliki perairan yang tenang, dan memiliki pula kekayaan sumber daya ikan yang berlimpah.

Berdasarkan letak geografis daerah Sendang Biru, masyarakat nelayan di wilayah tersebut dibedakan atas nelayan “atas” dan nelayan “bawah”. Nelayan atas adalah masyarakat nelayan yang beragama Kristen dan tinggal di daerah perbukitan. Mereka memiliki pekerjaan ganda, sebagai nelayan dan petani (berladang).

Nelayan bawah adalah nelayan yang tinggal di daerah sekitar pantai dan umumnya beragama Islam. Kehidupan sebagai nelayan, dijalani oleh nelayan atas dan bawah secara damai, melalui kebersamaan dan saling memiliki solidaritas terhadap berbagai kehidupan sosial.

Di samping nelayan yang menetap di Sendang Biru, terdapat pula pendatang yang disebut nelayan andon. Nelayan andon adalah nelayan yang berasal dari daerah di luar Sendang Biru, seperti Cilacap, Madura, Bugis, Banyuwangi, Kalimantan dan mereka menetap sementara di wilayah perairan Sendang Biru dengan mengontrak rumah selama musim melaut.

Proses ritual Petik Laut berlangsung sekitar empat hari dan berlangsung sangat meriah. Di pelabuhan Pondok Dadap dilangsungkan berbagai atraksi bagi masyarakat, seperti lomba permainan, pameran hasil kelautan, pertunjukan musik, barongsai dan sebagainya. Sehari sebelum ritual itu dilangsungkan, biasanya masyarakat nelayan melakukan upacara doa, baik secara Islam maupun secara Kristen, dan dilakukan di masing-masing tempat ibadah.

Baca Juga:

Arat Sabulungan,Sistem Kepercayaan Suku Mentawai yang Hampir Hilang

laut
Sesaji tersebut diletakkan pada getek untuk dilarungkan ke tengah laut. (wikimedia)

Sebenarnya kata “Petik laut” berasal dari kata “Petik” (Bahasa Jawa) dan laut. Petik diartikan sebagai “ambil pungut”yang merupakan kependekan dari memetik, memungut, mengambil, dan secara harafiah berarti memetik hasil usaha dari laut, atau dalam bahasa Jawa dapat berarti “ngunduh”, yang berarti memetik hasil dari kelestarian kehidupan dari laut.

Sebagian masyarakat nelayan masih percaya bahwa ada penguasa laut, yaitu Nyi Lara Kidul. Pemahaman ini muncul karena sebagian besar nelayan pantai Selatan Sendang Biru (yang berasal etnik Jawa dan Madura) menganggap Nyi lara Kidul adalah pelindung para keluarga nelayan.

Dengan demikian ritual Petik Laut memiliki simbol tertentu, dan Nyi Lara Kidul merupakan simbol sentral pada Petik Laut. Simbol-simbol itu diwujudkan melalui pemberian sesuatu (sesaji) kepada Penguasa Laut dengan melarung sesaji tersebut.

Sesaji tersebut berupa gunungan, yaitu panen hasil bumi yang disusun sedemikian rupa menyerupai gunung, dan boneka sepasang pengantin, makanan dan buah-buahan. Semua sesaji tersebut diletakkan pada getek (sampan) yang kemudian diletakkan pada kapal yang siap untuk melarungkan getek ke tengah laut.

Nyi Lara Kidul hanya sebagai simbol perantara masyarakat nelayan untuk memahami pentingnya lautan bagi mereka. Lautan harus dikuasai, dan perairan Sendang Biru harus dipertahankan agar tidak tercemar. Melalui konservasi lingkungan maka lautan menjadi sangat potensial dan fungsional untuk kehidupan para nelayan. (aru)

Baca Juga:

Kentrung, Seni Sastra Lisan Tuban dari Zaman Walisongo

#Lipsus Agustus Adat Indonesia #Tradisi #Budaya #Wisata
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Indonesia
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana membuka Ragunan hingga malam hari. Namun, hal itu langsung ditolak keras oleh fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Pulau kecil hasil reklamasi di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terancam disegel pemerintah daerah setempat.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Agustus 2025
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Indonesia
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Gunung Tambora merupakan satu-satunya balai taman nasional terlengkap di Indonesia
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Indonesia
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Politisi PKB itu mengapresiasi langkah Kemenpar dan Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) yang berkolaborasi dalam mengedepankan budaya sebagai daya tarik pariwisata Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet  Bagi Wisatawan Mancanegara
Travel
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
Sanksi internasional yang ketat untuk mengekang program senjata Korea Utara telah membuat negara tersebut kekurangan devisa.
Dwi Astarini - Jumat, 25 Juli 2025
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
Indonesia
Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
Data yang diintegrasikan antara lain dalam hal keimigrasian, bea dan cukai, kesehatan, hingga karantina yang sebelumnya diisi oleh penumpang secara terpisah.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 24 Juli 2025
Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
Indonesia
Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
Satpol PP Pariwisata bukanlah pembentukan unit baru, melainkan penugasan khusus bagi personel yang sudah ada.
Frengky Aruan - Kamis, 24 Juli 2025
Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
Bagikan