Kentrung, Seni Sastra Lisan Tuban dari Zaman Walisongo
Pertunjukan kentrung dimainkan oleh dalang dan panjak. (blorakab.go.id)
SENI tradisional Kentrung adalah seni sastra lisan atau seni bertutur yang diiringi tabuhan terbangan (rebana) dan kendang berbagai ukuran ini berasal dari Tuban, Jawa Timur. Kentrung menyebar pada masa penyebaran agama Islam di Jawa pada masa Wali Songo.
Pemberian nama kentrung sendiri berawal dari suara yang dihasilkan dari alat musik tradisional tersebut yang berbunyi trung-trung. Pada awal kemunculannya pada zaman Walisongo, dalam pementasannya, seni bertutur kentrung berisi tentang Babad Tanah Jawa, sejarah masa lalu pada masa kerajaan, terutama kerajaan Islam di Tanah Jawa, serta kisah Nabi.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ajak Masyarakat 'Eling lan Waspada', Apa Artinya?
Kesenian kentrung sangat efektif dalam upaya penyebaran Agama Islam, karena kesenian itu merupakan perpaduan Islam dan Jawa yang dibawa oleh para pedagang Islam dari Arab yang berbaur dengan orang Jawa.
Saat ini seni kentrung sudah mengalami modifikasi, awalnya hanya dimainkan oleh seorang saja yang memainkan terbangan dan bertutur, kini sudah ada yang mengiringinya.
Kini, pertunjukan kentrung dimainkan oleh dalang dan panjak yang mendongeng tanpa menggunakan wayang. Musik yang mengiringi kendang dan tamburin serta instrumen lain seperti jidor, terbang, templeng dan gong.
Baca Juga:
Berawal dari Tuban kini seni kentrung telah menyebar di berbagai daerah seperti Blitar, Tulungagung, Kediri, hingga beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Dalam perjalanannya di beberapa daerah seni kentrung mulai tergerus zaman, sehingga tinggal generasi sepuh saja yang melestarikannya. Untuk itu sangat diperlukan peran generasi muda agar kesenian ini tidak punah dan hanya tercatat dalam lembaran sejarah.
Kentrung sering dimanfaatkan masyarakat dalam hajatan dan pesta. Misalnya khitanan, perkawinan, tingkepan, boyongan rumah, ulang tahun instansi. Bahkan, dalam perkembangannya kentrung bisa untuk dialog interaktif dalam seminar di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah tertentu. (aru)
Baca Juga:
Aluk Rampe Matampu, Rangkaian Upacara yang Menyangkut Kematian
Bagikan
Berita Terkait
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'