Nilai Kehidupan dalam Kain Ulos

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Selasa, 16 Agustus 2022
Nilai Kehidupan dalam Kain Ulos

Ilustrasi kain Ulos. (Unsplash/Chris Chow)

Ukuran:
14
Audio:

KALAU kamu pergi ke acara adat orang Batak, pasti sering melihat kain ulos yang dijadikan selendang atau ikat kepala. Jenis kain yang digunakan pun ternyata tidak sembarang, loh. Kain tersebut konon harus dikenakan sesuai dengan momen kehidupan, seperti saat baru lahir, menikah, sampai meninggal.

Kain ulos termasuk ke dalam salah satu jenis kain tenun tradisional Indonesia yang secara turun temurun dikembangkan masyarakat Batak. Warna dominan ulos biasanya berupa merah, hitam, dan putih, serta dihiasi ragam tenunan. Yuk, simak lima jenis kain ulos dan kegunaannya.

Baca juga:

Jangan Salah Kaprah, Begini Aturan Ulos di Hajatan Nikahan Batak

Ulos Pinuncaan

Ulos Pinuncaan adalah kain yang terdiri dari lima bagian tenunan secara terpisah, kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu ulos. Kain ulos ini biasanya dipakai oleh Raja-Raja dalam upacara adat. Untuk rakyat biasa, ulos Pinuncaan digunakan tuan rumah pada saat pesta perkawinan atau upacara adat.

Saat pesta besar dalam acara marpaniaran (kelompok istri dari golongan hula-hula), ulos ini dipakai dengan cara dililit sebagai kain oleh tuan rumah. Ulos Pinuncaan juga diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin pria sebagai simbol bahwa mereka resmi menjadi saudara dekat.

Nilai Kehidupan dalam Ulos
Ulos kerap digunakan dalam acara adat batak. (merahputih.com/Andrew)

Ulos Ragi Hidup


Ulos Ragi Hidup adalah ulos yang memiliki nilai paling tinggi dari ulos lainnya dan dianggap sebagai ‘rajanya’ ulos karena tingkat pembuatannya paling rumit. Diberi nama Ragih Hidup atau Ragidup karena motif ulos ini melambangkan kehidupan dan coraknya memberi kesan ‘hidup’. Kain ulos ini secara umum terdiri dari tiga bagian, yakni dua sisi yang ditenun sekaligus dan satu bagian tengah yang ditenun sendiri dengan sangat rumit.

Ulos Ragidup biasanya diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua penganti pria dengan harapan agar dapat mempertahankan hidup menantunya lewat pertolongan Tuhan. Saat ada sesepuh yang meninggal, kain ini biasanya digunakan oleh si sulung.

Ulos Sibolang Pamontari


Jenis ulos Sibolang Pamontari ini biasanya dikenakan saat acara duka cita, tapi juga bisa saat suka cita. Meski bentuk motif kainnya cukup sederhana, jenis ulos ini tergolong sebagai kain tenun yang derajatnya cukup tinggi. Saat upacara pernikahan, orang tua pengantin perempuan akan memberikan ulos ini ke ayah pengantin pria sebagai bentuk mabolang-mabolangi (penghormatan).

Saat duka cita, ulos Sibolang Pamontari dikenakan sebagai tanda menghargai orang dewasa yang telah meninggal namun belum memiliki cucu. Ulos ini juga dikenakan sebagai ulos Tujung dan ditujukan pada janda yang ditinggal pihak suami.

Baca juga:

Ngunduh Mantu Bobby-Kahiyang Bawa Berkah Bagi Pengrajin Ulos Batak

ulos
Ada beragam jenis Ulos. (Merahputih.com/Andrew)

Ulos Bintang Maratur


Sesuai dengan namanya, kain ulos ini memiliki corak bintang yang teratur dan melambangkan kebijaksanaan. Selain Bintang Maratur, kain ini dikenal dengan nama siatur hamoraon, siatur marboru, siatur maranak, dan siatur hagabeon. Nilai yang terkandung dalam ulos ini adalah sikap patuh, rukun, dan kekeluargaan.

Dalam acara adat Batak Toba, ulos Bintang Maratur biasanya diberikan kepada merek yang memasuki rumah baru atau berhasil membangun rumah. Kain ini menjadi bentuk apresiasi atas keberhasilan dan kerja keras yang tak ternilai harganya. Tak hanya itu, kain ulos ini juga diberikan saat acara selamatan kehamilan yang memasuki bulan ketujuh. Harapannya saat anak itu lahir, akan disusul pula dengan kelahiran anak-anak selanjutnya.

Ulos Ragi Hotang

Ulos Ragi Hotang termasuk kain ulos berkelas tinggi namun cara pembuatannya tidak serumit ulos Ragidup. Dalam upacara pernikahan, kain ini dijadikan simbol agar terjadi ikatan batin seperti rotan (hotang). Ulos ini diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat atau disebut dengan nama ulos Hela. Pemberian ulos ini memiliki makna bahwa orang tua pihak perempuan telah menyetuji putrinya dipinang oleh pihak pria atau disebut Hela (menantu).

Saat upacara duka, ulos Ragi Hotang digunakan untuk menutup jenazah atau membungkus tulang belulang saat upacara penguburan kedua kalinya. (and)

Baca juga:

Ulos ni Tondi pada Acara Adat Pernikahan Kahiyang Ayu, Maknanya Dalam

#Lipsus Agustus Adat Indonesia #Tradisi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Indonesia
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Hingga kini tradisi Kupatan masih eksis. Masyarakat muslim berbondong-bondong berpuasa sembari menyiapkan ketupat dengan ragam bentuknya
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 April 2025
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Fun
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Pastikan April Mop untuk bersenang-senang dan membuat orang lain tertawa, bukan untuk menyakiti atau membuat mereka marah.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 April 2025
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Tradisi
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi sungkeman eksis sebagai bagian kultur budaya lokal Indonesia yaitu 'tata krama'.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi Bau Nyale menjadi terkenal dan berkembang pesat karena legenda di baliknya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 20 Februari 2025
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi
Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB
Masyarakat NTB melakukan Begawe Nyiwak sebagai ekspresi dukungan moral kepada keluarga seseorang yang meninggal dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 17 Februari 2025
Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB
Tradisi
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Belis dijadikan sebagai penghargaan buat perempuan dari pihak lelaki sebelum melakukan pernikahan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Februari 2025
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Tradisi
Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten
Tradisi Gotong Toapekong dilakukan setiap 12 tahun sekali.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 10 Februari 2025
Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten
Bagikan