Perlu Tes COVID-19? Kopi di Pagi Hari Jawabannya


Apakah kamu bisa menghirup aroma kopi di pagi hari? (Foto: 123RF/bizoon)
KEHILANGAN penciuman adalah gejala virus Corona yang relatif spesifik. Jadi, para peneliti mengatakan bangun dan mencium kopi dapat menjadi kebiasaan yang baik untuk memeriksa kesehatanmu.
Jutaan orang memulai hari dengan kopi. Dan selama pandemi ini, dari kopi yang sama muncul ketidakmampuan baru untuk mencium wanginya. Ini menjadi awal kesadaran bahwa mereka mengidap COVID-19.
Baca juga:
Sekarang, dalam pertempuran melawan pandemi, bahkan para profesional medis menyarankan agar orang-orang menghirup kopi untuk memeriksa ulang apakah mereka memiliki gejala umum ini. Jika kopi pagi kamu tidak tertangkap wanginya oleh hidung, bisa jadi diperlukan tes COVID-19, baik itu PCR atau antigen.

CDC mencantumkan 11 gejala COVID-19 di situs webnya. Tetapi sementara kebanyakan dari gejala tersebut mirip dengan beragam penyakit umum, ada satu yang lebih spesifik untuk COVID-19: hilangnya indra penciuman. Oleh banyak pasien, gejala ini digambarkan sebagai benar-benar kehilangan kemampuan membaui apa pun.
Seorang rekan mengatakan kepada saya bahwa dia bahkan dapat memasukkan minyak kayu putih ke lubang hidungnya dan tidak mencium bau apa pun. Implikasi dari gejala yang berbeda ini cukup penting karena jika kamu bangun dengan sakit kepala atau diare, ya masih dalam tahapan mungkin positif COVID-19. Namun, jika kamu bangun dan tidak bisa mencium aroma kopi di pagi hari, kemungkinan positif menjadi jauh lebih kuat.
"Kami telah lama mengetahui bahwa orang dapat kehilangan indra penciumannya setelah infeksi virus lain, seperti flu, tetapi persentase orang yang memiliki masalah dengan COVID-19 ini sangat luar biasa," kata James Schwob, seorang profesor perkembangan, biologi molekuler, dan kimiawi di Tufts University School of Medicine, AS.

"Setiap gejala yang dapat dikaitkan langsung dengan penyakit menjadi penting untuk diwaspadai, sehingga dapat digunakan untuk memandu perlu tidaknya pengetesan dan menjaga agar orang tidak menyebarkan penyakit tanpa disadari," ujar Schwob seperti diberitakan marthastewart.com (18/3).
Schwob kemudian secara khusus menyarankan penggunaan kopi sebagai cara untuk mengecek indra penciumanmu. "Salah satu hal yang bisa dilakukan dengan cukup mudah, cukup obyektif oleh seseorang di rumah adalah dengan mengambil kopi bubuk dan melihat seberapa jauh kamu bisa memegangnya dan masih mencium baunya," lanjutnya.
Baca juga:
"Atau lakukan hal yang sama dengan alkohol gosok atau sampo. Jika hidung kamu tidak tersumbat tapi kamu kesulitan mengenali bau-bauan atau aroma lain yang dikenal, kamu mungkin harus menghubungi dokter untuk melakukan tes," dia menekankan.
Dan Schwob tidak sendiri. Minggu ini, situs Daily Coffee News menulis bahwa, "tinjauan literatur ilmiah dan saran dari para akademisi tentang rasa dan bau menunjukkan lusinan contoh di mana kopi digunakan sebagai barometer untuk tes penciuman dalam COVID-19, selain karena baunya yang khas dan juga ketersediaannya yang luas secara global di rumah."

Situs tersebut mengutip artikel di jurnal medis BMJ yang menyarankan pasien dapat diminta untuk mencoba mencium kopi. Kampanye Penn State yang disebut "Stop. Smell. Be well.", menyarankan siswa menggunakan sesuatu seperti kopi untuk mengecek kemampuan penciuman mereka setiap pagi.
"Kehilangan penciuman sangat spesifik untuk COVID-19, tetapi tidak semua orang dengan infeksi SARS-CoV-2 melaporkan kehilangan kemampuan ini. Secara kritis, bisa mencium sesuatu tidak berarti kamu bebas COVID," tulis dua profesor Penn State dalam situs The Conversation.
"Tetap saja, kami menganjurkan kamu untuk Stop. Smell. Be well. Dan jika kamu benar-benar kehilangan indra penciuman, harap isolasi diri dan hubungi ahli kesehatan," mereka menegaskan. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
