Perempuan Ini Begitu Geram dengan Novel Baswedan
Terdakwa kasus pemberian keterangan palsu dalam sidang kasus e-KTP Miryam S Haryani usai menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
MerahPutih.com - Mantan anggota Komisi II DPR Miryam S Haryani mengaku keberatan dengan keputusan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta yang memvonis lima tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider tiga bulan kurungan.
Tak hanya itu, Miryam juga meluapkan kegeramannya terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang diklaim memberikan tekanan dan ancaman saat memeriksa ia ketika penyidikan kasus korupsi e-KTP Irman dan Sugiharto.
Menurutnya, Novel yang seharusnya dikenakan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 31/1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasalnya, kata Miryam, Novel yang telah memberikan keterangan palsu di persidangan Irman dan Sugiharto.
"Sekarang begini, memberikan keterangan tidak benar, ada satu penyidik yang memberikan keterangan tidak benar yaitu Novel Baswedan. Saya akan kejar ke mana pun," tegas Miryam usai divonis Majelis Hakim di Pengadilan Tipikor, Kemayoran, Jakarta, Senin (13/11).
Bahkan, Miryam berencana melaporkan Kasatgas perkara korupsi e-KTP itu ke pihak kepolisian lantaran telah memberikan tekanan dan ancaman kepada dia.
Meski demikain, Miryam belum mengetahui kapan pelaporan ke penyidik senior lembaga antirasuah itu dilakukan. Ia mengaku masih harus berkonsultasi dengan tim kuasa hukumnya.
"Saya akan konsultasi dulu dengan tim hukum saya. Yaa, nanti saya kabari," katanya.
Hukuman untuk Miryam ini lebih rendah tiga tahun. Miryam sebelumnya dituntut hukuman delapan tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider enam bulan kurungan.
Atas perbuatannya Miryam dinilai terbukti melanggar Pasal 22 jo Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Pasal 22 memberikan ancaman pidana penjara paling singkat tiga tahun dan paling lama 12 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp 600 juta. (Pon)
Baca berita terkait vonis Miryam lainnya di: Divonis 5 Tahun Penjara, Miryam: Saya Keberatan
Bagikan
Berita Terkait
Terungkap, Oknum Wartawan Mengaku Bisa Amankan Kasus Pemerasan TKA di KPK Ternyata Pemain Lama
Peluang Luhut Dipanggil Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, Begini Jawaban KPK
Politisi NasDem Dipanggil KPK Setelah Rekan Separtainya Jadi Tersangka Korupsi Rp 28 Miliar, Siapa Lagi yang Kecipratan Dana PSBI OJK?
Sekjen DPR Mangkir dari Pemeriksaan Korupsi Rumah Jabatan, KPK Jadwalkan Ulang
Kantornya Digeledah Kejaksaan, Bea Cukai Anggap Bagian Pengumpulan Data
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja Dilaporkan ke KPK, Diduga Korupsi Proyek Command Center
Dipenjara 5 Tahun, Nicolas Sarkozy Jadi Eks Presiden Prancis Pertama Masuk Bui
Legislator NasDem Apresiasi Kejagung Kembalikan Rp 13 Triliun Uang Negara dari Kasus Ekspor CPO
Hakim Pengadil Tom Lembong Bakak Disidang KY di Akhir Bulan, Tom Sampaikan Apresiasi
KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan