Penyebaran Antraks Bukti Infrastruktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Lemah


Petugas kesehatan di Kabupaten melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)
MerahPutih.com - Penyakit antraks pada ternak kembali merebak di sebagian wilayah Jawa. Korbannya pun tak hanya hewan ternak, tapi menyerang manusia.
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan mendesak pemerintah meningkatkan kewaspadaan kejadian antraks pada manusia dan hewan ternak.
Salah satunya dengan cara memberikan pengobatan profilaksis kepada populasi terpapar.
Baca Juga:
Kementan Kirim 10 Ribu Dosis Vaksin Antraks ke DIY
“Kita mesti memahami bahwa antraks ini berupa penyakit yang menyerang hewan yang dapat menular ke manusia dalam penyebarannya. Manusia bisa terinfeksi jika mengonsumsi hewan ternak tersebut dan dapat masuk langsung ke tubuh,” imbuhnya di Jakarta, Kamis (13/7).
Johan menuturkan, selama ini infrastruktur peternakan dan kesehatan hewan sangat lemah. Padahal, penyakit hewan seringkali berdampak langsung bagi gangguan kesehatan manusia serta berpengaruh nyata bagi kehidupan sosial ekonomi para peternak.
"Selama ini belum ada kesamaan langkah dan kebijakan antara pemerintah di pusat dan daerah dalam memandang dan menangani penyakit hewan yang berdampak besar bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat," jelas dia.
Johan mengingatkan pemerintah bahwa begitu banyak permasalahan yang muncul akibat lemahnya pengendalian antraks di berbagai daerah endemis.
Ia menyuarakan pentingnya membangun sistem kesehatan hewan di seluruh daerah.
Terutama menyangkut sistem surveilans di daerah endemis, sistem pelaporan ke pemerintah pusat, kecukupan ketersediaan vaksin, pelaksanaan standar kesehatan hewan dan perlindungan kesehatan hewan kepada peternak rakyat.
"Ini perlu diperbaiki saat ini,” tegas Johan.
Baca Juga:
Waspada Daging Antraks, Begini Ciri-cirinya
Legislator Dapil Nusa Tenggara Barat I itu berharap ada edukasi kepada masyarakat bahwa hewan yang mati akibat antraks harus segera dikubur atau dibakar serta tidak boleh dikonsumsi.
Sebab menurutnya, antraks adalah penyakit yang tidak dapat dibebaskan, namun hanya bisa dikendalikan.
“Kejadian ini semacam wabah penyakit hewan, namun menular kepada manusia sehingga perlu vaksin untuk mencegahnya,” tutup Johan. (Knu)
Baca Juga:
Telusur Lengkap Penyakit Antraks
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Peternak Ayam Gelar Aksi Mandi Jagung Menuntut Mentan Mundur, Harga Jagung Tembus Rp 7.000

Pemerintah Siapkan 525.995 Hektare Untuk Ekosistem Peternakan Nasional, Uji Coba di Sumba NTT

Kementan Klaim Kasus PMK Sudah Terkendali, dari Ribuan Kini Tinggal Ratusan Ternak

Pemerintah Diminta Jangan Pungut Biaya Vaksin PMK

3.000 Orang Daftar Jadi Anggota Polri Lewat Jalur Ahli Gizi dan Peternakan

Pemerintah Diminta Kembalikan Peran Bulog Serta Merangkul Peternak Sapi Lokal

Peternak Sapi Buang Susu, Legislator Ingatkan Pidato Prabowo

Aksi Protes Buang Susu Hasil Panen, Dinas Peternakan Jateng Angkat Bicara

Aksi Protes Pedagang-Peternak Boyolali Buang Susu Rp 400 Juta Buat Mandi

Peternak Buang Ribuan Liter Susu Karena Serapan Dibatasi, Diduga Utamakan Impor
